Sebentar lagi
kita akan menggelar pesta rakyat Pilkada, tepatnya 27 Juni 2018 mendatang. Itu
artinya semua warga negara yang tercatat di daerah pemilihan tertentu diwajibkan memberikan suara.
Tapi sebagaimana
pengalaman Pilkada DKI Jakarta sebelumnya, suasana politik terus memanas. Banyak
masyarakat yang kemudian melakukan kecurangan demi memperjuangkan kemenangan kelompok
tertentu. Gak segan-segan, para pelaku sosial media dikerahkan untuk menyebar fitnah dan kebencian terhadap calon tertentu.
Nah, berkaca
dari kondisi itu pula pihak kepolisian berupaya mewujudkan keamanan, ketentraman
dan kondusivitas selama Pilkada 2018 mendatang. Mereka pun merangkul anak muda yang melek sosial media untuk menangkal berita-berita hoaks.
Pihak kepolisian
pun telah menerapkan langkah ini di kota Jember. Seperti dengan dibentuknya cyber
patrol yang bertugas untuk menyelami dan mengamati dunia maya. Kapolres Jember memang
sudah menerapkan hal ini sejak tahun 2016 silam. Salah satu langkah nyatanya
dengan membentuk Whatsapp Group, Cyber Patrol Polres Jember yang berisi anak-anak muda yang melek sosial media.
Bukan hanya mengajak, Kapolres juga memberdayakan anak muda ini sebagai admin dari grup sosial media ini. “Kami merangkul netizen yang menjadi admin grup di media sosial. Kami ajak untuk menjaga Jember dari berita hoaks,” ucap Kombes Sabilul Alif, yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Tanggerang dimana sebelumnya pernah menjabat sebagai Wadirlantas Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Sabilul menegaskan
mereka bertugas untuk menyaring informasi yang terbesar di sosial media. Mereka
akan lebih dulu mencari tahu kebenaran dari berita tersebut, sebelum memberitahukannya
kepada Kasat dan Kapolsek. Apabila informasi tersebut terbukti hoaks, mereka tak akan mempostingnya dan akan menegur si pembuat informasi.
Tindakan ini
diharap bisa mengedukasi masyarakat soal cara bijak ber sosial media. Sehingga terciptalah
kondusivitas dan keamanan selama proses Pilkada mendatang.
Semoga langkah
serupa juga bisa ditiru oleh kota-kota lain ya.