IMAGO 2018 – Yosi Mokalu: Kita Tidak Dilahirkan Dengan Agama, Tapi Dengan Negara
Sumber: Jawaban.Com

Nasional / 25 May 2018

Kalangan Sendiri

IMAGO 2018 – Yosi Mokalu: Kita Tidak Dilahirkan Dengan Agama, Tapi Dengan Negara

Budhi Marpaung Official Writer
5286

Salah seorang selebritas tanah air di Indonesia Yosi Mokalu ternyata punya pandangan menarik tentang nasionalisme. Menurut personil Project Pop ini, nasionalisme adalah ketika seseorang menyadari bahwa identitas pertamanya di bumi ini adalah kewarganegaraan pada saat ia dilahirkan.

"Buat saya nasionalisme itu seperti ini, kita itu tidak dilahirkan dengan agama, tapi kita dilahrkan dengan negara. Agama bisa kita pilih, negara Tuhan pilih. Jadi isme nasional itu sudah melekat sama kita dari sejak kita lahir. Jadi identitas nomor satu saya, sebelum saya mengenal siapapun, saya adalah orang Indonesia,” ujar Yosi di hadapan ratusan peserta workshop Nationalism, Art & Media IMAGO Creative Conference 2018 di Menara Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/5/2018).

Baca Juga: IMAGO 2018 - Guntur Romli: Lawan Konten-konten Radikalisme dengan Konten-konten Positif!

Menurut Yosi, bila seseorang tidak memakai identitas ini dalam berdialog maka ia memastikan bahwa komunikasi tidak akan berjalan dengan semestinya.

“Saya pernah posting beberapa kali diserang di social media, posting apapun, misalnya saya pernah dengan ekspresi yang mengerenyutkan kening, saya bilang ekspresi saya ketika mendengar kata pribumi dalam pidato, wah diserang langsung. Fokusnya sama kata pribumi dan ekspresi saya kayaknya tidak setuju, cuma begini menjawabnya juga, nah ini mungkin juga satu tips aja, kalau kita mendapat serangan seperti itu, kita tidak bisa menjawab melihat semua orang itu adalah musuh. Saya berusaha menjawab netral aja,” imbuh alumnus SMA 34 Jakarta ini.


Walaupun sudah melakukan itu, sambung Yosi, tetap saja persoalan di media sosial ketika itu tidak selesai sampai sekarang. Diakuinya telah terjadi penurunan secara jumlah postingan berupa ujaran kebencian maupun hoaks, tetapi fakta itu juga menunjukkan bahwa masih ada orang yang menyebarkan hal-hal yang sifatnya negatif di media sosial.

“Musuh kita bukan hanya radikal ternyata, musuh kita juga adalah orang-orang yang belum peduli sama nasionalisme, (yang) hanya peduli dengan dirinya sendiri,” ungkap Yosi.

Dalam pandangan Yosi, para pendahulu bangsa sesungguhnya telah berhasil menanamkan pondasi dengan melihat keberagaman di negeri ini yakni lewat menaruhkan kata-kata Bhinneka Tunggal Ika di bawah lambang bangsa Indonesia, Garuda Pancasila. Semboyan ini dibuat bukan sekedar mengingatkan akan adanya perbedaan, tetapi bagaimana menyikapinya secara benar.  

Jika mengetahui ada orang-orang yang masih mempermasalahkan perbedaan di Indonesia, Yosi memberikan saran agar umat Kristen menanggapinya dengan cara tetaplah berfokus mengasihi.  

“Kita gak bisa mengubah orang, itu tugas Tuhan, tapi kita bisa mengubah diri kita sendiri,” pungkas Yosi. 

Sumber : Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami