Sejauh Mana Sih Seharusnya Orangtua  Terlibat Dalam Kisah Asmara Sang Anak?

Parenting / 17 April 2018

Kalangan Sendiri

Sejauh Mana Sih Seharusnya Orangtua Terlibat Dalam Kisah Asmara Sang Anak?

Naomii Simbolon Official Writer
2546

Ngomongin soal cinta dan anak, tentulah peranan orangtua sangat diperlukan. Mulai dari anak lahir dan beranjak dewasa, pastilah ada banyak perubahan masa yang dialaminya. Semakin anak bertambah dewasa, semakin  banyak pula tanggung jawab orang tua .

Dan nggak mungkin banget, orangtua akan melepaskan anak begitu saja dalam melewati setiap perjalanan hidupnya. Makanya nggak heran kalau ada banyak orangtua yang menjadi terlalu ikut campur soal urusan cinta sang anak dan bahkan seperti mengendalikan hidup anak sesuai keinginan orangtua.

Termasuk masalah cinta, alias ketertarikan mereka kepada lawan jenis.

Bagi anak-anak remaja, masa pacaran merupakan masa yang paling bahagia. Namun masa ini juga menjadi masa yang menegangkan bagi orang tua, apalagi orangtua yang memiliki anak perempuan.

Mengingat zaman now, ada begitu banyak anak-anak muda jatuh ke dalam dosa seks dan hamil diluar nikah pada usia remaja, orangtua menjadi sangat was-was dan penuh posesif.

Sebenarnya sejauh mana sih orangtua boleh ikut terjun dalam hubungan asmara atau hubungan pacaran sang anak?

 

1. Orangtua harus lebih bijak dan bukan posesif

Kuatir sih wajar, tapi jangan menjadi orangtua yang posesif dan banyak aturan. Nggak semua anak bahagia jika terlalu diurusin oleh orangtua kemana pun mereka pergi, setiap detik ditelepon, ditanyai dan lain sebagainya.

Berikan anakmu kebebasan sedikit dan jadilah bijak dalam mengatur waktu jam keluarnya bersama teman-teman atau kekasihnya. Jangan menjadi posesif yang membuatnya tidak nyaman dan pada akhirnya membohongimu.

 

2. Tegas sih sah-sah saja, tapi bukan menjadi orangtua yang mengerikan bagi anak.

Mendidik anak sesuai dengan kebenaran firman Allah haruslah menggunakan kasih. Kasih mampu menjadikan anak taat kepada kamu dan menghormati kamu, bukan malah melawan kamu dalam hatinya.

Ada banyak orangtua yang menjadi pemarah ketika sang anak pulang telat. Tegas bukan berarti pemarah dan menjadi orangtua yang mengerikan kan? Apalagi sampai memukul mereka dan menyakiti mereka dengan kata-kata kasar.

Jika ingin bersikap tegas, lakukanlah dengan kasih. Bicara baik-baik, dan hukum mereka dengan sepatutnya. Misalnya, nggak boleh bermain HP, atau hangout dengan teman-temannya dalam kurun 2 minggu, dan lain sebagainya.

 

3. Bukan malah melarang mereka tetapi suport mereka mengenai apa yang mereka rasakan, berikan solusi bukan narasi ceramah

Yang menjadikan saya pacaran diam-diam pas masa SMA adalah karena respon orangtua saya yang kesal ketika saya ingin cerita soal saya menyukai seorang pria. Mama kesal dan tak ingin bahas soal pacaran, apalagi cowok.

 

Sebagai orangtua, kamu harus menyadari bahwa anak kamu memiliki rasa. Dia bukan bayi tapi dia sedang belajar menyukai oranglain dan itu masanya dia. Wajar saja!

Jangan cuek dengan anak, dengarkan perasaan mereka , jadilah teman mereka  bukan guru mereka saja, jadilah sahabat mereka dan berikan suport yang benar.

Dengan itu, anakmu akan terus terbuka padamu mengenai hubungan bahkan sosok pria yang disukainya. Sehingga kamu tetap aman melindunginya dan ikut serta dalam proses asmaranya.

So, itulah 3 hal yang orangtua bisa pahami soal sejauh mana orangtua ikut terjun dalam kisah hubungan cinta asmara anak remajanya.

Jadilahlah orangtua yang bijak ya! Terus doakan pertumbuhan anakmu, Tuhan Yesus memberkatimu.

 

Sumber : berbagai sumber/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami