Ketika pacaran dulu, kebiasaannya
untuk menunda bisa kita artikan sebagai sikapnya yang memang kalem, yang santai
dan nggak suka diburu-buru. Seiring berjalannya waktu, kita jadi mulai bisa
berdamai dengan sikapnya yang sangat nyantai tersebut. Sayangnya, kita nggak
tahu kalau sikap nyantainya ini kadang bikin semua jadwal sering bergeser, bahkan runyam.
Sebut saja bayar listrik, karena
dia terlalu santai buat mengisi token, eh mendadak listrik dirumah mati.
Padahal kita lagi asyik-asyik masak dan anak lagi 'anteng' sambil menonton tv.
Listrik mati ternyata bikin anak terganggu dan nangis sejadi-jadinya, sementara masakan kita nggak bisa ditinggal.
Akhirnya kita marah dan
bertengkar dengan pasangan karena masalah sepele diatas. Iya, sikapnya yang terkesan
nyantai ini jika keterlaluan bisa
menyebabkan sesuatu jadi tertunda. Kalau kita punya pasangan yang punya kebiasaan demikian, inilah 3 cara menghadapinya.
1. Stop menyalahkan pasangan
Sikapnya yang terlalu santai
memang sangat
menyebalkan. Janjinya mau menjemput kita pukul 4, ternyata dia datang pukul 5
dan membuat kita menunggu, bukankah sikap ini cukup bikin geleng-geleng kepala? Kebiasaannya
menunda sesuatu juga seringkali membuat ia sering lupa akan sesuatu yang dikerjakannya.
Seperti yang dikatakan oleh
seorang psikolog, memberikan sebuah jadwal kepada seorang yang punya kebiasaan
menunda sama saja seperti meminta seseorang yang sedang depresi berat untuk
kembali ceria. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan sabar dan tidak
lelah mengingatkan tanggung jawabnya. Kita juga harus bisa meminta tolong terhadapnya dengan cara yang manis di dengar.
2. Membuatkannya sebuah to-do list
Seorang terapis mengatakan kalau
untuk menghilangkan kebiasaan menunda adalah dengan membuat sebuah jadwal.
Daripada sebuah perintah secara lisan, tulisan akan jauh lebih baik. Hal ini
karena biasanya orang yang terbiasa menunda punya kecenderungan untuk menolak dikontrol oleh orang lain.
Ada banyak orang yang menunda
pekerjaan dengan alasan karena ia tidak suka disuruh-suruh. Jadi, sebuah to-do
list akan sangat membantunya dalam menyelesaikan setiap tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.
3. Dukung dirinya untuk sukses
Biasanya, orang yang sering
menunda pekerjaan takut akan kegagalan. Seorang psikolog mengatakan kalau orang yang sering menunda pekerjaan
akan sangat peduli terhadap hal yang orang lain katakan terhadapnya. Bentuk dorongan kita
dapat membuatnya menjadi lebih percaya diri dan menyadari kalau kebiasaannya
ini adalah buruk.
Ketika kita menikah, kita jadi menyadari kalau
pernikahan bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah awal. Pernikahan bertahun-tahun
tidak menjamin kita bisa mengenal pasangan dengan baik. Menjadi terbiasa dengan
kebiasaan baik dan buruk pasangan adalah sebuah kunci sukses dalam sebuah
hubungan pernikahan. Kendati demikian, kita juga harus terbuka terhadapnya jika
ada sikapnya yang membuat kita tidak nyaman.