Pelajari Seni Berserah, Kamu akan Terkejut Saat Menerapkannya di Rumah Tanggamu!
Sumber: preparedforthat.co

Marriage / 31 May 2018

Kalangan Sendiri

Pelajari Seni Berserah, Kamu akan Terkejut Saat Menerapkannya di Rumah Tanggamu!

Budhi Marpaung Official Writer
2800

Bagi sejumlah pasangan, pernikahan dianggap seperti suatu medan pertempuran yang harus dimenangkan. Jika kalah maka diri kita akan diinjak-injak oleh pasangan. Namun, jika menang, kita akan bisa mendominasi dan melakukan apa saja kepada pasangan kita. Tidak mengherankan bila baik suami maupun istri sama-sama mencari strategi atau cara agar tidak ditaklukkan.

“Penyerahan diri” menjadi kata-kata yang asing atau aneh bagi pasangan menikah yang memegang prinsip harus menjadi sang pemenangnya. Berserah dianggap seolah-olah tindakan bahwa kita mengakui kekalahan. Jadi, kita merasa tidak nyaman dengan hal tersebut. Padahal, kebenarannya tidaklah seperti itu.

Penyerahan diri bukanlah berarti bahwa ia menjadi pemenang dan kitalah pihak yang kalah. Bukan, bukan seperti itu. Penyerahan diri yang sebenarnya adalah kita memberi ruang kepada pasangan kita agar ia tidak terhilang di dalam hubungan dan ikut memiliki relasi.

Betapa mengerikannya jika pasangan yang kita anggap telah kita “kalahkan” tersebut, hari demi hari ia justru semakin menarik diri dan tidak bergairah lagi dengan hubungan yang ada. Bagaikan bom waktu, ketidakpeduliannya yang dipupuk hari demi hari, suatu saat akan “meledak” dan “menghancurkan” ikatan dengan diri kita yang terjalin sejak lama.

Penyerahan diri adalah jalan keluar sekaligus salah satu kunci agar rumah tanggamu tetap langgeng. Tanpa adanya hal ini maka semua kerja keras yang kamu tunjukkan akan sia-sia hasilnya.  


Satu hal yang tidak boleh dilupakan pada saat mempraktikkan penyerahan diri adalah lakukanlah itu atas dasar kasih.

Berikut beberapa gagasan terkait isu penyerahan diri yang didasarkan kasih:

1. Perhatikan cara-cara yang kamu pernah lakukan saat menentang pasanganmu.

Reaksi yang ditunjukkan seseorang tidak datang dengan sendirinya. Itu terpupuk dari sejak lama. Jika pasangan kita sudah tidak mau memberikan suaranya dan menganggap dirinya tidak berdaya itu adalah karena kita menutup ruang untuk ia berekspresi. 

Solusinya adalah kita harus memberikan pasangan kita ruang untuk mengungkapkan isi hatinya dan mendorongnya bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan itu kepada kita.

2. Ambil tanggung jawab penuh atas kesalahan yang pernah dilakukan dan meminta maaf kepadanya.

Jika selama ini kamu bersikap sebagai oposisi yang terus menentangnya dan membungkam suaranya di dalam hubungan maka ambillah tanggung jawab bahwa ini adalah memang kesalahanmu dan dampak yang ia terima adalah karena kesalahanmu. Mintalah maaf dan buat pernyataan yang jelas bahwa dirimu mau dan akan berubah.

3. Carilah cara-cara yang dapat memberdayakan pasangan dan mendorongnya untuk bersuara.

Perubahan membutuhkan bukti dari tindakanmu sebelumnya, responnya mengambil tanggungjawab atas kesalahan-kesalahan yang terjadi, bertobat dan membiarkan Tuhan mengubahmu. Perubahan sering berarti melakukan kebalikan dari apa yang telah kita lakukan. Carilah cara-cara yang dapat memberdayakan pasangan agar ia memiliki suara yang kuat dan berdampak.

Baca Juga: Berserah, Kunci Mukjizat Terjadi

4. Temukan cara-cara yang dapat membuatmu rela untuk berserah diri terhadap pasanganmu di dalam sejumlah hal

Penyerahan diri adalah proses hari demi hari, terjadi di dalam tindakan kecil dan besar. Temukanlah tindakan kecil setiap hari untuk menunjukkan kepada pasanganmu bahwa kamu sedang membuat perubahan.

5. Awali perubahan dari dalam hati

Perubahan dimulai di hati. “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yeremia 17:9). Berdoalah agar Tuhan menyatakan apa yang benar-benar ada dalam hatimu dan mintlah kepada-Nya untuk mengubah hati, pikiran, dan tindakanmu. Kemudian lihatlah perubahan secara bertahap sedang terjadi di dalam pernikahanmu.

Sumber : CBN.com / Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami