Saat Orang Kristen Dianiaya, Anak-anak Korea Utara Rupanya Dibiarkan Lakukan Ini Loh…
Sumber: New York Post

Internasional / 14 June 2018

Kalangan Sendiri

Saat Orang Kristen Dianiaya, Anak-anak Korea Utara Rupanya Dibiarkan Lakukan Ini Loh…

Lori Official Writer
7730

Seorang warga Korea Utara yang saat ini tinggal di Inggris setelah berhasil melarikan diri dari negara komunis itu menyampaikan pengakuan mengejutkan soal kehidupan orang Kristen di negara asalnya itu.

Kepada Open Doors, sosok yang memiliki nama samaran John Choi ini mengaku semasa kecilnya di Korea Utara, anak seusianya telah dibesarkan dengan pemikiran bahwa orang Kristen itu jahat dan berbahaya. “Kami menyaksikan propaganda pemerintah bersamaan dengan eksekusi di depan umum. Tindakan itulah yang membuat anak-anak percaya kalau orang Kristen berniat menculik anak-anak dan (kami juga percaya) kalau salib itu jahat,” katanya, seperti dikutip dari Christiantoday.com.

Dia mengaku kali pertama menyaksikan eksekusi terhadap orang Kristen terjadi saat seorang pria dihukum karena mneyelundupkan barang-barang yang berkaitan dengan kekristenan ke Korut. “Dia telah menyelundupkan barang-barang Kristen ke dalam negeri dan membujuk orang-orang datang ke gereja. Semua desa diberitahu untuk datang dan menonton, anak-anak diijinkan menyaksikan pemandangan yang indah. Hal itu semakin meyakinkan kamu bahwa orang Kristen itu berbahaya,” terangnya.

Baca Juga :

4 Hal Ini Jadi Pertanda Baik dari Pertemuan Trump dan Kim, Salah Satunya Perdamaian Loh!

Kedapatan Punya Alkitab, Umat Kristen Korea Utara Bakal Dikenai Sanksi Berat Ini Loh…

Choi akhirnya menjadi orang percaya ssetelah dirinya melarikan diri.

“Saat saya melarikan sdiri dari Korea Utara, saya pergi ke tempat yang aman yang dikelola oleh seorang pria Kristen. Dia menyelamatkan saya tapi karena dia memakai kalung salib, saya melarikan diri dari sana. Saya ketakutan. Dia mengatakan kepada saya untuk berdoa dan berkata ‘Amin’. Kemudian saat saya dalam masalah, saya berkata, “Tolong jaga saya tetap aman, Amin.”

Choi lalu ditangkap dan dipenjara di Tiongkok, China. Di sanalah dia mulai membaca Alkitab.

“Di penjara Tiongkok saya bertemu dengan mantan gangster asal Korea Selatan. Dia punya Alkitab dan berkata skepada saya untuk membacanya. Jadi ssaya melakukannya karena saya bosan dan sudah membaca banyak buku yang lain. Saya tidak mengerti karena ditulis dengan tulisan lama. Amsal adalah satu-satunya bagian yang indah,” ucapnya.

Saat ini Choi menjadi seorang pengacara di Inggris. Dia juga fokus untuk menyelamatkan warga Korea Utara dari penindasan dan membawa mereka menikmati kehidupan yang bebas seperti yang dia dapatkan saat ini di Inggris. “Saya mau generasi berikutnya mendapatkan kebebasan. Saat ada gereja di kota asal saya di Korea Utara maka impian saya akan terwujud. Saat orang Korea Utara bisa pergi ke gereja dan bebas berbicara soal iman mereka dan bebas mengeskpresikannya maka negara itu akan punya kesempatan jadi negara yang bebas,” katanya.

Harapan serupa juga disampaikan oleh orang-orang Kristen Korea Selatan, tetangga dekat negara komunis itu. Sekalipun hubungan kedua negara ini terus memanas, tapi orang-orang Kristen Korea Selatan tak henti berdoa bagi terwujudnya ‘kebebasan, penginjilan dan transformasi’ di Korea Utara. Mereka berharap Tuhan menaruh belas kasihan atas bangsa tersebut dan suatu saat kedua negara ini akan bisa bersatu kembali.

Soal perjuangan ini, kita optimis bahwa pertemuan antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa, 12 Juni 2018 kemarin akan membuahkan hasil yang baik. Sehingga ke depan kita bisa melihat kehidupan orang Kristen di negara itu semakin membaik.

Sumber : Christiantoday.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami