Mama saya sangat menyukai berkebun. Pemandangan
mama memotong tanaman, memberi pupuk, memindahkan pot adalah hal biasa yang
sering saya lihat pada akhir pekan. Di rumah, ada sebuah pohon mawar yang
tumbuh dengan beragam warna. Dalam satu tangkai, mungkin terdapat dua warna mawar yang berbeda.
Karena penasaran, suatu hari saya mendekati mama dan bertanya, ‘Ma, kok mawarnya bisa begitu ya, Ma? Ini hasil silang ya pasti?’ Mama mengangguk, kemudian menjelaskan kalau mawar tersebut hasil silang antara mawar merah dan kuning. Maunya Mama sih warnanya jingga, entah kenapa yang timbul justru warna masing-masing.
Baca juga: Percaya Kalau Bapa Yang Akan Mewujudkan Mimpimu? Simak Kisah Pemain Football Terkenal Ini!
Kalau adik saya lain lagi ceritanya. Dia sangat
menyukai binatang. Hampir seluruh kamarnya dihiasi dengan miniatur hewan-hewan.
Mata saya tertuju pada seekor binatang yang mirip singa tetapi perawakannya
mirip dengan harimau. Ternyata hewan tersebut disebut sebagai ‘Liger’, yang merupakan hasil kawin silang antara singa jantan dan harimau betina.
Meskipun liger masuk ke dalam genus yang sama
dengan induknya, namun liger masuk ke dalam spesies yang berbeda. Katanya, hewan
ini sudah ada sejak abad ke-19. Liger merupakan salah satu hewan yang pandai berenang, dimana hal ini mirip dengan harimau.
Namun ia juga merupakan hewan yang senang
bersosialisasi seperti singa pada umumnya. Biasanya, liger hanya akan hidup
dalam penangkaran karena sulit untuk mendapatkan seekor singa yang kawin dengan harimau pada habitat aslinya.
Bahan perenungan:
Dalam kehidupan ini, ada banyak hal yang
mungkin bisa dijelaskan secara pengetahuan alam. Seperti layaknya manusia yang
amat senang bereksperimen dengan menggabungkan dua spesies makhluk hidup yang berbeda
untuk mendapatkan sebuah spesies atau jenis yang baru. Selain mawar atau liger,
ada banyak hal yang bisa kita lihat diluaran sana yang berkaitan dengan eksperimen manusia.
Kemudian, hal diatas bisa membawa kita ke dalam
perenungan, ‘Bisakah kita menggabungkan gaya hidup dunia modern dengan gaya
hidup Alkitabiah? Artinya, apakah Alkitab masih bersifat kontekstual dengan dunia yang modern ini?'
Alkitab merupakan firman Tuhan yang sangat
aplikatif di segala zaman. Tuhan tidak hanya memberikan firmanNya untuk
zaman-zaman yang kuno. Yakobus mengingatkan kembali kepada kita untuk menjadi pelaku firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Yakobus 1:22-23, “Tetapi hendaklah kamu
menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian
kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan
tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.”
Firman Tuhan merupakan kebenaran, kasih,
optimis, kerja keras, dan sebagainya. Tuhan mau kita tidak serupa dengan dunia
ini. Dalam Roma 12:2 kembali kita diingatkan, “janganlah kamu menjadi serupa
dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna."
Sumber : jawaban.com