Samuel adalah
seorang anak yang dinanti-nantikan wanita bernama Hana. Bisa dibilang, Samuel kecil
adalah anak perjanjian Tuhan dengan Hana yang kemudian setelah kelahirannya, sang
ibu menepati janjinya untuk menyerahkan Samuel ke rumah Tuhan. Waktu itu tepatnya adalah saat kepemimpinan imam Eli di Silo (1 Samuel 1-2)
Samuel sudah
dipandang istimewa oleh Tuhan sejak masa kecilnya. Dia bahkan melayani selama di
rumah Tuhan dengan sangat baik. Sampai di suatu malam saat semua orang tidur, Samuel tiba-tiba terbangun karena mendengar seseorang memanggil namanya, “Samuel.”
Samuel lalu
berpikir itu adalah imam Eli, lalu dia segera berlari mendapatkannya dan berkata,
“Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tapi Eli sedikit heran dan menjawab, “Aku tidak memanggil, anakku, tidurlah kembali.”
Kejadian itu
terjadi sebanyak tiga kali. Dan rupanya Eli mengerti kalau suara yang didengar Samuel
adalah suara Tuhan. Dan dia pun meminta anak itu untuk menjawab saat suara itu kembali terdengar. Dia harus menjawab, “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Sejak saat itulah Samuel benar-benar bisa mengenali suara Tuhan. Dia selalu mendengar saat Tuhan memanggil. Ketaatannya membuat Tuhan selalu memberkati Samuel dan memilihnya sebagai nabi atau juru bicara Tuhan yang terkemuka.
Baca Juga:
Berjuang untuk Mendapatkan Anak? Belajarlah 3 Tindakan Iman Ini dari Seorang Hana
Kelahiran Samuel
tak lepas dari kegigihan Hana untuk terus meminta kepada Tuhan tanpa kenal menyerah.
Dia juga setia memenuhi janjinya untuk menyerahkan anak itu kepada Tuhan sepanjang
hidupnya. Sejak kecil, Samuel sudah diserahkan kepada Tuhan sehingga ketika dia tumbuh besar hidupnya sepenuhya adalah milik Tuhan.
Bukan hanya
karena tinggal di rumah Tuhan, tapi latar belakang Samuel juga mempengaruhi pertumbuhan
imannya kepada Tuhan. Baik ayahnya, Elkana dan ibunya Hana adalah pasangan yang
begitu setia dan mengasihi Tuhan. Mereka selalu setia mempersembahkan korban kepada
Tuhan setiap tahunnya. Jadi iman Samuel memang sudah ditransformasi lewat ayah dan ibunya.
Samuel adalah teladan yang baik bagi semua anak-anak
Tuhan mengasihi Samuel sejak kecil karena dialah yang kemudian akan menggantikan
imam Eli sebagai juru bicara Tuhan. Dia bukan seperti anak-anak kebanyakan, yang
menghabiskan banyak waktu bermain di luar. Samuel harus membantu imam Eli mengerjakan pekerjaan di bait Allah di Silo.
Ketaatannya
untuk melayani di bait Allah sejak kecil membuat hati Tuhan senang. Ketulusan hati
yang ada di dalam diri anak kecil inilah yang menjadikannya istimewa. Inilah teladan yang harus orangtua ajarkan kepada anak-anak sejak kecil.
Selain itu,
mari meniru contoh iman yang dimiliki Hana sebagai seorang ibu. Seorang ibu yang
mengasihi Tuhan dan menepati janjinya untuk menyerahkan anak sulungnya menjadi hamba Tuhan.
“Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya." (1 Samuel 1: 22)
Sumber : jawaban.com