Di Hadapan Para Pemimpin Komunitas Muslim Singapura, Pendeta ini Meminta Maaf
Sumber: cscc.org.sg

Internasional / 7 April 2018

Kalangan Sendiri

Di Hadapan Para Pemimpin Komunitas Muslim Singapura, Pendeta ini Meminta Maaf

Budhi Marpaung Official Writer
4289

Beberapa hari lalu seorang pendeta sebuah gereja besar di Singapura mendatangi Singapore Islamic Hub. Adapun maksud kedatangannya adalah untuk meminta maaf kepada para pemimpin komunitas muslim yang ada di negara tersebut.

Seperti dilansir todayonline com yang mengutip pernyataan media Islamic Religious Council of Singapore (MUIS), Pendeta senior Yang Tuck Yoong menemui Mufti Singapura, Dr Mohd Fatris Bakaram pada Rabu malam (4/4/2018). Hadir dalam pertemuan itu juga pemimpin-pemimpin dari komunitas dan organisasi islam yang lain seperti Perdaus, Mendaki, Pertapis, PPIS, Federation of Indian Muslims, dan Roses of Peace.

Menurut MUIS, pria yang merupakan pendiri sekaligus gembala sidang Cornerstone Community Church tersebut menyatakan permintaan maafnya yang mendalam atas apa yang diucapkan oleh Lou Engle, pemimpin Kristen Amerika Serikat yang diundang pada bulan lalu ke acara gerejanya.


(Pendeta Yang Tuck Yoong dan istri, Daphne / Sumber: cscc.org.sg)

Pendeta Yang mengakui Engle memang telah mengatakan hal mengenai Kristen-Muslim di Spanyol dalam konferensi gerejanya ketika itu ‘Kingdom Invasion Conference’. Namun, ia mengklarifikasi bahwa pernyataan itu bukan untuk digunakan oleh pihaknya untuk menuduh kaum muslim atau komunitas muslim yang ada di Spanyol.

Pendeta Yang menyatakan bahwa ia telah menghubungi Engle dan menyampaikan kepadanya bahwa pihaknya tidak akan pernah mengundangnya lagi di kemudian hari. Engle, sambung Yang, menerima apa yang dikatakan kepadanya tersebut.

Baca Juga: Bukan Hanya Billy Graham, Pendeta di Indonesia Ini Belum Lama Meninggal. Siapa Dia?

Menanggapi permintaan maaf Pendeta Yang, Fatris mengatakan bahwa ia mengapresiasi tindakan gereja yang telah mengambil tanggung jawab atas insiden yang belum lama ini terjadi.

"Kita harus melanjutkan dan melihat ke depan untuk hubungan yang lebih konstruktif dan sehat, dan bahwa keterlibatan seperti itu seharusnya tidak hanya dilakukan ketika ada kesalahan yang dilakukan atau ketika permintaan maaf perlu diungkapkan, tetapi lebih daripada itu," pungkas Fatris.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami