Warga Temanggung menyadari kalau
mengajarkan toleransi, perdamaian dan keberagaman harus dimulai sejak usia
dini. Jaringan Narasi Damai Nusantara bekerjasama dengan Laskar Bersenyum
Temanggung menggelar sebuah program yang bertujuan untuk mengenalkan toleransi dan keberagaman dengan cara-cara yang menyenangkan.
Program yang disebut dengan Peace
Trip atau jalan-jalan damai ini diikuti oleh anak-anak yang duduk di bangku
sekolah dasar. Dalam program ini, anak-anak akan diajak berkeliling untuk mengunjungi tempat-tempat ibadah yang berbeda-beda.
Menurut salah satu panitia,
program ini diharapkan dapat mengajarkan kalau tidak ada agama yang mengajarkan
permusuhan, meski memiliki perbedaan, tetapi secara keseluruhan kita harus menerapkan kebaikan.
Peace trip yang dilangsungkan pada hari Sabtu, 7 April 2018 kemarin ini dihadiri oleh 50 orang peserta dari beberapa sekolah dasar di Temanggung. Kendati mereka berasal dari latar belakang dan agama yang berbeda, disini anak-anak diajarkan mengenai makna toleransi.
Baca juga: Wow! Gereja Ini Gunakan Kasidah Sebagai Bentuk Toleransi
Pada Sabtu pagi, anak-anak mulai
mengunjungi Klenteng Cahaya Sakti sebagai tujuan yang pertama. Kemudian
dilanjutkan mengunjungi Gereja Kristen Indonesia (GKI) Temanggung. Disini,
Pendeta Darmanto Lemanuel menjelaskan beberapa ajaran dasar Kristen, termasuk perayaan dan hari-hari besarnya.
Dilanjutkan dengan berkunjung ke
Vihara Surya Putra, beberapa peserta yang beragama Buddha sempat melakukan doa
bersama. Setelahnya, peserta diajak untuk mengunjungi Masjid Menggoro dan
terakhir mereka berkunjung ke Gereja Katholik Santo Paulus.
Romo Ibnu Fajar Muhammad sangat
antusias menyambut anak-anak. Romo menjelaskan pesan perdamaian yang dibawa
oleh Katholik. Ditutup oleh permainan Damai Negeri Kompak yang dilakukan di
komplek gereja. Kiranya kegiatan ini dapat berkesan sekaligus mengajarkan
anak-anak mengenai pentingnya toleransi.