Katanya, persahabatan terjalin
tidak dalam kurun waktu semalam,
tetapi juga tidak perlu waktu bertahun-tahun untuk kita mengetahui kalau orang
tersebut adalah sahabat kita. Kita telah menghabiskan banyak waktu bersamanya.
Sahabat pula yang menjadi salah satu pelarian ketika kita sedang sedih atau gembira.
Tapi, apakah kita yakin kalau
kita sudah benar-benar mengenal kepribadian sahabat dengan baik? Traveling
merupakan salah satu cara untuk mengenal kepribadian seseorang. Dari traveling,
hubungan persahabatan kita bisa semakin erat, pun bisa menimbulkan pertanyaan
apakah persahabatan ini layak untuk diperjuangkan. Dibawah ini merupakan poin-poin alasannya.
1. Berada jauh dari rumah bikin kita sadar untuk menerima perbedaan
Kalau biasanya kita menghabiskan
waktu cuma sejam dua-jam. Paling lama seharian penuh, dengan traveling kita
jadi mengenal kepribadian sahabat kita lebih dari satu hari. Sudah pasti akan
ada perbedaan pendapat, mulai dari destinasi wisata, tempa t makan, sampai
kebiasaan yang kayaknya bukan kita banget. Kalau kita sudah bisa mengatasi hal ini, maka persahabatan kita sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Makin kenal pribadi satu sama lain
Dalam sebuah film, saya pernah
mendengar salah seorang karakter yang mengatakan, 'kalau mau tahu sifat asli
seseorang, cobalah lihat bagaimana ia berada pada kondisi-kondisi sulit.'
Traveling tidak selalu menyenangkan. Bisa saja kita menyasar, dihadapkan oleh
makanan yang tidak enak, bahkan mendadak sakit saat liburan. Sikap yang
ditunjukkan oleh sahabat kita dapat membuat persahabatan kita semakin erat atau makin kendur.
Mungkin selama ini kita mengenal sahabat kita sebagai pribadi yang baik, sabar dan selalu menghibur kita. Tetapi, setelah menghabiskan waktu beberapa hari bersamanya, bisa saja sikap buruk seperti egois, pelit dan mood yang naik turun yang muncul darinya.
Baca juga:
3. Belajar untuk mengasihi dan saling berbagi
ketika berada pada sebuah desa
yang cukup terpencil dan tidak ada warung, kemudian kita sudah tidak lagi
memiliki persediaan air, apa yang akan dilakukan oleh sahabat? Dari traveling, kita belajar untuk berbagi bersamanya sekaligus bersikap tidak egois.
Mungkin juga kita akan dihadapkan
pada posisi saat sahabat menyatakan tidak lagi memiliki uang untuk masuk ke
sebuah destinasi wisata, padahal kita sangat menginginkannya. Pergi bersama,
tapi masa masuk ke tempat tersebut
sendirian? Bukankah dari sini kita akan belajar untuk berbagi kebahagiaan bersamanya?
4. Bukan cuma menggosip, travelling juga mengajarkan kita untuk mencari solusi
Traveling mengajarkan kita untuk bersama tanpa mengenal aku atau kamu. Kita bisa saja berbagi makanan, air minum, bahkan peralatan mandi guna membuat barang bawaan kita tidak berat. Kita akan dihadapkan oleh permasalahan di tengah perjalanan, tetapi juga akan mencari solusi untuk hal tersebut. Tanpa disadari, ikatan persahabatan kita semakin kuat.
Punya sosok sahabat yang mau
berjalan dan bersama kita dalam keadaan susah dan senang memang melegakan.
Tidak ada suatu hal yang lebih menyenangkan selain menghabiskan waktu bersama
dengan orang yang kita kasihi. Lantas, sudahkah kamu menjadwalkan liburanmu
bersama sahabat?