Kalian pasangan
baru menikah? Baru pindahan rumah dan belum punya planning pilih gereja yang harus dikunjungi? Masalah makin kompleks
saat kamu dan pasangan berbeda denominasi gereja. Kalau kondisinya begini kira-kira apa yang akan kalian lakuin?
Waktu kalian
sudah jadi sepasang suami istri, itu artinya setiap keputusan dan pilihan harus
dirembukkan atau harus diambil dari kesepakatan bersama. Karena itulah yang dimaksud dalam Alkitab bahwa suami istri itu sudah menjadi ‘satu’ dan bukan ‘dua’ lagi.
Gereja jadi
salah satu pilihan terpenting bagi pasangan Kristen apalagi setelah sudah punya
anak. Karena mereka ingin supaya anak-anaknya dibesarkan dalam pandangan dan tradisi
iman yang tepat. Perbedaan pendapat soal gereja mana yang harus dihadiri jadi lebih sengit, apalagi dalam hal tata cara ibadah suatu gereja.
Ada beberapa
pasangan yang lebih memilih aliran gereja sebagaimana mereka dibesarkan. Atau ada
juga yang memilih sebaliknya, menghindari pengalaman religius yang kurang bahagia
di masa kecil dan memilih untuk mencari gereja yang membuat mereka mengalami pertumbuhan yang lebih baik.
Supaya masalah
gereja tidak jadi konflik atau masalah berkepanjangan, pasangan sebaiknya menerapkan prinsip ini.
1. Suami punya peran kepemimpinan rohani yang lebih besar
Secara umum,
standar alkitabiah adalah suami punya tanggung jawab untuk memimpin secara rohani
di rumah. Kapan pun itu, sang istri harus menghormati dan mengikuti kepemimpinan
suaminya. Suami juga harus mengasihi istri ‘sebagaimana Yesus mengasihi jemaat dan
menyerahkan dirinya untuk mereka’ (Efesus 5: 25). Dia punya tugas besar untuk tidak mengabaikan kebutuhan dan perasaan istri.
Kalau
seorang suami membawa istri dan keluarganya kepada gereja atau praktik yang sesat,
tentu saja istri berhak menolak pilihan itu. Istrilah yang berfungsi untuk menilai dan memberi masukan kepada pilihan suami.
2. Jadikan hubunganmu sebagai prioritas utama
Tuhan tentu
tak menghendaki kalau pasangan suami istri berselisih paham hanya gara-gara pilihan
gereja. Cobalah berkompromi dengan cara yang baik bersama-sama. Mungkin kalian bisa
membuat daftar gereja mana yang harus kalian pilih lalu mulai diskusikan bersama.
Hal utama yang harus kalian perhatikan saat memilih sebuah gereja adalah apakah
gereja itu akan memberikan pertumbuhan rohani kepada kalian dan anak-anak kalian? Jika ya, itu adalah pilihan yang tepat!
Ingatlah bahwa saat kalian sama-sama mencari kehendak Tuhan, dengan semangat yang tidak egois, maka hubungan kaian akan semakin diperkuat. Percayalah kalau Tuhan sendiri akan menuntun kalian kepada solusi yang terbaik.
Baca Juga :
3. Carilah solusi lain yang lebih kreatif
Kalian bisa
mencoba pendekatan ‘mix and match’. Banyak
gereja menyediakan layanan tradisional dan kontemporer. Beberapa pasangan menghadiri
pertemuan kontemporer (seperti ibadah gereja karismatik), tapi juga kadang mengikuti ibadah Minggu di gereja tradisional.
Saat suami istri
menganut aliran gereja yang berbeda, kadang mereka akan memutuskan untuk menghadiri
gereja yang berbeda. Tapi, hal ini jarangs ekali jadi solusi jangka panjang
yang positif. Karena sebagai keluarga mereka pasti akan kehilangan kebersamaan saat menyembah Tuhan.
Karena itulah,
tak sedikit dari pasangan seperti ini memilih untuk menyelesaikan perbedaan dengan
mengorbankan sesuatu yang penting bagi salah satu pihak. Jelas hal ini bukanlah
keputusan yang Tuhan mau dari mereka. Alkitab berkata kalau orang Kristen tak boleh meninggalkan persekutuan dengan orang percaya lainnya (Ibrani 10: 25).
Kalau kalian
memang sedang menghadapi jalan buntu dalam hal ini, jangan putus asa. Tetaplah berdoa
dan meminta jalan keluar yang tepat dari Tuhan. Tanyakan dirimu kenapa kamu sulit
sekali mendapat kesepakatan dengan pasanganmu. Kalau perlu tanganilah masalah dengan
dengan konseling pernikahan.
Kebanyakan pasangan,
yang dengan sungguh-sungguh ingin menyenangkan hati Tuhan pasti akan lebih
mudah menemukan solusi untuk memilih gereja yang tepat bagi keluarga mereka. Hanya
andalkanlah Tuhan dan matikan keegoisan yang ada pada dirimu.