Istilah ikatan suami-suami takut istri memang
tidak asing di telinga kita. Sebutan yang dipopulerkan oleh sebuah sitkom alias
sinetron komedi ini ditujukan kepada suami yang takut untuk pulang ke rumah selepas bekerja. Mendengar nama istri saja membuat mereka tidak nyaman.
Memangnya ada ya suami yang
demikian? Kenyataannya, di luar sana ada banyak pria yang bisa dikatakan masuk
ke dalam ikatan suami
takut istri ini. Berikut adalah lima alasan mengapa ikatan suami takut istri bisa hadir dalam khalayak.
1. Istri yang telalu dominan
Sifat yang selalu ingin menguasai
membuat suami menjadi tidak nyaman berada di rumah. Tanpa sadar, sang istri
sering menindas suami baik dengan perkataan atau sikapnya. Kebanyakan dari
suami ini takut untuk beradu argumen dengan istrinya yang terkesan mengintimidasi.
2. Sikap istri yang terlalu banyak menuntut
Namanya bekerja ya sudah pasti
lelah. Sayangnya, tidak banyak istri yang menyadari akan hal ini. Bukannya
menyambut dengan gembira sang suami selepas bekerja, yang ada malah rentetan tuntutan dari istri yang membuat pikiran semakin runyam.
3. Sering dibanjiri dengan pertanyaan curiga
Sebagai suami yang baru saja
selesai bekerja, ada kalanya mereka membutuhkan senyuman hangat dan obrolan
menyenangkan. Bukannya disodori dengan berbagai pertanyaan bagai detektif. Jika
tidak menjawab, curiga semakin menjadi-jadi. Sementara jika memilih menjawab,
apa pun jenis jawabannya akan selalu salah di mata istri. Alasannya adalah
karena sang istri insecure dan takut kalau-kalau suami menjalin hubungan dengan wanita lain.
4. Istri bawel dan tukang gosip
Kerjaannya membanding-bandingkan
kondisi rumah dengan rumput tetangga. Ada saja pembicaraannya. Dan semua
pembicaraannya melulu tentang orang lain. Bukannya menjalin komunikasi yang baik, hal ini justru membuat teling suami semakin panas dan takut untuk pulang.
Dalam pernikahan, kita dikenalkan kalau istri
ada sebagai penolong. Disini, pria bertugas sebagai kepala, sementara istri
menjadi lehernya. Suami merupakan pemegang otoritas yang ada di dalam keluarga. Itulah sebabnya suami disebut sebagai kepala keluarga.
Sudah sepantasnya suami bersikap tegas atas kesalahan yang dilakukan oleh istri. Tegas disini tidak harus menantangnya untuk berkelahi, tetapi bisa menunjukkan kalau otoritas kepemimpinan ada di tangan suami.
Baca juga: Jangan Memendam Uneg-Uneg. Pasangan Bukan Paraormal, Lho. Ini 4 Bahayanya
Istri, sebagai leher yang berfungsi untuk
menopang dan menggerakkan kepala. Istri harus bisa menjadi pendamping dalam
kondisi dan situasi apa pun yang dihadapi oleh suaminya. Leher memang membuat
kepala mampu bergerak ke kiri dan ke kanan. Tetapi hal ini tidak berarti kalau
leher dapat menggerakkan kepala semaunya. Menggerakkan disini bertujuan agar
suami bisa bergerak ke arah yang lebih baik.
Menakut-nakuti suami dengan gertakan atau
omelan memang bisa membuat suami menjadi menurut kepada kita untuk sesaat.
Tetapi hal ini juga membuat suami menjadi tidak nyaman dan memilih untuk menghindari istri.