Imago Series – Isu seputar pernyataan Ketum Partai
Gerindra Prabowo Subianto bahwa kemungkinan Indonesia akan bubar tahun 2030 membuat
masyarakat geger. Prediksi ini, katanya, dikutip dari sebuah novel berjudul 'Ghost Fleet' karya Peter W Singer dan August Cole.
Namun para petinggi
negara, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mematahkan prediksi
tersebut dan optimis Indonesia tidak akan bubar pada tahun 2030. Dia yakin dan
percaya kalau seluruh komponen bangsa sama-sama berkomitmen menjaga keutuhan NKRI
dan memelihara kerukunan bangsa maka mimpi buruk yang diprediksikan tersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Untuk
mencegah terjadinya hal buruk yang tak diinginkan ini, masyarakat yang menamakan
dirinya sebagai The Silent Majority pun bangkit bersama-sama menegakkan keragaman dan kebhinekaan yang berdasar atas ideologi negara yaitu Pancasila.
Kelompok silent
majority ini mulai mengekspresikan kegerahan mereka atas tindakan radikalisme yang
mengatasnamakan dirinya ormas-ormas tertentu. Parahnya, kebanyakan diantara ormas
tersebut ditunggangi kepentingan politik sekelompok orang. Mereka sengaja memunculkan
kebencian yang merusak kehidupan sosial dan politik bangsa yang awalnya aman
dan tentram menjadi penuh kebencian dan kekacauan lewat beragam cara. Seperti dengan
aksi demostransi yang mengganggu lalu lintas maupun dengan membuat isu-isu negatif dan provokatif lewat sosial media maupun berita-berita di website.
Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi kedamaian dan persatuan, The Silent Majority bangkit bersama untuk melakukan perlawanan terhadap segala bentuk ancaman terhadap NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika ini. Salah satu penggerak yang giat menyiarkan persatuan dan kesatuan ini adalah Yosi Mokalu, anggota band musik Project Pop dan pendiri dari Cameo Project.
Baca Juga :
Yosi Mokalu Pakai Musik Kreatif Sampaikan Edukasi dan Pesan Positif
Rayakan HUT RI, Yosi Mokalu Pesankan Ini Pada Anak Muda dan Pemerintah
Jauh sebelum
kondisi perpolitikan Indonesia semakin memanas, Yosi dan rekan-rekan sesama musisi
kerap kali menyampaikan pesan positif tentang identitas dan eksistensi sejarah
bangsa. Mereka bahkan pernah menggarap lagu berbau nasionalisme yaitu ‘Kami Indonesia’ dan ‘Sumpah yang Dilupakan’.
Harapan agar
Indonesia tetap utuh dan tidak bubar terus diwujudkan dengan terlibat dalam berbagai gerakan
nasional, salah satunya Gerakan Nasional Literasi Digital #SiBerkreasi. Gerakan
ini fokus untuk mengajak generasi millennial kelahiran 80-an ke bawah untuk diedukasi
soal penggunaan digital media yang tepat dan bergerak bersama dalam memerangi peredaran konten negatif.
Lewat gerakan
ini Yosi dan rekan-rekan dari Cameo Project sendiri sudah membuat satu video berjudul
‘Cek Dulu’. Dia berpesan supaya generasi muda saat ini mau terlibat mengobarkan semangat nasionalisme.
“Mari kita
ikat rasa persaudaraan, bakar semangat nasionalisme, dan bunuh kecurigaan. Kita
pun akan bisa menerima perbedaan itu indah. Agama bisa kita pilih. Namun, kita
lahir di keluarga mana dan jadi warga negara mana tidak bisa kita pilih. Jadi, lebih baik kita hidup damai bersama,” kata Yosi.
Yosi
meyakini, Tuhan mengumpulkan banyak suku, agama, dan ras yang berbeda di bumi
Indonesia bukan untuk berperang, tetapi untuk hidup bersama dalam damai. “Semua adalah saudara. Jangan menghakimi dan menjelek-jelekkan,” ujarnya.
Tanpa terus
memupuk sikap nasionalisme, kemungkinan bubarnya Indonesia di tahun 2030 akan menjadi
kenyataan. Kesadaran dan pemahaman masyarakat bahwa Indonesia dibangun dari keberagaman
dan persatuan adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Indonesia dari perpecahan antar anak bangsa.
Untuk
mencegah supaya kehancuran ini terjadi di Indonesia, kita harus saling
bergandengan tangan bersama untuk mengobarkan semangat nasionalisme ini. Tak
peduli dari agama, ras, dan golongan apapun itu, mari bersatu melawan segala
tindakan yang berusaha merongrong kesatuan dan persatuan bangsa.
Bagi siapa saja yang rindu dibekali dan dibenahi menjadi generasi bangsa yang nasionalis, kamu bisa mendapatkannya di event besar Imago Conference 2018 yang akan diadakan pada 25-26 Mei 2018. Kamu juga akan menyaksikan penampilan Yosi Mokalu membawakan topik seputar ‘Nasionalisme’ di event ini dan juga akan dilengkapi dengan kehadiran Guntur Romli, aktivis sekaligus juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam urusan keagamaan dan pluralisme.