Gak Neko-neko, KWI Tegaskan Tokoh Agama Hindari Khotbah Berkedok Kampanye
Sumber: HIDUPKATOLIK.com

Nasional / 4 April 2018

Kalangan Sendiri

Gak Neko-neko, KWI Tegaskan Tokoh Agama Hindari Khotbah Berkedok Kampanye

Lori Official Writer
2476

Masa kampanye Pilkada sudah dimulai. Itu artinya gereja juga ambil bagian untuk menyampaikan himbauan supaya jangan menggunakan rumah ibadah sebagai tempat kampanye. Hal inilah yang ditegaskan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan juga sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kepada para tokoh agama di berbagai belahan daerah di Indonesia pada Minggu, 25 Maret 2018 lalu.

KWI meminta supaya tokoh agama tidak menyampaikan khotbah dengan kedok kampanye politik calon tertentu.

“Dengan melihat pengalaman tahun lalu, banyak tokoh agama masuk ranah politik praktis dan tanpa sengaja dipakai oleh kelompok tertentu untuk memenangkan Pilkada. Tahun ini tidak banyak berubah karena jualan politik masih sangat laris. Isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) masih menjadi komoditas politik,” ucap Pastor Paulus Christian Siswantoko Pr, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI, seperti dikutip Ucanews Indonesia beberapa waktu lalu.

Pastor Paulus khawatir pengetahuan politik masyarakat yang masih rendah sangat mudah dimanfaatkan oleh golongan tertentu untuk mencari keuntungan sendiri di Pilkada nanti.

Selain itu, KWI juga memberikan peringatan kepada tokoh agama Katolik untuk tidak memakai gedung gereja sebagai tempat kampanye, baik itu hanya sekadar memasang spanduk dan poster di sekitar gedung gereja.

Baca Juga :

Ikut Awasi Jalannya Pilkada 2018, PGI Serukan Wejangan Penting Ini ke Semua Lembaga Gereja

Baksos Gereja Yogyakarta Dianggap Bentuk Kristenisasi, Ini Kata Ketua KWI!

Kedatangan KWI ke Istana Bikin Presiden Jokowi Senang, Berikut Alasannya…

Direktur Institute Dian Interfidei Elga Joan Sarapung berpendapat kalau pemakaian khotbah untuk kampanye politik merupakan bentuk pembodohan. Tindakan itu hanya akan merugikan umat beragama karena tak lagi punya daya berpikir kritis. “Itu bukan ruang politik dan seharusnya calon-calon pemimpin jangan memakai ruang-ruang agama untuk membodohi umat dan melemahkan makna dari ruang-ruang agama. Ini menyedihkan sekali,” kata Elga.

Dia tak mau peristiwa Pilkada DKI Jakarta tahun lalu kembali terjadi di momen pesta rakyat tahun ini. Karena itu ruang-ruang agama dan yang berkaitan dengan keyakinan sebaiknya dihindari demi menjaga kondusivitas Pilkada.

Senada dengan itu, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) juga sudah menyampaikan seruan yang sama beberapa waktu lalu. Seperti diketahui mereka mengeluarkan Surat Gembala Paskah yang berisi permintaan supaya gereja-gereja bersedia menjaga keamanan dan ketentraman Pilkada 2018 ini. Ketua Umum PGI Pendeta Henriette Tabita Lebang menegaskan supata tempat ibadah jangan dijadikan tempat untuk kampanye Pilkada.

“Kita tidak mengharapkan khotbah menjadi alat untuk mengusung kandidat tertentu sebab pilihan warga jemaat berbeda-beda. Ini harus dihargai,” ucapnya.

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan secara resmi masa kampanye Pilkada serentak di 17 provinsi, 39 kotamadya dan 115 kabupaten sudah dimulai dan akan berakhir pada 23 Juni mendatang, atau empat hari menjelang Pilkada serentak.

Sumber : Ucanews.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami