Kamu Suka Main Game? Jangan Sampai Kamu Jadi Salah Satu Penderita Penyakit Ini Ya, Bahaya!
Sumber: blog.havels.com

Health / 20 June 2018

Kalangan Sendiri

Kamu Suka Main Game? Jangan Sampai Kamu Jadi Salah Satu Penderita Penyakit Ini Ya, Bahaya!

Lori Official Writer
2125

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengajukan daftar penyakit baru yang banyak menyerang populasi penduduk dunia yang disebut dengan ‘Gaming Disorder’ atau gangguan akibat game.

Pengajuan ini disampaikan kepada Internasional Classification of Diseases (ICD) pada hari Senin, 18 Juni 2018 kemarin. WHO menyebutkan bahwa penyakit gangguan game ini biasanya akan membuat penderita mengalami perubahan perilaku.

“Gaming disorder ini ditandai dengan pola perilaku dengan kecenderungan terus menerus atau berulang kali bermain game, baik itu online ataupun offline,” tulis dalam laporan tersebut.

Gejala-gejala lain yang menyertai Gaming Disorder ini juga bisa dikenali dengan perilaku adiktif atau kompulsif lainnya, termasuk tidak bisa mengontrol diri bermain game, lebih memprioritaskan bermain game daripada melakukan kegiatan yang lain. Gejala-gejala semacam ini diklaim juga menjadi penyebab munculnya risiko negatif lainnya.

“Pola perilaku adalah kondisi para yang menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap diri sendiri, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan atau bidang kehidupan lain yang penting,” terang pihak WHO.

Menyikapi hal ini, dr. Petros Levounis, Ketua Psikiatri di New Jersey Medical School di Rutgers University menyampaikan bahwa game kemungkinan besar memang akan membuat seseorang kecanduan. Lalu dia akan lupa dengan hal lain yang lebih penting, termasuk pekerjaannya. Selain itu, pecandu game akan mulai terikat dengan permainan tersebut sampai-sampai dia tak mampu mengontrol kecanduannya. Akibatnya, kecanduan ini membuatnya mengalami gangguan atau distress yang signifikan. “Orang dengan kondisi ini (gaming disorder) membahayakan fungsi akademik atau pekerjaan mereka karena jumlah waktu yang mereka habiskan selam bermain (game),” terang dr. Petros.

Sementara Douglas Gentile dari Lowa State University mengaku sudah melakukan beberapa penelitian untuk membuktikan hal ini.

“Saya dan banyak (rekan peneliti) lainnya berasumsi bahwa game itu sebenarnya bukan masalah tapi gangguan itu bisa muncul dari gejala masalah lain,” ucapnya.

Baca Juga :

Suami Kecanduan Video Games? Marah Bukan Solusi Mending Lakukan 5 Hal Ini…

Anak Kecanduan Pornografi dan Video Games? Coba Cek Perubahan Perilakunya dari 8 Ciri Ini

Dari hasil penelitian yang mereka dapatkan selama beberapa tahun kepada anak-anak yang bermain game , Gentile mengklaim bahwa mereka justru menemukan gejala dari kecanduan seperti peningkatan depresi, kecemasan, fobia sosial dan nilai sekolah yang menurun.

“Saat anak-anak bisa berhenti dari obsesi game, gejala-gejala ini malah berbalik,” terangnya.

Senada dengan Gentile, perusahaan-perusahaan game bahkan membantah hasil penemuan WHO. Mereka lebih sependapat dengan Gentile bahwa Gaming Disorder bukanlah sebuah penyakit. Tapi yang perlu diperhatikan adalah cara seseorang bermain game. Karakter seseorang juga dianggap bisa membuat mudah atau sulitnya dia kecanduan game.

Terkait pergunjingan ini, WHO masih tetap menunggu keputusan dari ICD. Karena penyakit yang satu ini dianggap penting untuk ditetapkan sebagai penyakit baru guna membantu masyarakat bisa mengenali gejala dan cara pencegahan penyakit ini.

Sumber : Nbcnews.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami