Saat Kebencian Bertahta di Ruang Hatimu, Mintalah Pengampunan Dengan Caranya Tuhan
Sumber: acikradyo.com.tr

Kata Alkitab / 15 May 2018

Kalangan Sendiri

Saat Kebencian Bertahta di Ruang Hatimu, Mintalah Pengampunan Dengan Caranya Tuhan

Lori Official Writer
11377

Saat kita kecewa dengan orang lain dan membiarkan rasa sakit berkecamuk, kepahitan dan kebencian akan mulai bertahta atas hati kita. Rasa benci yang mulai tumbuh di dalam hati kita akan menimbulkan tindakan yang sangat berbahaya, mulai dari menilai seseorang secara subjektif dan bahkan mendorong kita untuk melakukan tindakan kejahatan seperti membunuh orang yang kita benci (baik secara fisik maupun psikis).

Dalam kamus Webster disebutkan bahwa ‘benci’ artinya ‘memiliki ketidaksukaan yang kuat atau niat buruk untuk bersikap benci’. Rasa benci hanya akan membuat kita kehilangan belas kasihan untuk mengampuni bahkan kebencian ini tanpa sadar bisa membunuh kita perlahan-lahan.

“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Galatia 5: 19-21)

Firman Tuhan banyak menuliskan tentang pentingnya kita hidup dalam perdamaian. Misalnya dalam ayat-ayat di bawah ini:

  • Ibrani 12: 14-15 yang menganjurkan kita hidup dalam damai dengan semua orang.
  • Efesus 4: 31-32 sebagai pesan supaya kita menyingkirkan semua kepahitan, marah, geram, fitnah dan segala bentuk kejahatan lainnya.
  • 1 Petrus 2: 23 yang menasihatkan supaya kita tidak menghakimi orang lain. Tetapi mempercayai bahwa Tuhanlah yang jadi hakim yang adil.
  • Matius 6: 14-15 berpesan supaya kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
  • Roma 12: 14-21 yang menuntut kita untuk memberkati orang yang menganiaya kita. Mendukung orang yang bersukacita dan berkabung dengan orang yang berkabung.

Tuhan sama sekali tidak merancangkan kita untuk hidup dalam sifat-sifat negatif seperti membenci, memfitnah, marah, dan sebagainya. Dia merancangkan kita untuk hidup dalam kasihNya yang dipenuhi dengan segala hal-hal yang baik, termasuk penuh kesabaran, kasih persaudaraan dan perdamaian.

Saat hati kita mulai tercemar dengan kebencian, kita bisa memperbaharuinya dengan pikiran Tuhan. Dalam Yesaya 55: 9 Allah berkata, “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Tuhan tidak berkata, “Hahaaa pikiranku kan jauh lebih tinggi dari pikiranmu!” Dia malah berkata, “Ayo naik dan berpikirlah seperti aku berpikir, di sinilah kebebasan itu!” Kita melakukan hal ini dengan cara membaca firman-Nya. Firman Allah adalah kehendakNya yang hidup atas kita. Itu adalah pikiran-Nya. Saat kita belajar dan merenungkan pikiran-pikiran-Nya, kita menggantikan pikiran duniawi kita yang salah dengan pikiran-Nya yang lebih tinggi, yang bertujuan untuk perdamaian dan kebebasan.

Saat kita berpikir seperti Tuhan berpikir, kita bisa hidup seperti Dia hidup. Dia tak pernah kuatir dan tak pernah sakit hati. Dia malahan selalu menawarkan pengampunan kepada kita seperti Dia melakukannya atas kita.

Pengampunan dalam hal ini bukan berarti kalau kita harus berpura-pura kalau tak terjadi apa-apa. Tapi sikap mengampuni adalah sikap dimana kita mau berdamai dengan hati kita dan memampukan kita untuk mengampuni orang yang melukai kita.

Baca Juga :

Mendoakan Mereka yang Anda Benci

Masih Memendam Kebencian? Bereskan Selagi Sempat

Bagaimana caranya kita bisa mengubah kebencian menjadi sikap mengampuni? Inilah tugas kita! Tiga hal sederhana ini bisa mengembalikan pikiran kita kepada pikirannya Allah.

1. Pelajari tentang apa kata Alkitab tentang kebencian

Saat kita tak mampu mengendalikan kebencian dari dalam hati kita, mulailah mencari tahu apa kata firman Tuhan soal ‘kebencian’ ini. Semakin banyak kita tahu tentang firman Tuhan, semakin besar kemungkinan kita untuk mengatasi kebencian yang berkecamuk di dalam hati kita.

Kebencian adalah alat yang dipakai si iblis untuk merusak cara pikir kita tentang Tuhan. Dalam Yohanes 10: 10 dikatakan, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Saat kita tak peka dengan kebencian yang ada di dalm hati kita, maka lambat laun semua emosi kita akan dibutakan atas kebenaran firman Tuhan.

2. Mintalah Yesus untuk mengisi hatimu dengan kerendahan hati

Saat kita tak lagi mampu menangani kebencian di dalam hati kita, mintalah Yesus untuk mengisinya dengan kerendahan hati. Saat kita tergoda untuk berbicara hal-hal negatif tentang seseorang, periksalah kembali apakah firman Tuhan mengajarkan kita untuk membenci orang lain?

Dalam Yohanes 12: 25 dikatakan, “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.”

Alkitab memerintahkan kita supaya membenci bagian-bagian hati kita yang dihukum Tuhan. Dalam ketaatan dan ketekunan, biarlah Dia menjadikan kita ciptaan baru, satu bagian yang sulit dari hati kita pada suatu waktu.

3. Belajarlah untuk mengasihi

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

Kasih membutuhkan ketaatan. Yesus menghubungkan kasih dengan ketaatan berulang kali. Dia menyebut bahwa kasih tulus yang meluap dari dalam hati kita akan menggerakkan kita untuk bertindak. Dia ingin supaya kita mengasihi musuh kita. Siapapun yang pernah bergumul dalam hal ini akan setuju bahwa mengasihi musuh merupakan tindakan yang membutuhkan ketulusan dari dalam hati murni.

Jadi, kasih akan memampukan kita untuk mengampuni, berdoa dan mengasihi musuh kita. Kita harus memfokuskan pikiran dan perilaku kita dengan memilih belas kasih untuk memenangkan kebencian.

Mengasihi adalah teladan terbesar yang disampaikan Yesus kepada kita. Sebagaimana Dia mengasihi, kita pun harus melakukan tindakan serupa kepada orang lain.

Jadi, sudahkah kamu menutup setiap celah di dalam hatimu dari kebencian? Jika belum, mari ambil waktu sejenak dan berdoalah di dalam hadirat Tuhan. Minta dia melunakkan hatimu dan mengisinya dengan kasih.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami