IMAGO Series
Jika kamu saat ini
memiliki anak usia 0 hingga 7 atau 8 tahun, maka ketahuilah bahwa putra-putrimu
termasuk yang namanya generasi alpha.
Istilah generasi alpha ini dimunculkan oleh seorang analis social-cum-domagraf
bernama Mark McCrindle. Menurutnya anak yang lahir mulai tahun 2010 adalah
mereka yang termasuk dalam generasi alpha, dan diprediksi, jumlah generasi ini
pada tahun 2025 mencapai 2 miliar orang.
Apa yang membuat
generasi alpha berbeda dari generasi sebelumnya?
Mereka bukan hanya
akrab dengan tekhnologi seperti generasi milennial, namun generasi alpha
adalah mereka yang tidak bisa hidup tanpa tekhnologi. Mereka diprediksi akan
membuat perubahan besar dalam kehidupan generasi-generasi sebelumnya, karena
dengan akses pendidikan mereka yang besar, kehidupan yang terintegrasi dengan
tekhnologi, arus informasi yang terbuka, dan jejaring sosial mereka yang
global, maka mereka akan membuat terobosan dalam berbagai hal yang sangat
signifikan.
Bayangkan bahwa di
generasi mereka, uang tunai sudah tidak digunakan lagi. Transportasi pun sudah
tidak dikemudikan oleh manusia, namun menggunakan system. Layanan di tempat
umum menggunakan robot dengan artificial inteligen yang sudah sempurna.
Pertanyaannya,
bagaimanakah kita sebagai orangtua mempersiapkan mereka untuk semua itu namun tetap
memiliki nilai-nilai kehidupan yang benar, selaras dengan firman Tuhan dan
mereka tetap memiliki iman yang kuat di dalam Yesus Kristus?
Ada beberapa saran yang bisa diterapkan:
Ajarkan anak untuk
membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama
Dalam era tekhnologi
saat ini, salah satu tantangan terbesar manusia adalah memiliki hubungan yang
kuat dan mendalam dengan seseorang dan Tuhan. Tekhnologi menjadi salah satu
sumber pemecah perhatian (disruptive) terbesar saat kamu dan anak-anak
berkumpul, ataupun bersosialisasi dengan orang lain.
Ketergantungan pada
gadget membuat kita selalu ingin memeriksa smartphone atau tablet kita. Apakah
ada pesan baru, apakah postingan kita mendapat “like” dan banyak hal lainnya.
Hal ini terjadi terus menerus, dimanapun kita berada, bahkan saat kita bersaat
teduh atau beribadah.
Jadi, mulailah dengan
keteladanan kamu dan pasangan dalam menggunakan gadget. Buat dia melihat bahwa
kalian membatasi diri kapan dan dimana menggunakannya. Bagaimana kalian
memberikan perhatian yang penuh saat bermain dan berbincang dengannya. Setelah
itu ajarkan juga kepadanya untuk melakukan hal yang sama.
Gadget dan social media tidak salah, namun yang salah adalah kecanduan sehingga tidak bisa hidup tanpanya, dan sama seperti kecanduan alcohol, obat-obatan atau kecanduan lainnya, kecanduan kepada gadget dan social media merusak hubungan dengan sesama dan merusak diri sendiri.
Baca juga artikel lainnya : Bahaya Mengancam Generasi Z, Survei Membuktikan 34% Remaja Menyatakan Dirinya Ateis
Ajak buah hatimu
melakukan petualangan dalam penggalian firman Tuhan
Ajaklah dia untuk
berdoa dan merenungkan firman Tuhan bersama. Ajarlah dia dengan bahasa yang
sederhana, Alkitab bergambar, dan bahkan film animasi tentang kisah di Alkitab.
Dampingi mereka dalam penggalian akan kebenaran itu dengan cara yang
menyenangkan dan menarik untuk mereka.
Ajarkan dan teladankan
bagaimana memiliki sebuah hubungan dengan Tuhan yang otentik dan nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini akan menjadi warisan yang kekal, yang akan
berpengaruh bukan hanya bagi anakmu, tapi juga cucu-cucumu nanti.
Ada banyak hal lainnya yang harus dilakukan sebagai orangtua untuk menolong generasi alpha agar mereka siap menghadapi tantangan ke depan nanti. Kalau kamu mau menjadi orangtua yang siap untuk hal itu, pastikan kamu dan pasangan hadir di IMAGO Confrence yang akan diadakan pada 25-26 Mei 2018 nanti, karena ada psikolog anak dan para pakar yang akan mengupas tuntas mengenai generasi alpha dan mengatasi tantangan sebagai orangtua untuk generasi digital ini. Sampai ketemu di IMAGO 2018, info lebih lengkap klik: www.imagoplanet.com.