Selasa kemarin, saya bertugas
untuk menemani salah satu sepupu untuk berobat. Sambil menunggu antrian, kami
membicarakan sebuah pengobatan yang disebut dengan plasebo. Pernahkah kalian mendengar kata plasebo?
Plasebo merupakan salah satu
pengobatan yang tidak memiliki dampak apa pun bagi pasien. Banyak juga yang
menyebutnya sebagai penanganan palsu. Plasebo bertujuan untuk mengontrol dan membangkitkan efek pengharapan pada diri seorang pasien.
Nama plasebo diambil dari bahasa
Latin yang berarti 'I shall please' atau dalam bahasa Indonesia artinya 'Saya
akan senang.' Dikutip dari Wikipedia, hal ini mengacu pada fakta bahwa keyakinan
akan efektivitas dari suatu penanganan akan dapat membangkitkan harapan yang
membantu mereka menggerakkan diri mereka sendiri untuk menyelesaikan problem -
tanpa melihat apakah substansi yang mereka terima adalah aktif secara kimiawi atau tidak aktif.
Pada kenyataannya, tubuh manusia
memang sangat istimewa dan luar biasa sehingga mampu menyelesaikan masalah
sakit penyakit yang sedang di derita selama kita memiliki perasaan hati dan
pikiran yang positif. Penanganan
palsu atau plasebo adalah pengobatan palsu yang dirancang persis seperti
obat-obatan asli. Kalau dilihat dari komposisinya, plasebo terbuat dari serbuk
laktosa dan beberapa jenis vitamin serta suplemen herbal yang diisikan ke dalam kapsul.
Tentu saja pasien tidak akan
mengetahui kalau jenis pengobatannya ini sebenarnya masuk dalam kategori
'penanganan palsu.' Hal ini bermaksud agar mereka mendapat sugesti kalau obat
ini dapat bereaksi dengan baik selayaknya fungsi obat, yaitu untuk
menyembuhkan. Karenanya, tidak ada efek samping bagi pengguna jenis obat ini dan biasanya di jual dengan harga yang cukup terjangkau.
Bahan perenungan:
Dari sini, kita bisa melihat dampak pikiran dan hati yang
bersukacita dapat mempengaruhi
kesehatan seseorang. Sugesti positif yang sering kita berikan kepada
tubuh dapat menghasilkan sebuah pemulihan yang nyata. Kita juga bisa menemukan dalam Firman Tuhan bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur.
Saat tubuh kita mengalami sakit,
kondisi fisik kita juga menjadi sangat terbatas. KIta tahu kalau ada virus atau
bakteri yang mulai menyerang bagian tertentu dalam tubuh kita yang membuat tubuh tidak nyaman dan tidak berfungsi dengan normal.
Ketika kita berada dalam posisi
demikian, rasanya sangat sulit untuk menanamkan dalam hati perasaan dan pikiran
yang positif. Bisa jadi yang ada dalam pikiran kita justru keluhan, marah,
kecewa, bahkan putus asa. Pikiran-pikiran buruk seperti itu akan membuat kondisi fisik kita semakin menurun.
Amsal 17:22, "Hati yang
gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan
tulang." Ketika kita kehilangan semangat, maka pikiran negatif akan terus meliputi kita. Sehingga kita tidak kunjung sembuh seperti sedia kala.
Sakit memang menakutkan, tetapi bukankah kita sudah punya Tuhan sebagai Tuhan yang mampu mendengar setiap persoalan kita? Bukankah dalam Tuhan, seharusnya sudah tidak ada lagi ketakutan dalam diri kita?
Baca juga: Seperti Ibu Yang Memberi Hadiah Kepada Presiden, Sudah Selayaknya Kita Memberi Pada Tuhan
Ketika kita tahu kalau tubuh
sedang terserang berbagai penyakit, cobalah untuk melawannya dengan sikap positif,
doa dan iman. Percaya kalau Tuhan dapat menyembuhkan kita. Sebab di dalam
Tuhan, tidak ada pengharapan yang sia-sia. Setiap pengobatan yang kita telah
lalui, kesembuhan dan pemulihan akan terus terjadi dalam kita sebab Dia selalu
beserta kita.
Jika kamu merasa putus asa atas segala sakit
penyakitmu, Sahabat24 siap untuk mendengarkan setiap pergumulan kita. Konseling
Center Sahabat24 menyambut siapapun kamu
dan siap berdoa atas apapun tantangan hidup yang sedang kamu hadapi
dengan menghubungi kami via telepon: (021) 1 500 224 atau 0811 9914 240, sms 0817
0300 5566 atau live chat disini.