Kabar mengejutkan
datang dari Tanah Papua, tepat saat perayaan Jumat Agung pekan lalu. Pemuda berusia
24 tahun, Berni Fellery Kunu ditemukan tewas di tepi sungai di dekat landasan pesawat di Pegunungan Bintang, Provinsi Papua pada hari Jumat, 30 Maret 2018.
Saat di
temukan, mayat Berni dikubur di tanah dangkal. Di bagian tubuh bagian atas sampai
bawah ditemukan luka-luka tusukan senjata tajam. Dari hasil penyelidikan, pemuda
asal Sulawesi Utara itu dibunuh oleh 23 orang tak dikenal, diantaranya 19 laki-laki dan 4 perempuan.
Seperti diketahui,
Berni Kunu bekerja sebagai petugas kesehatan Mobile Clinic and Medical Outreach
Examiner di Adventist Aviation Indonesia. Dia bekerja di sana sejak tahun 2017, setelah lulus dari keperawatan di Universitas Klabat (Unklab).
Kematian Berni
Kubu jadi pukulan yang begitu berat bagi keluarganya. Kabar pembunuhan putranya
pun menyebar luas di masyarakat dan mendorong sang ayah Pieter J. Kunu mencurahkan isi hatinya terkait kejadian tragis yang menimpa putranya itu.
Lewat akun Facebook-nya, Pieter mengaku bangga sekalipun putranya disiksa dengan keji sampai merenggang nyawa, namun dia mati sebagai martir Tuhan.
Berikut postingan sang ayah:
“Terlalu byk yg bertanya ...mk walau terasa duka yg
sangat dlm... saya ingin sampaikan utk keluarga...teman2 ... kolega2 dan semua
kenalan ..... bahwa anak saya Berni ... bekerja di Perusahan Penerbangan Gereja
di Sentani Papua ... dia bekerja di Bidang Kesehatan ... jd tugasnya selain
mendampingi dokter2 pemerintah di desa2.... dia dan teman2nya juga membantu
NEGARA ini untuk melayani masyarakat dlm.bidang kesehatan di wilayah2 yg sukar
didatangi dokter2 berbaju putih sebab utk tiba di sana harus ber jalan kaki
bberapa hari ... anakku Berni menyukai pekerjaan yg penuh tantangan sep ini
karena cintanya pada Tuhannya... ia critakan kpd saya saat terakhir
berkomunikasi klau pelayanannya benar2 dilimpahi mujizat kasih karunia yg
sangat byk dan ajaib... lalu saya ingatkan dia ut hati2 terhadap orang2 jahat
di pedalaman krn hati ini trasa brat melepas dia pg ... tp dia justru
menenangkan saya dg kata2 penuh iman... di selingi canda dan tawa krn dia ingin
segera menikah agar pelayanannya di pedalaman Papua bisa lbh baik dg pg bersama istrinya nanti ....
Kebiasaanya tiap pagi berolah raga... dia bw samp
pedalaman Papua... dg rambut yg pendek... badan tegap... dipercaya utk memegang
radio satelit di pinggang utk slalu berkomunikasi ke pusat pelayanan di.kota
... bercelana byk saku ut diisi dg obat2an dan peralatan medis ... dll nya ....
info yg kami terima ... diduga dia dicurigai sbg anggota TNI... (mungkin sbg
mata2 ???) ... kmarin penyerangan terjadi oleh segerombol orang bersenjata
(blum tahu siapa mereka sbnarx) ke desa dimn Berni dkkx berada ... ternyata yg
dicari hanyalah Dia... Berni anakku... besokx dia ditemukan dlm sebuah kubur
dangkal... tentu sudah tak bernyawa ... dia mati dg senjata tajam yg tampak
menghujani tubuhnya dari pinggang ke bawah... ooh Tuhan dia mati disiksa kaaah
??? Terlalu ngeri ut membayangkannya... tpi satu hal yg saya yakini dia mati
martir ... seorang suhada ... krn pelayanannya itu berdasarkan panggilan Tuhan bgnya ... itu keyakinannya dan juga keyakinan saya ....
Anakku...papi terlalu yakin kau mati dlm kemuliaan
Tuhan naak... papi bangga slmanya padamu... papi akan ikuti jejakmu ... mati
dlm pelayanan ut kemuliaan Tuhan ... samp jumpa di kota Yerusalem baru ....".
Anak Muda Pemberani Berni Kunu adalah seorang pahlawan ditanah Papua. Bekerja bagi kemanusiaan.
Pengorbanannya patut di kenang sampai Maranatha!
Pieter J. Kunu”
Turut berduka
buat keluarga yang ditinggalkan. Kita percaya bahwa apa yang dilakukan Berni
selama di Papua adalah wujud kecintaannya kepada Tuhan. Dan kita juga berharap
semoga para pelaku ditindak seadil-adilnya supaya tindakan serupa tak lagi
terulang dan menimpa mereka yang dipercayakan Tuhan untuk menyebarkan kabar
sukacita di sana.