Sebanyak enam
puluh kandidat Kristen berlomba merebut lima kursi di parlemen Irak. Sebagian besar kandidat ini akan bersaing di Provinsi Duhok dan enam lainnya di provinsi Kurdistan.
“Kali ini, persaingan hangat di antara kandidat Kristen terjadi di Duhok dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya. Dengan begitu, dari tujuh partai politik (Kristen) di Irak, enam dari mereka memiliki kandidat di Duhok,” kata Shams al-Din Georges, pemimpin dari Chaldean Syriac Assyrian Popular Council (CSAPC).
Baca Juga :
Pasca Tumbangnya ISIS, Warga Muslim Niniwe Bangun Gereja Supaya Umat Kristen Kembali ke Irak
Berita dari Irak, Kekristenan sedang Menuju Kepada Kematian
Sementara pemilihan
umum (Pemilu) 2018 akan berlangsung pada 12 Mei 2018 mendatang. Di pemilu kali
ini, pemerintah menyediakan 5 kursi untuk kandidat Kristen sebagai bagian dari
sistem kuota minoritas, penempatannya terdiri dari masing-masing satu posisi di Baghdad, Erbil, Duhok, Kirkuk, dan Mosul.
Tersedianya
kuota bagi kandidat Kristen di parlemen Irak ini menjadi pertanda baik bahwa kaum
minoritas masih tetap dihargai di negara Muslim yang satu ini. Keterbukaan pemerintah
Irak terhadap kaum minoritas ini memang sudah mulai terjadi sejak tumbangnya rezim
Baath dan berakhirnya konflik sektarian pada tahun 2003 silam. Sejak saat itu, wilayah
sekitar Kurdistan, khususnya Duhok jadi tempat yang aman bagi orang Kristen Irak.
Di Duhok sendiri terdapat sekitar 60 desa Kristen. Sampai saat ini orang Kristen Irak diperkirakan mencapai 3persen dari total populasi. Menurut sensus Irak 1987, sebeumnya terdapat sekitar 1.4 juta populasi Kristen di Irak. Tapi seiring dengan tindakan penganiayaan yang mereka alami sekitar 10 tahun belakangan ini, banyak diantaranya bermigrasi ke Eropa.
Selain lima
kursi untuk orang Kristen, terdapat sekitar 329 kursi yang akan diperebutkan
oleh para kandidat dari berbagai partai. Sementara untuk mendapatkan pengaruh dan
suara terbanyak pemerintah memberikan masa kampanye kepada setiap kandidat yang
dimulai sejak Sabtu mendatang.