Adakah diantara kalian yang
merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuh sekarang ini? Merasa terlalu gendut,
hitam, atau ada saja sesuatu yang dirasa kurang dari bagian tubuh kita ini.
Kekurangan ini biasanya disadarkan oleh orang-orang yang ada disekitar kita.
'Kok kamu gendutan?' 'Sekarang iteman ya?' Perkataan dari orang lain tersebut kemudian membuat kita merasa kurang dari bagian tubuh kita.
Pernahkah kita tidak merasa yakin
bisa melakukan sesuatu karena orang lain terus menerus mengatakan kalau kita
tidak bisa? Ternyata, lingkungan berdampak sangat luar biasa pada kehidupan
kita sehari-hari. Firman Tuhan juga berkata kalau pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Kalau pernah merasakan demikian, tenang aja, kita nggak sendirian kok
Mengasihi diri sendiri terkadang
memang lebih sulit dibandingkan dengan mengasihi orang lain. Salah seorang
penulis pernah bersaksi kalau dirinya pernah terlena dengan apa yang orang lain katakan terhadapnya.
Seringkali ia dikatakan terlalu kurus, hidung pesek, mata sipit, yang kemudian
setiap perkataan tersebut ia percayai dan membuat dirinya kehilangan gambar dirinya yang sempurna.
Setelahnya, penulis ini percaya
kalau tidak ada orang yang akan menyukainya dengan kekurangan fisik yang
seperti itu. Efek dari kebenciannya terhadap diri sendiri adalah ia mencoba
untuk mencari pengakuan dari luar. Ia akan melakukan segala cara agar
mendapatkan seseorang untuk mengasihinya. Orang itu bisa pasangan, bisa juga sahabatnya. Ketika bersama orang-orang tersebut, ia akan
menjadi demanding, rasanya orang-orang
tadi merupakan satu-satunya 'sumber cinta' yang bisa ia dapatkan.
Tentu saja kita tidak bisa membenarkan sikap
yang demikian, karena sebagai orang percaya, kita tahu kalau kita merupakan ciptaan Tuhan yang sempurna, sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
Untuk mulai mengasihi diri sendiri, kita harus bisa menyingkirkan sikap-sikap dibawah ini.
1. Memiliki pikiran negatif tentang diri sendiri
Berhentilah percaya kalau kita jelek. Kita
tidak bisa. Kita tidak punya bakat. Kita tidak pintar. Ketahuilah kalau Tuhan
tidak hanya akan memberikan hal yang terbaik buat kita, tetapi kita telah
menerima segala yang terbaik dariNya. Kalau Tuhan saja sudah mengatakan bahwa
kita adalah gambar dan rupaNya, kenapa kita harus melabeli diri kita sendiri dengan pikiran-pikiran negatif yang tidak benar?
2. Membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain
Sebenarnya, apa sih yang kita bandingkan dengan
orang lain? Apakah itu pencapaiannya? Tahukah kita kalau setiap pencapaiannya
tersebut ada harga yang harus dibayar? Sediakah kita membayar harga layaknya
orang yang telah kita banding-bandingkan tersebut? Setiap orang memiliki
waktunya masing-masing. Tetapi, kita harus ingat kalau janji Tuhan adalah segala hal yang indah dan baik.
3. Memprioritaskan opini orang lain
Tidak seharusnya opini orang lain mempengaruhi kehidupan
kita, terlebih jika opini tersebut berkaitan dengan hal yang negatif. Setiap
kita adalah karya Tuhan. Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita, terang bagi
jalan kita. Seharusnya kita tidak membiarkan orang lain mengontrol kehidupan kita.
4. Ketakutan akan kegagalan
keinginan kita untuk melindungi diri sendiri
merupakan salah satu benteng yang harus kita hancurkan. Kemenangan dalam Tuhan
telah menghapuskan setiap ketakutan kita. Kita harus ingat kalau pengharapan
dalam Tuhan tidak ada yang sia-sia. Kalaupun kita mengalami kegagalan, itu
bukanlah sebuah kesalahan. Tetapi adalah cara kita belajar untuk bersikap menjadi dewasa.
Pendeta Dianne Manusama
mengatakan kalau kita tidak bisa memberi kalau kita tidak memilikinya. Jadi,
bagaimana kita bisa mengasihi sesama kalau kita tidak mengasihi diri sendiri?