Peluru Tembus di Kepala, Remaja Korban Penembakan Texas Ini Ajaibnya Bisa Selamatkan Diri
Sumber: chron.com

Kata Alkitab / 29 May 2018

Kalangan Sendiri

Peluru Tembus di Kepala, Remaja Korban Penembakan Texas Ini Ajaibnya Bisa Selamatkan Diri

Lori Official Writer
2643

Rome Shubert, remaja 16 tahun adalah salah satu korban dalam aksi serangan penembakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa Fe, Texas pada Jumat, 18 Mei 2018 lalu. Saat serangan terjadi, Shubert mengaku mendengar dentuman keras di bagian kepalanya. Sementara telinganya mulai bordering. Rupanya sebutir peluru sudah menembus kulit kepalanya saat itu.

Ajaibnya, Shubert bukannya terkapar karena kesakitan. Dia malah berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja dan kemudian melarikan diri bersama siswa lain dari pintu belakang di ruang seni tempat mereka belajar.

Dalam kondisi kepala berdarah, dia juga masih kuat memanjat dinding setinggi tujuh kaki dan berlari sejauh 200 meter dari ruangan tersebut. Dia bahkan tak segera memberitahukan orang tuanya soal kondisi yang dialaminya sebelum tiba di rumah sakit.

Beruntungnya, peluru hanya menembus bagian kepala belakangnya. Kalau saja peluru melewati satu millimeter lagi ke arah kepalanya, kemungkinan buruknya Shubert akan lumpuh dan bahkan meninggal dunia.

Dokter yang menangani luka tembak Shubert pun mengaku bersyukur karena tembakan itu tidak mengenai bagian vital kepalanya. Saat memuji keberaniannya, Shubert mengaku senang karena masih tetap bisa hidup.

“Para dokter mengatakan itu adalah tembakan yang sempurna. Aku hanya senang saja karena masih bisa hidup,” ucap Shubert.

Menakjubkannya, dia bahkan hanya menjalani perawatan singkat di Clear Regional Medical Center. Kemudian dia pulang jalan dengan berjalan kaki ke rumahnya dengan sebuah bola bisbol di tangannya. Satu-satunya bukti dari penembakan itu adalah gumpalan rambut yang berlumuran darah dan perban di bagian kepala kirinya.

“Aku bersujud dan berteriak, ‘Haleluya dan terpujilah Yesus. Itu adalah peristiwa yang paling menakutkan dalam hidupku, tidak mendengar dari dia. Aku menaruh kepalaku di dadanya dan aku hanya bisa berkata, ‘Terima kasih Tuhan. Terima kasih. Terima kasih atas kasih karuniaMu,” kata sang ibu Sheri Shubert.

Penembakan itu sendiri dilakukan oleh salah seorang siswa berusia 17 tahun, yang bernama Dimitrios Pagourtzis. Dia mulai menembaki siswa yang sedang berada di ruangan seni dengan senapan dan juga pistol pada Jumat pagi sekitar pukul 07.03 pagi waktu setempat.

Dari keterangan Shubert, dirinya mengaku suara tembakan itu terdengar keras dari lorong kelas. Sesaat setelah kena tembakan dia merangkak ke lantai dan mendorong meja dampai ke pintu. Kelas itu adalah kelas pertama yang dimasuki oleh pelaku. Menyadari kalau dentuman senjata itu sungguhan dan adanya bercak darah yang mengalir dari tubuh siswa yang terkena tembakan, Shubert pun segera berlari menuju pintu belakang ruangan yang disekat oleh dinding 7 kaki.

Saat itu, Shubert sama sekali tak merasa terkena tembakan. Dia baru menyadari kepalanya terkena tembakan setelah salah satu temannya menyampaikan hal itu. Setelah berkumpul di tempat parkir, siswa yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan kalau peluru itu mengenai kepala bagian belakang kiri dan hanya melewati jaringan lemak saja.

Awalnya remaja yang dikenal sebagai pemain bisbol itu seakan tak percaya kalau kejadian itu adalah penembakan sungguhan. Apalagi kejadian ini terjadi di malam setelah tim bisbol kalah dalam pertandingan. Tapi dia sangat bersyukur karena masih diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan. 

Sumber : Wsj.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami