Candain Teman Boleh Aja, Asal Jangan Keterlaluan Ya!
Sumber: Iphincow.com

Single / 1 June 2018

Kalangan Sendiri

Candain Teman Boleh Aja, Asal Jangan Keterlaluan Ya!

Lori Official Writer
14218

Bercanda dan menertawakan hal-hal di sekitar menjadi hal yang biasa dalam sebuah pertemanan. Menyenangkan memang ketika kita dibuat tertawa oleh tingkah konyol atau candaan teman. Ditambah lagi jika momen itu adalah momen reuni bersama dimana topik pembicaraan bisa saja menyerempet sampai membuka aib atau hal memalukan yang pernah dilakukan salah satu teman. Bagi sebagian orang yang mendengar, candaan itu mengundang gelak tawa, tetapi bagi orang yang dicandai justru membuatnya sakit hati.

Dalam hal ini, kita yang melayangkan candaan itu bisa saja tidak memproses terlebih dulu topik candaan yang disampaikan. Kita mungkin beranggapan ‘yang penting lucu’. Tak peduli apakah candaan itu berdampak buruk bagi orang lain. Hal ini disebut juga dengan verbal abuse atau kekerasan secara verbal.

Verbal abuse adalah kekerasan yang ditujukan untuk menyindir orang lain dengan menggunakan kelemahan dan kekurangan seseorang, baik fisik maupun psikis. Hal ini dilakukan dalam bentuk candaan yang mengundang gelak tawa orang lain. Namun tidak dengan korban yang dicandai yang malah hanya mengundang sakit hati dan berujung pada rusaknya hubungan pertemanan. Misalnya, salah satu teman berkulit hitam, lalu kita mengejeknya seperti ‘eh liat tuh si item lagi ngapain?' lalu diikuti dengan gelak tawa dan setelah itu berkata 'hahahaa..canda coy canda!’. Meskipun itu adalah candaan, tetapi tetap saja teman kita akan tersinggung dengan hal sensitif yang dia miliki.

Agar candaan tidak menimbulkan sakit hati teman, ada baiknya untuk benar-benar memperhatikan beberapa hal ini:

1. Pikirkan topik candaan sebelum melontarkannya

Apakah kita pernah membuat guyonan tanpa menyakiti hati orang lain? Inilah yang harus kita tanyakan terlebih dahulu pada diri kita:

- Apakah candaan itu mengundang tawa?

- Apakah candaan itu sesuai dengan fakta?

- Apakah candaan itu tidak menghina orang lain?

- Apakah candaan itu tidak menyakiti hati orang lain?

2. Kenali lawan bicara terlebih dahulu

Bercanda seharusnya menjadi momen yang menyenangkan dan membuat orang tertawa tanpa mengundang sakit hati dan kemarahan. Sehingga hal itu menuntut kita untuk memperhatikan batasan dalam bercanda. Apakah kita cukup dekat dengan teman yang dicandai? Apakah kita sudah memahami sifat dan karakternya? Lelucon macam apa yang bisa atau tidak bisa diterima? Meskipun candaan itu terkesan sepele, tetapi bagi orang dengan karakter sensitif bisa saja menanggapinya dengan serius.

Baca Juga :

Ajarkan Anak Bercanda Sesuai Pada Tempatnya

Orang Tua Suka Bercanda Dengan Anak? Ini Manfaatnya…

3. Hindari candaan yang berkaitan dengan fisik, suku, agama dan ras

Jika sebelumnya hal ini sudah dijelaskan di atas, maka kita sepatutnya menyadari bahwa candaan yang mengandung unsur fisik, suku, agama dan ras biasanya menjadi hal yang sangat sensitif dan bisa menimbulkan masalah.

4. Bedakan antara candaan dan bullying

Jika korban candaan ‘baik-baik’ saja, maka tak ada yang perlu khawatir dengan candaan itu. Namun ketika si korban sudah mulai tidak nyaman dan tidak suka, itu artinya sesuatu yang tidak beres mulai terjadi. Bisa saja ia merasa terintimidasi baik secara fisik maupun psikis. Candaan demikian bisa disebut dengan candaan berbentuk bullying yang dilakukan dengan tujuan tertentu untuk menjatuhkan harga diri seseorang, menyakiti hati dan perasaan orang lain.

Bercanda memang boleh saja, teman. Tetapi bercanda seharusnya bisa mengundang orang lain tertawa karena memang lucu dan jenaka, bukan malah tertawa karena menyinggung kekurangan atau kelemahan orang lain. Tetaplah bijak dalam menggunakan kata-kata Anda sekalipun itu ditujukan kepada orang terdekat.

Sumber : jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami