Allah menjanjikan
umatNya beroleh kemenangan dalam segala hal. Tapi untuk memperolehnya, Allah menaruh
rohNya sendiri di dalam kita. Salah satu roh yang memampukan kita untuk bisa merebut kemenangan itu adalah roh keberanian dan bukan roh ketakutan.
Salah satu tokoh
Alkitab yang memiliki roh ini adalah Kaleb. Allah telah memilihnya untuk menjadi pemimpin karena dia memiliki roh yang berbeda di dalam dirinya.
“Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada
padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” (Bilangan 14: 24)
Kalau di
dalam terjemahan bahasa Indonesia, kita menemukan bahwa Kaleb disebut punya ‘jiwa
yang lain’. Tapi dalam terjemahan Alkitab berbahasa Inggris, dituliskan bahwa Kaleb
itu memiliki roh yang berbeda di dalam dirinya. Beberapa kali disebutkan bahwa Kaleb
adalah sosok yang ‘sepenuhnya mengikut Allah’. Kaleb bukan hanya berbeda dari orang Kanaan, tapi dia juga berbeda dari kebanyakan orang Israel sebangsanya.
Dalam kitab
Bilangan, kita bisa membaca bahwa Kaleb adalah salah satu dari 12 pengintai yang
diutus oleh Musa untuk melihat kondisi di tanah perjanjian Allah. Dia adalah seorang
pemimpin suku Yehuda dimana arti namanya adalah ‘berani’ atau ‘sabar’. Kaleb bukan
hanya sosok yang pintar berkomunikasi, tapi dia juga cekatan dalam bertindak. Karakter
inilah yang membuatnya dianggap sebagai aset besar bagi Yosua selama penaklukan bangsa Israel atas Kanaan.
Tapi di
sisi lain, nama Kaleb juga diartikan dengan ‘anjing gila yang mengamuk. Dia memang
punya kegarangan seperti anjing pemburu yang bisa mengatasi kasus kejahatan dan membongkar sebuah sindikat.
Dari kisah Kaleb, kita bisa meneladani beberapa sifat menguntungkan ini:
1. Kaleb selalu menatap ke depan, bukan menoleh kebelakang
Saat orang-orang
Israel ingin kembali ke Mesir, Kaleb justru ingin terus pergi ke tanah
perjanjian Kanaan. “Jika TUHAN berkenan
kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan
memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” (Bilangan 14: 8)
Kaleb adalah
pribadi yang optimis dengan janji-janji Allah. Dia sosok yang tak mau menoleh kepada
masa lalu yang menyenangkan. Sebaliknya melupakan semua yang sudah berlalu dan mempercayai janji Tuhan atas bangsanya.
Tuhan punya
rencana yang lebih besar di depan bagi kita. Karena itu, seperti Kaleb, kita juga harus berhenti melihat ke belakang dan terus fokus ke depan.
2. Kaleb bertindak dengan iman, bukan ketakutan
Dalam kisah 12 pengintai, ada sepuluh orang diantaranya yang ketakutan dengan kekuatan yang dimiliki bangsa Kanaan. Sementara hanya dua orang yang tetap percaya bahwa Tuhan sanggup menolong mereka masuk ke tanah perjanjian itu. Keduanya adalah Kaleb dan Yosua. Mereka kembali bukan dengan ketakutanseperti kesepuluh pengintai yang menyaksikan para raksasa. Melainkan mereka membawa harapan tentang kekayaan yang dimiliki oleh tanah Kanaan yang melimpah dengan anggur, susu dan madunya.
Baca Juga :
Ketakutan biasanya
akan melumpuhkan kita, tapi iman justru akan memberi kita energi. Dengan keberaniannya,
Kaleb membangkitkan kembali harapan orang-orang sebangsanya di hadapan Musa. “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bilangan 13: 30)
Dalam hal
ini, Kaleb fokus pada peluang sementara yang lainnya fokus pada kondisi. Konsekuensinya
adalah bahwa hanya Yosua dan Kaleblah yang mewarisi tanah perjanjian. Sementara
orang-orang yang ragu mati di padang guru dan mereka berputar-putar selama 40
tahun di tanah pengembaraan. Mungkin situasinya akan berbeda kalau saja mereka punya semangat dan iman yang sama seperti Kaleb.
3. Kaleb bertindak agresif dan bukan pasif
Di usianya yang
85 tahun, Kaleb masih belum siap pensiun. Kita mungkin berpikir bahwa dia pasti
enggan meninggalkan kenyamanan di istana Kanaan, duduk di kursi goyangnya dan bercerita
tentang kemenangan mereka kepada cucu-cucunya. Tapi Kaleb justru meminta kepada
Yosua untuk mengijinkannya merebut orang Enak dengan kota-kotanya yang besar dan berkubu.
“Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang
dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu,
bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin
TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.” (Yosua 14: 12)
Lalu Yosua pun
memberkati dia dan memberikan Hebron sebagai bagian dari warisannya. Seperti dijelaskan
dalam sebuah kamu Alkitab, Hebron adalah sebuah wilayah yang terletak 19 mil
dari bagian barat daya kota Yerusalem. Hebron bahkan telah ditetapkan sebagai
salah satu kota perlindungan (Yosua 20: 7) dan dijadikan sebagai kota Daud selama
tujuh tahun pertama pemerintahannya atas Yehuda (2 Samuel 2: 11). Hebron
sendiri berada di 3040 kaki di atas permukaan laut dan menjadi kota tertinggi di Palestina.
Karena sifatnya
yang tak mau diam, Kaleb adalah sosok yang tak pernah puas hidup pasif. Dan
dalam setiap tindakannya, Kaleb selalu bersekutu dengan Tuhan dan menghidupi kehendak-Nya.
“Jika Tuhan ada dipihak kita siapa dapat melawan
kita?”
Semangat Kaleb
adalah mau belajar, bertumbuh dan maju. Jadi jangan biarkan dirimu hidup dalam kepasifan.
Tapi bertindaklah agresif dan dibarengi dengan keteguhan iman. Karena Allah akan
memberi upah kepada orang-orang yang mencariNya (Ibrani 11: 6). Kalau kita mau berjalan
dalam janji Tuhan, kita harus mengadopsi semangat Kaleb yaitu semangat pemenang.