Lahir pada tahun 1959, Paulus
Bambang telah menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak April 2014. Selain itu,
dirinya juga menjabar sebagai Presiden Komisaris PT. Astra Graphia Tbk, PT Serasi
Autoraya (TRAC), PT. Astra Tol Nusantara, PT. Toyota-Astra Motor, dan beberapa
perusahaan lainnya. Memulai karir di PT. Astra International sejak tahun 1982
sebagai Staf Teknologi Informasi sampai menduduki posisi Vice President Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi.
Sebagai seorang pemimpin, Paulus mengemukakan bahwa kita hidup ditengah-tengah dunia digital membuat kita berada pada dunia yang berbeda. Kalau kita tidak menyadari hal ini, maka kita akan menjadi pribadi yang ketinggalan. Dunia digital memang telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan kita.
Baca juga: Mau Berkelimpahan? Kelola Berkatmu Ala Abram Dengan 6 Cara Ini
Perkara dunia teknologi, Paulus mengemukakan bahwa hal ini bisa dijabarkan melalui akronim DIGITAL, yaitu;
D - Disruption
is inevitable. Kalau kita
menantang perubahan, inilah yang disebut dengan disruption. Kita nggak mau melekatkan diri pada permasalahan
yang ada, maka kita akan
selalu mencari alasan untuk tidak berubah. Sementara ketika kita tidak menantang perubahan di dunia ini, maka kita tidak akan bisa menemukan sebuah solusi.
I - Industrial
revolution 5.0 is on the way. Industri ini merupakan suatu hal yang akan
terjadi di masa yang akan datang, namun sudah mulai diperkenalkan pada trend
kita sekarang ini, serta mengarah pada perubahan pola kerja sama antara manusia dan mesin.
Industri ini memanfaatkan tenaga
kerja dan mesin yang efisien dalam lingkungan yang bersinergi, sehingga
lingkungan virtual sangat mungkin digunakan dalam pola industri ini. Jika pada industri 4.0 kita
diperkenalkan pada proses evaluasi kuantitas dan produksi secara masal, maka
industri 5.0 lebih menghargai standar kehidupan, kreatifitas, dan produk yang dibuat secara khusus dengan kualitas yang tinggi.
G - Global
connectivity everything, everything, always. Dunia digital telah memungkinkan kita terkoneksi
satu sama lain. Konektivitas membangun sebuah kebiasaan baru bagi kita sebagai
pengguna. Saat ini kita bisa merasakan bagaimana bisa berkomunikasi dengan bebas tanpa harus mengkhawatirkan jarak.
I - In-click
away to live your life. Paulus sering sekali bolak-balik ke negara adikuasa Amerika Serikat. Disana, ia akan belajar banyak hal. Salah satunya
adalah bagaimana perusahaan sekelas Amazon, atau E commerce lainnya bisa menyediakan layanan tinggal klik.
Jadi disana kita tidak perlu khawatir kaki akan
kelelahan. Cukup datang, pilih lewat aplikasi secara virtual, setelah
meninggalkan toko, kita akan ditagih oleh pihak penjual dan barang yang dipesan
tadi akan langsung diantar ke rumah. Teknologi yang tinggal klik adalah salah satu dari kemudahan yang kita dapatkan di era digital ini.
T - Technology eats the world. Perubahan teknologi melalui komunikasi membawa kita pada dunia yang baru. Beberapa diantaranya adalah Internet of Things (IoT), 3D printing, self driving vehicles, collaborative robotics, drones dan lain sebagainya.
Baca juga: Imago 2018 - Dalam Sektor Bisnis, Inilah 3 Pengaruh Teknologi Untuk Sukseskan Usaha
A - All shared
economy: block chain. The Sharing ekonomi merupakan salah satu teknologi
yang paling banyak mengalami percepatan. Teknologi ini memungkinkan kita untuk
menyewakan kepemilikian kita untuk digunakan orang lain. Contohnya adalah
Airbnb yang memungkinkan para pelancong untuk menyewa kamar kosong yang ada di rumah kita. Contoh lainnya adalah Uber atau Go-jek.
L - Loyalty to
solution not product and or brand. Jika dulu perusahaan berbondong-bondong untuk
menawarkan produk maupun brand tertentu pada khalayak, kehadiran dunia digital membuat pola perilaku pembeli berubah.
Brand atau produk tidak lagi menjadi hal yang
terutama bagi kita, melainkan pengalaman yang diberikan oleh pihak perusahaan
yang dapat merangkul pembeli sehingga mereka akan setia untuk terus menerus menggunakan jasa atau produk kita.
Sebagai pribadi yang hidup di ‘jaman now,’
seharusnya kita bisa membuka mata terhadap perkembangan yang terjadi di sekitar
kita. Sebab jika kita tidak bisa memanfaatkan teknologi ini sebagai kesempatan,
maka kita akan tergerus oleh teknologi ini sendiri.
Sumber : imago