Pasanganmu Suka Emosian? Selamatkan Hubunganmu Dengan 7 Strategi Ini
Sumber: https://keziaskinexpertindonesias.files.

Marriage / 11 April 2018

Kalangan Sendiri

Pasanganmu Suka Emosian? Selamatkan Hubunganmu Dengan 7 Strategi Ini

Inta Official Writer
2809

Pertikaian atau konflik pasti pernah dialami oleh setiap pasangan dalam kehidupan pernikahannya. Katanya, pertikaian dapat membuat seseorang menjadi lebih dekat. Tetapi, tidak semua orang mengetahui cara mengatasi amarah pasangan yang sedang meledak-ledak.

Kalau kita tidak mengatasi kemarahan pasangan dengan bijak, bisa jadi hubungan yang akan menjadi korbannya. Sebagai pribadi yang telah mengenal kasih, kita tidak dianjurkan untuk membahas kemarahan dengan kemarahan. Justru sebaliknya, kita harus menyikapi kemarahan tersebut dengan kasih. Kalau sedang mengalami kondisi ini, yuk tangani amarah pasangan dengan 7 strategi ini.

1. Kuasai diri dengan tidak larut pada emosinya


Emosi dapat menular. Jika kita menunjukkan kemarahan melalui cara bicara, perilaku atau hal lainnya, sama saja kita sedang memberikan bahan bakar untuk membesarkan api amarahnya. Salah satu teman mengatakan, ada kekuatan dalam diam. Alih-alih kita membalasnya dengan amarah, kita bisa diam dan berdoa dalam hati agar diberi hikmat dalam setiap respon yang akan kita berikan.

2. Pastikan kita dan pasangan berada di tempat yang nyaman


Ada baiknya kita memilih untuk duduk di sofa atau kursi yang nyaman dalam ruangan. Dibandingkan dengan berdiri, duduk dapat membuat kita dan pasangan menjadi lebih rileks. Mungkin ada kalanya pasangan kesal atau marah saat berada di tempat yang terbuka. Jika kita mendapatinya seperti itu, ajaklah untuk berbicara kepadanya setelah sampai di rumah atau tempat yang lebih nyaman agar bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

3.  Berbicara dengan halus


Kita harus memahami kalau emosi dapat menular kepada kita. Sikap tenang yang ada pada diri kita dapat membantu untuk menanganinya. Berbicara pelan dan menghindari nada tinggi dapat membuat pasangan juga bersikap hal yang sama.

Baca juga: Merasa Hubungan Pernikahan Merenggang? Mungkin 6 D Ini Adalah Penyebabnya. Segera Hindari!

4. Menempatkan diri kita pada posisinya

Empati dapat dilakukan ketika kita memahami posisi pasangan. Kemarahan bisa dipicu oleh beberapa perasaan negatif seperti kecemasan, ketidakberdayaan, rasa malu, pengkhianatan, atau hal lainnya. "Aku tahu kalau kamu marah. Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu pikirkan. Mungkin sedang terluka, kecewa atau merasa diabaikan. Bisa kita membiacarakannya?" Pertanyaan ini bisa kita coba untuk ajukan kepada pasangan secara perlahan.

5 Diam dan dengarkan


Marah membutuhkan energi. Kemarahan yang dialami oleh pasangan kita paling hanya akan berlangsung selama sepuluh sampai lima belas menit. Perlawanan hanya akan mengarah pada amarah yang tidak kunjung selesai. Cobalah untuk mendengarkan agar kita bisa memahami apa yang sedang dialaminya. Komunikasikan kalau kita sedang mendengar melalui kata-kata, ekspresi wajah, atau bahasa tubuh kita.

6.  Memohon maaf

Mengakui peran kita dalam amarahnya dapat membawa kita dan pasangan pada sebuah diskusi yang jujur dan tidak melibatkan pembelaan diri. Minta maaf dan katakan kalau kita menyesal telah melakukan hal tersebut.

7. Tekankan padanya untuk tidak membahas masa lalu

Dalam pertikaian, salah satu argumen yang sering ditemukan adalah situasi saat pasangan mulai mengungkit kejadian pada masa lalu. Terkadang, masalah akan menjadi lebih panjang jika salah satu sudah mulai membahas mengenai apa yang pernah dialami.

Cobalah jelaskan kepadanya untuk tidak lagi berdiskusi mengenai masa lalu. Seharusnya, masa lalu tidak lagi membayang-bayangi kita yang ada pada masa sekarang. Mungkin kita akan merasa bingung atau frustasi saat pasangan mulai membahasnya. Tetapi hal ini juga menunjukkan kalau pasangan belum bisa melepaskan perasaan mengenai kejadian tersebut.

Ketika situasi mulai tenang, cobalah untuk berdiskusi mengenai kejadian masa lalu yang masih menghantuinya tersebut. Kemudian, berkomitmen padanya untuk tidak lagi membahas mengenai kejadian di masa lalu.

Setiap pasangan pasti pernah mengalami konflik dalam rumah tangganya. Tidak ada orang yang sempurna dalam kehidupan ini, karenanya orang berkata kalau menikah adalah proses mengenal satu sama lain seumur hidup.

 

Sumber : psychologytoday
Halaman :
1

Ikuti Kami