Kasus hutang negara yang
membengkak sudah bukan hal asing lagi, hampir semua negara memiliki hutang
termasuk Indonesia. Namun jika menengok apa yang terjadi di Malaysia saat
mereka mengungkap kondisi hutang negara dan krisis yang mereka hadapi, Indonesia
harus belajar dari respon masyarakat Malaysia.
Mereka tidak hanya mengkritik dan menghujat pemerintah, tetapi rasa cinta mereka pada bangsanya ditunjukkan dengan memberikan sumbangan untuk bisa melunasi hutang negara tersebut.
Salah satu contoh yang
cukup menyentuh adalah bagaimana anak-anak dan remaja di Kuala Lumpur yang
membuka usaha cuci mobil agar bisa berkontribusi dalam melunasi hutang negara mereka. Sekitar 20 anak-anak berkontribusi dalam usaha pencucian mobil perumahan di Taman Yarl, Kuala Lumpur, Sabtu (2/6/2018) itu.
"Kami ingin membantu Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan negara," demikian pernyataan Tejas Shree Udahyah yang berusia 11 tahun, seperti yang dikutip Kompas.com dari Malaysia Kini.
Sebuah tindakan yang
luar biasa bukan? Dari pada menyalahkan kegelapan bukankah lebih baik
menyalakan lilin? Ya, dari pada hanya mengkritik akan lebih baik jika kita
membantu untuk memberikan solusi, walau hanya hal kecil. Tapi percayalah hal
itu akan lebih berdampak dari pada kritikan dan hujatan.