Walaupun tak
dituliskan secara langsung di dalam Alkitab, tapi pernikahan dalam kekristenan adalah
kudus dan monogami. Artinya, sepasang suami istri tak diijinkan memiliki lebih
dari satu suami atau istri. Praktik itu memang masih terus dijaga sampai hari ini.
Tapi pertanyaannya
kenapa di Perjanjian Lama, ada banyak pasangan menikah yang berpoligami? Apakah hal ini membuktikan kalau Allah mengijinkan poligami di masa Perjanjian Lama?
Sosok pertama
yang melakukan poligami di Alkitab adalah Lamech (baca Kejadian 4: 19), dimana dia
menikahi dua wanita. Kemudian ada Abraham, Yakub, Daud, Salomo dan masih banyak
lagi yang punya lebih dari satu istri. Parahnya, raja Salomo punya 700 istri dan 300 selir (1 Raja-raja 11:3).
Pertanyaannya, kenapa tokoh-tokoh iman besar seperti mereka melakukan poligami? Apa sih pandangan Allah terhadap poligami? Dan kenapa praktik itu seolah berubah di jaman ini?
Baca Juga :
Studi : Pria Berpoligami Rentan Alami Sakit Jantung
Kisah Nyata Thomas Kafiar Bergumul Dengan Poligami Dan Kuasa Gelap
Poligami di Perjanjian Lama
Alkitab memang
tidak menuliskan secara terang soal legal atau tidak legalnya poligami. Tapi kita
bisa mempertimbangkan kondisi pada saat itu dengan kondisi di masa kini. Misalnya,
bisa jadi poligami adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan pertumbuhan anak
laki-laki yang lebih sedikit daripada anak perempuan. Karena secara data, jumlah perempuan memang jauh lebih besar dibanding dengan laki-laki.
Alasan lainnya
juga didorong oleh kondisi perang yang terjadi di jaman dulu. Peperangan menimbulkan
tingkat kematian yang sangat tinggi. Kita tahu kalau mereka yang dikirim ke
medan perang rata-rata adalah dari kaum pria. Jadi, bisa dibilang perang telah menyusutkan
jumlah laki-laki. Selain itu, poligami bisa jadi terjadi karena budaya di masa itu
bahwa perempuan dianggap tak mampu mengidupi dan melindungi diri sendiri. Jadi, rata-rata perempuan harus mencari pelindung dari sosok laki-laki.
Bisa
disimpulkan bahwa meskipun secara tak langsung Tuhan mengijinkan poligami. Tapi
cara ini dianggap bisa jadi jalan keluar untuk melindungi dan menjaga perempuan.
Jadi, seorang pria bisa punya lebih dari satu istri dan menyediakan perlindungan
kepada mereka. Selain faktor perlindungan, poligami juga tampaknya dijadikan
secara cara untuk ekspansi pertumbuhan manusia yang lebih cepat, memenuhi perintah
Allah untuk ‘beranak cucu dan bertambah banyak memenuhi bumi’ (Kejadian 9: 7). Pria
yang punya lebih dari satu istri kemungkinan akan menghasilkan lebih dari satu anak setiap tahunnya.
Pandangan Allah soal poligami di jaman ini
Sebagaimana
Allah menciptakan Hawa bagi Adam, Dia juga menginginkan hal yang sama kepada semua
pasangan menikah. Dia merancangkan pernikahan itu suci dan kudus. Itulah idealnya
sebuah pernikahan. Alkitab mengatakan bahwa maksud Tuhan adalah supaya seorang pria
hanya menikahi satu wanita. Karena itulah Dia menekankan di Kejadian 2: 24 bahwa
seorang pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (tunggal).
Sementara di
ayat lain seperti di Ulangan 17: 14-20, dituliskan bahwa seorang raja janganlah
mempunyai banyak istri. Karena punya banyak istri dianggap hanya akan menimbulkan
masalah. Hal ini banyak ditemukan dari kehidupan Raja Salomo (1 Raja-raja 11: 3-4).
Di dalam Perjanjian
Baru dituliskan bahwa ‘seorang penilik jemaat haruslah suami dari satu isteri,
mengurus keluarganya dengan baik dan hidup beriman dan tertib (1 Timotius 3: 2,
12; Titus 1: 6). Kualifikasi ini memang dituliskan khusus kepada seorang diaken
atau pemimpin jemaat, tapi tetap saja berlaku bagi semua pasangan kristen.
Karena kalau para penatua atau diaken diminta untuk memiliki standar hidup seperti ini maka standar inipun harus sberlaku bagi semua orang Kristen.
Dalam
Efesus 5: 22-33 disampaikan tentang hubungan suami dan istri. Bagian ini
mengingatkan kita bahwa saat kita berbicara soal seorang suami maka pastilah hal itu berkaitan dengan seorang istri (bukan banyak istri).
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.” (Efesus 5: 22-23)
Poligami di Masa Kini
Kenapa poligami
di dunia kekristenan jaman ini seolah dianggap tabu? Apakah praktik poligami dilarang
untuk memulihkan kembali pernikahan yang dirancangkan Allah pada awalnya? Sebagaimana
kondisi kehidupan manusia di jaman dulu jelas sudah berbeda jauh dengan kondisi
manusia di jaman ini. Kalau di masa lalu perempuan butuh sosok laki-laki
sebagai pelindung, maka di jaman ini perempuan sudah hidup mandiri dan mampu melindungi diri sendiri.
Tapi lebih dari itu, praktik poligami dilarang oleh gereja sebagai bentuk ketaatan kepada firman Tuhan dan mengembalikan identitas pernikahan sebagai hal yang sakral dan suci.
Sumber : Jawaban.com