Pertengkaran
kecil yang terjadi di rumah bisa sangat mempengaruhi psikologis anak. Saat anak
dan orang tua mulai beradu argumen dengan sangat hebat dan tanpa disadari orangtua
akhirnya melontarkan ucapan bernada ‘mengusir’, maka anak akan meresponinya dengan serius.
Saat anak memutuskan
kabur dari rumah, orangtua pastinya akan mulai cemas dan ketakutan. Karena sekalipun
dalam kondisi penuh amarah, orangtua tetap menyimpan rasa sayang yang terdalam kepada anak-anaknya.
Seperti kisah
anak yang hilang (Lukas 15: 11-23), orangtua pasti akan melakukan apap saja untuk
membawa pulang anaknya. Teladan seorang ayah yang digambarkan di dalam kisah inilah
yang memberi pengetahuan kepada orangtua tentang apa yang harus dilakukan untuk membawa kembali pulang anak yang kabur atau pergi dari rumah.
Dikutip dari
Charismamag.com, berikut 6 cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membujuk anak kembali pulang.
1. Berhentilah menyalahkan diri sendiri maupun anak
Orang tua bertanggung
jawab atas anaknya. Mudah sekali bagi kita untuk berpikir kalau orang tua yang
sempurna akan menghasilkan anak yang sempurna. Sebaliknya, kita juga sering berpikir
kalau anak yang tidak sempurna adalah hasil pengasuhan yang salah dari orang tua.
Tapi
tahukah kamu kalau sebenarnya pemikiran ini bisa dipakai oleh si iblis untuk merusak.
Tuhan bahkan tak pernah merancangkan hal yang salah terhadap Adam dan Hawa. Karena
itu, sekalipun kamu adalah orang tua yang baik belum tentu kamu akan melahirkan
anak yang baik seperti yang kamu mau. Karena Roh Kudus sendirilah yang mampu membantumu untuk mengubahkan hati anak-anakmu.
Jadi,
jangan pernah menyesali diri atau menyalahkan diri sendiri atas apa yang
terjadi. Sebaliknya, mintalah pertolongan dari Tuhan untuk memulihkan hubunganmu kalian.
2. Pergi dan mintalah pengampunan kepada anakmu.
Sebagai orang
tua, kadang kala kita gengsi meminta maaf kepada anak. Sekalipun itu adalah kesalahan
kita, kita tetap saja mengeraskan hati untuk tidak mengakuinya di hadapan anak.
Rasa gengsi dan keenganan inilah yang biasanya dipakai si iblis untuk mengacaukan hubungan antara orang tua dan anak.
Jadi,
supaya kamu tak terjebak dengan tipuan ini segeralah menemui anakmu dan minta ampunlah
padanya. Sekalipun mungkin kamu akan mendapat menolakan, setidaknya kamu sudah memutuskan keegoisanmu sendiri.
3. Tetap mengasihinya apapun keadaannya.
Setiap orang
tua pasti mengasihi anak-anaknya, sekalipun anak berlaku kurang sopan atau jahat.
Hubungan orang tua dengan anak digambarkan seperti hubungan Tuhan dengan kita. Yesus
rela mati untuk dosa-dosa kita. Begitu pula orang tua harus rela berkorban demi anak-anaknya.
Yesus sendiri sudah memberi kita teladan yang begitu berharga kalau cinta tanpa syarat memampukan seseorang menanggung malu, menahan rasa sakit, dan selalu memiliki pengharapan.
Baca Juga :
Para Ortu Wajib Tahu, 5 Alasan Inilah Mengapa Anak Ingin Kabur Dari Rumah!
Belajar Dari Kaburnya Vita, Artis Cilik Perlu Kehidupan Seimbang
4. Biarkan anak memilih pilihannya sendiri.
Bukan berarti
orang tua membiarkan anak melakukan apapun dalam hidupnya. Tapi belajar dari tindakan
ayah dalam kisah Anak yang Hilang, dia justru membiarkan putranya pergi dengan membawa
bagian dari warisannya. Dia memilih untuk tidak menolak rencana putranya untuk pergi dan membiarkan putranya menanggung konsekuensi dari pilihannya sendiri.
Konsekuensi
dari pilihan yang diambil oleh anak biasanya akan dipakai Roh Kudus untuk
menginsyafkan sang anak. Sehingga mereka sadar akan kesalahannya dan mau mengakui bahkan pilihannya ternyata salah.
5. Jagalah ucapanmu.
Kata-kata yang
tajam dan keras hanya akan memperburuk situasinya. Bukannya akan membuat anak kembali
pulang, kata-kata yang memojokkan justru akan membuatnya semakin benci dengan orang tuanya.
6. Tetaplah bawa dia dalam doa.
Tak ada usaha
yang jauh lebih berhasil dari doa. Kalau kondisinya memang tidak memungkinkan untuk
menemui anak dan meminta maaf secara langsung, satu-satunya yang bisa orang tua
lakukan adalah dengan terus mendoakan anak. Mintala Tuhan yang juga mengirimkan
orang-orang baik dalam kehidupannya dan membuatnya jadi pribadi yang lebih baik.
Bagi orang
tua yang punya anak yang mulai beranjak remaja dan dewasa pasti akan menghadapi
masa-masa pemberontakan. Saat itulah anak akan memilih untuk menjalani pilihannya
sendiri, tanpa dipaksa, ditekan atau bahkan dikontrol. Jadi, untuk menghadapi situasi
ini mintalah supaya Tuhan sendiri yang bekerja secara langsung atas hidup mereka.