Beneran Nggak Sih Berlari Dan Berjalan Itu Bikin Kita Tetap Sehat?

Health / 20 June 2018

Kalangan Sendiri

Beneran Nggak Sih Berlari Dan Berjalan Itu Bikin Kita Tetap Sehat?

Naomii Simbolon Official Writer
1972

Beberapa orang rela bangun jam 5 pagi demi jogging di pagi hari, alih-alih malas, tapi demi sehat beberapa kilometerpun di jabanin.

Beneran bikin kita tetap sehat nggak sih?

Sebenarnya pertanyaan itu sedikit sulit dijawab, karena harus mempertimbangkan kondisi kesehatan, frekuensi, kecepatan lari dan BMI.

Dikutip dari Medicaldaily, sebuah studi menemukan pelari laki-laki dan perempuan dapat bertahan hidup rata-rata beberapa tahun lebih lama di banding mereka yang bukan pelari. Tentu saja, lari terasa lebih bikin tubuh merasa tertuntut dibanding berjalan tetapi dengan berlari kita mendapatkan hasil lebih cepat.

Selain itu, beberapa orang juga menyarankan bahwa berlari lebih efektif bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.

"Mengurangi lemak terselubung, bahkan tanpa menurunkan berat badan dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan," kata Dr. Carol Ewing Garber, seorang profesor studi biobehavorial di Columba University Teachers College.

"Lari sering kali menjadi langkah besar dalam intensitas dari berjalan, jadi sebaiknya tambahkan lari ke dalam rutinitas kamu secara bertahap."

Namun ada sebuah penelitian juga yang menunjukkan bawah perlari mungkin berisiko tinggi cedera dibanding mereka yang berjalan. Jika kamu bermasalah dengan sendi atau radang sendi, sebaiknya konsultasilah ke dokter sebelum memutuskan belari atau berjalan, karena jika kamu ternyata radang sendi parah maka berlari bisa memperburuk kondisi kamu.

James O'Keefe, seorang ahli jantung di Saint Luke's Mid America Heart Institute menunjukkan bahwa terlalu banyak berlari bisa berakibat buruk karena tubuh kita nggak bisa mempertahankan aktivitas yang menghabiskan energy seperti itu di luar titik tertentu.

"Setelah 60 menit aktivitas fisik yang intens, seperti berlari, maka bilik jantung kita akan mulai meregang dan membuat kemampuan otot sulit untuk beradaptasi," katanya.

Di sisi lain, berjalan biasanya diremehkan dalam hal dampak pada kesehatan. Dalam sebuah penelitian, berjalan hampir sama efektifnya dengan berlari karena mengurangi risiko hipertensi, kolestrol tinggi, diabetes dan penyakit jantung.

Jika kamu ingin mendapatkan dampak lebih dari berjalan kaki, maka kamu bisa melakukan pertimbangan untuk melakukan aktivitas seperti berjalan dijalur berbukit atau naik dan turun tangga.

Untuk kamu yang dewasa dan obesitas, menggunakan treadmill mungkin merupakan pilihan terbaik.

Sebuah studi 2011 menyimpulkan bahwa berjalan pada kecepatan yang relatif lambat menuju kemiringan sedang adalah sebuah strategi olahraga potensial yang dapat mengurangi risiko cedera muskuloskeletal atau penyakit patologis sekaligus memberikan stimulus kardiobaskular yang tepat pada orang dewasa yang obesitas.

Seorang ahli jantung klinis bernama Peter Schnohr merekomendasikan penggabungan dua aktivitas untuk mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia.

"Olahraga yang paling baik adalah berlari dua hingga tiga hari per minggu dengan kecepatan lambat atau rata-rata saja. Berlari setiap hari  dengan kecepatan cepat lebih dari 4 jam per minggu justru nggak menguntungkan," katanya

Mengubah intensitas dengan berjalan cepat juga bisa menjadi pilihan sempurna bagi mereka yang memilih untuk nggak berlari. Satu penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang berjalan dengan cepat memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang berjalan lambat.

Sumber : berbagai sumber/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami