Banding Ditolak, Hukuman 4 Orang Kristen di Iran ini Bahkan Makin Diperberat

Internasional / 12 May 2018

Kalangan Sendiri

Banding Ditolak, Hukuman 4 Orang Kristen di Iran ini Bahkan Makin Diperberat

Budhi Marpaung Official Writer
3947

Empat orang Kristen yang dinyatakan bersalah bertindak melawan keamanan nasional Iran telah kehilangan banding terhadap hukuman penjara mereka.

Pada Mei 2016, agen keamanan pemerintah menyerbu rumah Yousef Nadarkhani, Mohammadreza Omidi, Yasser Mossayebzadeh dan Saheb Fadaie di Rasht, sebuah kota sekitar 200 mil barat laut dari ibu kota Iran, Teheran.

Menurut Christian Solidarity Worldwide (CSW), orang-orang itu dituduh sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Iran dan dituduh mempromosikan "Kekristenan Zionis".

Pada Juli 2017, lebih dari setahun setelah penangkapan mereka, mereka dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Pendeta Nadarkhani dan Omidi menerima tambahan hukuman dua tahun penjara.

Mereka mengajukan banding atas putusan tersebut, tetapi pengacara yang mewakili orang-orang itu diberitahu bulan lalu bahwa pengadilan telah menaikan vonis hukuman mereka.

"Tuduhan palsu yang ditujukan terhadap orang-orang ini dan hukuman berlebihan atas mereka, merupakan kriminalisasi terhadap praktik-praktik Kristen," kata Mervyn Thomas, Kepala Eksekutif Christian Solidarity Worldwide, dalam sebuah pernyataan. "Kami meminta pembatalan dari hukuman-hukuman ini."

(Orang-orang Kristen di Iran sedang beribadah / Sumber: CBN.com)

Mossayebzadeh, Fadaie, dan Omidi diperintahkan untuk menerima 80 cambukan masing-masing karena minum anggur selama kegiatan kebaktian. Thomas mengatakan mereka masih menunggu hasil dari banding mereka terhadap putusan itu.

"Masyarakat internasional harus menekan pemerintah Iran untuk menegakkan kewajiban konstitusional dan internasional untuk memastikan semua warganya menikmati sepenuhnya hak kebebasan beragama atau berkeyakinan, terlepas dari apa keyakinan mereka," kata Thomas.

Pendeta Youcef Nadarkhani telah masuk dan keluar dari penjara karena keyakinannya berkali-kali.

Beberapa khawatir bahwa keputusan presiden Trump minggu ini untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran bisa membuat kehidupan bagi minoritas Kristen di negara itu jauh lebih sulit.

"Kami telah melihat berulang kali di masa lalu bahwa setiap kali sanksi internasional diberikan pada Iran, pemerintah Iran biasanya menyalakan panas kepada minoritasnya, pada Baha'is, orang-orang Kristen, populasi Yahudi," ucap Mike Ansari. "Mereka {pemerintah} menggunakan orang-orang tersebut sebagai kambing hitam. Ini menjadi waktu yang sangat sulit bagi penduduk Kristen di Iran."

Ansari mendesak orang-orang percaya untuk berdoa bagi komunitas Kristen di Iran.

"Sebagai Tubuh Kristus, saya akan mendesak kita semua untuk terus menjaga orang-orang Kristen dan minoritas, Baha'is dan minoritas lain di Iran di dalam doa sehingga kemuliaan Tuhan akan terlihat," ujar Ansari kepada Mission Network News.

Pada 2006, kelompok Ansari meluncurkan Mohabat TV, saluran TV satelit Kristen Farsi 24/7 pertama yang menyiarkan program Kristen berkelanjutan ke wilayah Iran.

Ansari mengatakan kepada CBN News pada awal tahun ini bahwa dengan semua berita negatif tentang Iran, mudah untuk melewatkan kisah besar dan tak terkatakan tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam negara tersebut.

"Tuhan sedang bekerja di Iran," ungkap Ansari dengan penuh percaya diri. "Yesus sedang membangun gereja-Nya, Roh kudus mengubah kehidupan dan Injil sedang bergerak."

Baca Juga: Wanita Iran ini Dijatuhi Hukuman 5 Tahun Penjara Karena Berdoa dan Beribadah

Dia pun memberikan bukti lewat angka-angka. Pada tahun ini, Heart4Iran melaporkan bahwa lebih dari 16 juta orang di Iran "melihat satu atau lebih program Mohabat selama 12 bulan terakhir." Mayoritas dari mereka yang menonton saluran Kristen adalah penganut agama mayoritas.

"Sayangnya, sebagian besar media kami berbicara sangat negatif tentang Iran dan rakyat Iran," kata Ansari. "Saya di sini untuk memberitahumu bahwa Tuhan itu hidup, Tuhan sedang bergerak di Iran, Roh Allah bergerak dan menggerakkan hati di seluruh negeri dan orang-orang untuk datang mengenal-Nya.”

Ansari mengatakan meskipun penganiayaan kepada para penganut agama Kristen begitu berat, tetapi pertumbuhan gereja di Iran lebih cepat daripada di negara-negara lain di dunia.

"Gereja berkembang sangat cepat," kata Ansari kepada CBN News. "Kami belum pernah melihat pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari gereja bawah tanah di tempat lain sebelumnya. Ada banyak kabar baik yang keluar dari Iran dan kami perlu fokus pada itu dan merayakannya."

"Kami berharap bahwa hasil yang dibagikan kepada gereja-gereja di barat, akan mendorong Tubuh Kristus bahwa Tuhan sangat hidup di antara umat Islam dan Ia melakukan hal yang luar biasa," pungkasnya.

Sumber : CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami