Alfa adalah kekasihku. Sebagai
seorang preman yang ditakuti oleh banyak orang, berada disamping Alfa selalu
membuatku nyaman. Belum lagi sikap kasarnya yang tidak pernah ia tunjukkan dihadapanku. Bagiku, Alfa adalah segalanya.
Tinggal bersama Alfa dalam satu
rumah tanpa ikatan pernikahan membuat kami semakin merasa dekat setiap harinya.
Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, kami bertahan hidup dengan barang-barang curian. Disebut-sebut sebagai biang onar di desa-desa membuat Alfa menjadi buronan polisi, bahkan tertangkap.
"Aku mau pulang, aku mau
keluar, tolong aku, Vhyr," ucap Alfa lirih. Tentu saja aku berusaha
semampuku untuk mengeluarkan Alfa. Usahaku tidak sia-sia. Alfa berhasil keluar
dari jeruji besi. Bukannya bertobat, sikap Alfa kian hari makin kriminal. Ia
menjadi salah satu nama yang dicari oleh para polisi. Situasi terdesak ini memaksa kami untuk melarikan diri ke Jakarta.
Semua orang tahu kalau tidak mudah hidup di Jakarta. Berkat bantuan dari seorang sahabat yang juga merantau ke Jakarta, akhirnya aku ditawarinya sebuah pekerjaan. Kami sadar kalau tidak memiliki keahlian apa pun, sehingga tawaran dari teman tersebut aku iya-kan.
Baca juga: Dulu Aku Ketagihan Narkoba, Kini Aku Tergila-gila Sama Tuhan - Nofly Kountur
Malam harinya, aku diajak datang
ke sebuah club malam. Aku diperkenalkan pada seorang wanita yang disebut
sebagai Mami. Ya, aku bekerja sebagai seorang penari Striptease. Tentu saja hal ini dengan persetujuan Alfa. Setiap
harinya, aku akan melayani para pria berhidung belang tersebut. Sementara Alfa menghabiskan uang untuk mabuk.
Kehidupan di Jakarta tidak mudah,
ketika aku tahu ada kesempatan untuk melipatgandakan pendapatanku, aku langsung
berkata 'ya'. Jadi, disinilah aku. Tidak hanya menghibur mereka di lantai dansa
dengan pakaian yang nyaris telanjang, kini aku harus melayani mereka hingga masuk ke hotel.
Tentu saja aku hanya memastikan Alfa mengetahui
pekerjaanku hanya sebatas menghibur para pria hidung belang itu. Aku pun masih memikirkan perasaannya jika ia tahu aku melakukan pekerjaan hingga sejauh itu.
Tidak lama setelahnya, ketika matahari sedang
terik-teriknya, aku mendapat kabar dari teman-teman Alfa kalau dirinya
dilarikan ke rumah sakit. Aku panik dan langsung mendatanginya. Sakit membuat
Alfa ingin kembali kepada Tuhan. Ia bertobat. Jujur saja, kala itu aku mulai
mengikuti pola hidup Alfa yang mulai mengenal Tuhan. Aku mulai meninggalkan kehidupan malamku, kami mengawali setiap hari dengan berdoa.
Hingga suatu saat, Alfa datang dan berkata, “Vhyra,
aku mau jujur. Aku pernah berselingkuh dengan sahabatmu. Kami berhubungan intim
ketika kamu tertidur. Aku minta maaf.” Dunia seakan runtuh. Aku merasa
dikhianati. Apalagi orang ini adalah sahabat yang membantu kami saat di Jakarta dulu.
Aku kembali menjadi seorang Vhyra yang dulu,
yang sangat akrab dengan kehidupan malam. Masa bodoh orang mau bicara apa. Aku
meluapkan amarahku pada kegiatan malamku ini. Permohonan maaf Alfa tidak lantas aku terima.
Aku kerap menghindarinya. Sampai ia menyodorkan
sebuah permintaan untuk ikut pada sebuah KKR. Berulang kali aku tolak, tetapi Alfa bersikeras mengajakku. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut bersamanya.
Di gereja, pendeta berbicara mengenai kasih.
Darimanakah aku bisa mengerti kasih? Aku bahkan tidak mengetahui mana yang baik
dan buruk. Aku tidak pernah merasakan seperti apa itu kasih sampai akhirnya aku bertemu Alfa. Bahkan, kini Alfa pun sudah mengkhianati aku.
Lamunanku dibuyarkan oleh ajakan Alfa untuk
datang karena pendeta mengundang setiap kami yang rindu untuk didoakan ke
depan. Yang kemudian ajakkan itu aku tolak mentah-mentah. Selesai ibadah, saat gereja mulai sepi, aku merasa seluruh tubuhku panas.
Sambil menahan pusing dan panas yang ada dalam
tubuhku, ada cahaya yang menghampiri. Aku bertanya, "Siapakah ini?"
Dari cahaya itu aku bisa mendengar, "Akulah Tuhan Allahmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub."
Kemudian Tuhan membawaku kepada kehidupanku
yang lama saat dimana aku menyakiti hatiNya. Seketika itu, aku merasa kalau
Tuhan menjamah dan memelukku. Aku bisa
merasakan sebuah damai sejahtera dan sukacita yang selama ini tidak pernah aku dapatkan. Aku tahu detik itu juga kalau kehidupanku akan diubahkan oleh Tuhan.
Tuhan telah mengubahkan hidupku, aku belajar
mengenai kebenaran. Aku belajar mengampuni orang lain. Aku sudah meninggalkan
cara hidupku yang lama. Aku merasa berharga kini di dalam Kristus. Aku percaya
kalau Tuhan telah memberikan keselamatan itu kepadaku. Aku ingin terus
bertumbuh dalam Tuhan dan melakukan kebenaranNya.
Sumber : solusi