IMAGO 2018 - Selamat Datang Di Teknologi Berbasis Data Yang Mampu Perangi Teroris

Nasional / 24 May 2018

Kalangan Sendiri

IMAGO 2018 - Selamat Datang Di Teknologi Berbasis Data Yang Mampu Perangi Teroris

Inta Official Writer
2692

Seperti sebuah pisau, peran teknologi sangat tergantung dari siapa orang yang menggunakannya. Ada banyak tindak kejahatan yang digunakan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab pun ada peluang yang timbul dari kemajuan teknologi.

Satu hal yang pasti adalah teknologi bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari. Jika kita ingin berada dalam sebuah industri, seberapa pun besar keinginan kita untuk bertahan, tanpa mengikuti perkembangan teknologi sama saja kita siap untuk gagal.

Pelaku tindak kejahatan teroris pun ikut menggunakan teknologi dalam menyebarkan paham, merekrut anggota, menjalin komunikasi, bahkan melancarkan serangan dan menyebarkan rasa takut ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat. Seperti kejadian terorisme yang baru-baru ini terjadi di Indonesia.

Apakah teknologi se-mengerikan itu?

Big data maupun big science bisa menjadi alternatif senjata yang digunakan untuk memerangi aksi terorisme. Dikutip dari Algorit.ma, data science dapat membantu pihak berwenang untuk memantau tindakan para terduga teroris.

Setiap orang yang masuk dalam dunia digital media sosial dan dunia internet meninggalkan sebuah data yang jika dikumpulkan, data tersebut dapat mengungkap latar belakang serta motif dari pergerakan mereka.

Baca juga: IMAGO 2018 - Nationalisme Di Era Digital, Saat Sosmed Berdampak Masif Membawa Perubahan

Oleh karena itu, menurut Samuel Chan, Course Producer dan Co-Founder dari Algoritma Data Science Education Center, tindakan pemberantasan terorisme harus mulai melibatkan sektor publik dan swasta sebagai ahli dalam bidang data science.

“Apabila kita amati saat ini, mulai banyak perusahaan swasta yang bekerja untuk membangun lingkungan yang lebih aman. Lingkungan yang terhindar dari aksi terorisme, hate speech, illegal trafficking, dan lain sebagainya,” jelas Samuel pada Senin, 21 Mei 2018 kemarin.

Facebook merupakan salah satu perusahaan yang mulai menyadari ancaman yang bisa terjadi pada penggunanya jika tidak diproteksi dengan baik. Karenanya mereka kerap berupaya untuk meningkatkan keamanan dengan mengembangkan teknologi analisis teks untuk mendeteksi kata-kata dalam media sosial yang sekiranya terindikasi mengandung unsur propagande terorisme.

Analisis teks masih merupakan salah satu teknologi canggih yang bisa dimanfaatkan dari beberapa teknologi canggil lainnyas seperti image recognition, computer vision, dan biometrics mining yang bisa digunakan untuk menganalisa pergerakan digital para terduga teroris.

"Ada banyak hal yang dapat dilakukan negara untuk mendukung upaya ini. Di antaranya melalui pembiayaan atau kampanye yang terorganisir. Namun yang paling penting, negara perlu membuka diri terhadap inovasi-inovasi tersebut,” kata Samuel dilansir dari IDN times.

Indonesia sendiri sudah mulai berupaya untuk memanfaatkan teknologi guna meningkatkan keamanan negara. Salah satunya adalah Aduankonten.id yang digerakkan oleh Menkominfo. Situs ini memungkinkan siapapun untuk melaporkan konten digital yang bersifat negatif, mengandung kebohongan atau hoax, bahkan unsur terorisme.


IDN times merupakan salah satu platform media yang digalakkan oleh Wiston Utomo. Wiston akan hadir di IMAGO Creative Conference 2018 yang secara khusus membahas masa depan konten. Daftarkan dirimu sekarang juga dengan menghubungi kontak dibanner.

 

Sumber : idntimes/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami