Walau Berat, Ini 3 Alasan Kuat Gak Boleh Bohongi Anak Saat Lagi Bertengkar Sama Pasangan
Sumber: www.julieosaretinosayande.com

Parenting / 9 April 2018

Kalangan Sendiri

Walau Berat, Ini 3 Alasan Kuat Gak Boleh Bohongi Anak Saat Lagi Bertengkar Sama Pasangan

Budhi Marpaung Official Writer
1799

Kehidupan berumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus. Pasti ada saat dimana kita akan beradu argumentasi keras dengan pasangan kita. Situasi ini pasti tidak nyaman apalagi jika di rumah sudah ada buah hati.

Sebagai orangtua yang baik tentu kita tidak ingin apa yang menjadi persoalan dengan pasangan kita berimbas kepada anak kita. Walau sekuat apapun menutupi persoalan yang sedang terjadi, tetapi entah bagaimana buah hati kita pasti mengetahuinya, cepat atau lambat.

Lazimnya, ketika anak menanyakan situasi panas yang sedang terjadi dengan pasangan, kita berbohong. Dengan alasan bahwa ini adalah urusan orang dewasa dan tidak ingin membuatnya bersedih, kita membuat berbagai macam jawaban yang kita sadari bahwa apa yang kita ucapkan itu tidaklah benar sama sekali atau hanya sebagian yang benar.

“Ooo, gak ada apa-apa nak. Mama sama papa baik-baik saja”

“Tenang saja, mama-papa gak ribut kok”

“Kata siapa, mama sama papa ribut? Ngga kok. Udah gak usah sedih”

Dengan versi kata-kata yang mungkin berbeda, tetapi intinya sama yakni kita menyangkal situasi bahwa “ayah” memang sedang ribut dengan “ibu”. Sebelum ini terus berlanjut dan menjadi kebiasaan, ada beberapa alasan yang perlu kamu ketahui tentang mengapa harus berhenti berbohong kepada anak saat kamu memang sedang bertengkar dengan pasanganmu.


(Ilustrasi)

1. Berbohong itu dosa dan upah dosa adalah maut.

Apa sesungguhnya yang membedakan antara orangtua Kristen dengan yang bukan? Satu yang pasti adalah pegangan atau dasar kita mendidik atau membesarkan anak yakni Alkitab.

Alkitab tidak pernah menuliskan bahwa berbohong itu dibenarkan dengan alasan apapun. Walaupun tercatat ada tokoh-tokoh di sana yang melakukannya, tetapi lihat apa yang terjadi? Mereka pun akhirnya memakan buah dari kebohongan mereka.

Rasul Paulus menulis bahwa upah dosa adalah maut. Maut di sini bukan soal neraka saja, tetapi juga kematian secara rohani. Saat melakukan dosa, diri kita tidak menjadi aware / sensitif lagi dengan kehadiran Tuhan. Ini sangat berbahaya karena walaupun kita tetap melakukan aktivitas rutin rohani, tetapi kita tidak bisa mengalami kepenuhan di dalam Kristus itu.

2. Anak akan Ikut-ikutan untuk Berbohong

Sebagai orangtua Kristen, kita pasti rindu karakter-karakter yang dimiliki anak kita adalah karakter-karakter ilahi. Namun, ini menjadi sangat sulit terjadi apabila kita tidak bisa menjadi teladan.

Saat seorang anak tahu bahwa orangtuanya telah membohonginya maka secara otomatis ia pun akan mengikuti apa yang dilakukan ayah-ibu terhadapnya. Mau dinasihati sekeras apapun, karena di dalam memorinya terekam peristiwa dulu dimana ia sempat dibohongi ayah-ibu maka ia akan mengulanginya kembali. Mungkin saja bukan kepada kita, tetapi kepada pasangannya kelak, rekan-rekan sekitarnya, gurunya, dan para tetangganya.

3. Hati Anak Jadi Terluka

Seperti yang tadi ditulis bahwa cepat atau lambat kebohongan yang kita lakukan akan diketahui juga oleh sang anak. Saat ia mengetahuinya maka saat itu juga hatinya terluka.

Kita tahu jika hati manusia sudah terluka maka sulit untuk menyembuhkannya. Perlu waktu yang lama agar ia menerima kebebasan total dari rasa sakit yang dialami.

Baca Juga: Gerakan Mata Bukan Indikator Seseorang Berbohong

Lalu, pertanyaannya, kalau begitu apa yang harus dilakukan bila kita sedang diperhadapkan situasi sedang “panas” dengan pasangan? Jawabannya adalah berlakulah jujur. Bila anak sudah beranjak remaja, ajaklah ia berbicara dari hati ke hati, tanpa harus memojokkan pasangan. Ajak ia juga untuk berdoa bersama dan memintanya membawa pergumulan ini ke dalam doa pribadinya.

Apabila buah hati masih kecil namun ia bertanya dan ingin tahu maka sampaikan secara terbuka dengan tingkat pengertiannya. Jangan lupa untuk menyampaikan pernyataan yang meneduhkan hatinya bahwa kamu akan tetap memperjuangan hubunganmu dengan pasanganmu. Keluarga ini akan terus sebagai keluarga sampai maut memisahkan.

Minta hikmat Tuhan untuk kamu bisa mengerjakan hal ini dan percayalah Roh Kudus akan memberikan tuntunan. Selama kamu mengandalkan Tuhan, kamu pasti bisa melalui semua situasi yang berat dan tidak perlu ada satu pun orang yang harus dikorbankan.

Sumber : Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami