Pernah tidak kamu merasakan sendirian, merasa sepi, kuatir dan
bahkan frustasi dan hampir putus asa. Kamu mencoba untuk mencari jalan untuk semua
yang kamu rasakan, sehingga akhirnya kamu pergi ke Tuhan, berteriak memanggil namanya,
kamu berdoa dengan bahasa terbaik yang kamu miliki, bahkan kamu mencoba diam sampai suara jarum jatuh
pun terdengar untuk mencoba mendengarkan suara Tuhan. Tapi kenyataannya,
kamu tidak mendapat apapun. Sejauh yang kamu tahu, Tuhan itu diam dan acuh tak acuh. Sehingga kamu bertanya "Dimanakah Tuhan?"
Yap! itu adalah kesimpulan yang sangat logis. Lagian, kalaupun
kamu bercerita kepada seorang teman tentang semua masalah yang kamu sedang hadapi, lalu mereka hanya duduk diam seperti batu tanpa ada saran, rasa empati atau kata-kata dorongan untuk kamu, itu hanya bikin kamu stres, marah dan menjadi jauh lebih buruk.
Trus, bagaimana caranya dan apa yang harus kita lakukan dalam keheningan Tuhan seperti ini?
Kamu sudah ketemu jawabannya? Jika belum, ayo kita temukan sama-sama di artikel ini!
1. Meng-cek diri kita.
Dengar, ketika seseorang merespon kita dengan hanya diam saja,
cobalah cek kembali hati kamu atau dirimu : Apakah kamu sudah menyinggung
perasaannya? Gagal memegang janji? Atau kamu berperilaku buruk dan lain sebagainya?
Mungkin kita bisa memperbaiki hal ini dengan mencari beberapa
cara dan mengajaknya bicara kembali, membuatnya percaya kepada kita dan bawa beribu alasan untuk mencari perhatiannya.
Tetapi sayangnya, Tuhan bukan seperti manusia, dimana Dia harus berpura-pura mau menerima cara kamu sedangkan itu bukan kehendakNya.
Kesalahan pertama yang membuat kita gagal memahami mengapa
Tuhan diam adalah karena kita gagal memahami sifatnya. Kita lupa bahwa Tuhan
bukan manusia, dan kita selalu mengkaitkan motif dan emosi manusia kepada-Nya
dalam upaya menjelaskan tindakan-Nya yang kita tidak sukai. Padahal Alkitab jelas mengatakan bahwa cara kita bukan jalanNya(Yesaya 55:8-9).
2. Tuhan ingin kita tetap tenang di hadiratNya
Jadi ketika Tuhan nampaknya diam, apa yang harus kita lakukan?
Untuk memulainya, kita harus tetap tenang dan berdiam di hadiratNya sambil mengingat kembali cara-cara yang pernah Dia lakukan saat berbicara dalam hidup kita di masa lalu. Ketika
kita berpisah dengan teman atau sahabat kita dan tak bisa bercakap-cakap untuk
sementara waktu, maka hal yang biasanya kita lakukan adalah mengingat kembali percakapan atau moment dari waktu sebelumnya ketika bersama.
Daripada kita bertanya-tanya "kemanakah Tuhan
pergi?," lebih baik kita diam dan bersikap tenang dan mengingat kembali
saat-saat yang dulu dimana Tuhan melakukan mujizat dalam hidup kita. Ingatkan
diri kita tentang saat-saat ketika kita merasakan hadiratNya, ketika kita
percaya dan mendengarkan instruksi, dorongan atau konfirmasi dari-Nya. Biarkan
kenangan atau memori itu mengisi kekosongan dan memperkuat iman kita.
Mazmur
86:9-10 : "Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan
memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau
besar dan melakukan keajaiban-keajaiban;
Engkau sendiri saja Allah."