Ada seorang pemuda
miskin dan tinggal di negara Arab. Dia
bekerja sebagai pekerja rendahan di salah satu perusahaan minyak terkemuka di
sana. Hari demi hari, dia lalui dengan kerja keras sebagai buruh, gajinya pun
tak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
Hingga suatu hari, dia
merasa kehausan, sangat haus. Kamu bisa membayangkan betapa panas dan
gersangnya di Arab.
Dia lalu melihat ada sebuah
botol air minum di meja, dan dia lalu bergegas ingin meminumnya. Namun, sebelum
air menyentuh bibirnya, dia tersentak dengan teriakan seorang insinyur,
"Heh, jangan kau minum air itu, air ini khusus untuk insinyur." Bentak
seorang insinyur asal Amerika.
Betapa sang pria tersebut
sakit hati mendengar teriakan sang insinyur tersebut. Dia merasa sangat
terhina, bayangkan saja, hanya karena dia seorang pekerja rendahan maka dia
nggak bisa meminum segelas air padahal dia sangat haus saat itu.
"Apa karena aku
pekerja rendahan dan dia insinyur sehingga aku nggak boleh meminum segelas air
segar?" gumannya.
Sakit hati tersebut
dijadikannya sebagai motivasi. Hari demi hari dia jalani seperti biasa, bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun rupanya, hinaan yang
dia terima masih terus terngiang di kepalanya. Dan dia menjadikan hinaan itu
sebagai cambuk untuk memotiasinya menjadi lebih baik.
Saat itu dia masih
memiliki tingkat pendidikan lulusan SD, lalu dia mulai mengambil pendidikan ke
tingkat SMP hingga SMA di malam hari.
Siang hari dia bekerja dan
malam dia sekolah. Kerapkali dia mengalami kelelahan, namun dia tetap semangat.
Tuhan pun merubah nasib si
pemuda miskin ini setelah dia lulus SMA.
Perusahaanpun terkesan
dengan kerja kerasnya selama ini, sehingga akhirnya dia pun mendapatkan
beasiswa belajar di Amerika, nggak hanya S1 tetapi hingga beasiswa S2.
Singkat cerita, akhirnya
dia dipanggil kembali oleh perusahaan minyak tempat dia bekerja dulu. Dan dia
menggantikan posisi menjadi wakil direktur disana.
Ada kejadian yang sangat
menarik. Sekalipun dia sudah menjadi wakil direktur dan menjadi atasan seorang
insinyur yang beberapa puluh tahun lalu menghinanya, dia tetap rendah hati dan
tidak sombong.
Malahan dia tidak berupaya
membalas dendam kepada bawahannya tersebut.
Dia mengetahui pasti bahwa
perjuangannya hingga sekarang karena pertolongan Tuhan. Tuhan mengizinkan hal
itu terjadi, Tuhan mengizinkan dia dihina, karena Tuhan ingin menjadikan dia seorang
yang besar.
Dia malah sangat
menghargai sang insinyur sekalipun insinyur (itu) sudah merasa bersalah dan
meminta maaf.
Dia merasa bahwa insinyur
itu adalah alat yang Tuhan pakai untuk memotivasi hidupnya.
Kadang kala dalam
perjalanan hidup, ada banyak hal yang mencoba menjatuhkan kita dan merendahkan
kita.
Entah dari segi jabatan, keuangan dan lain
sebagainya. Ada banyak orang yang berusaha untuk membalas dendam dan tak
terima, tetapi orang bijak akan memakainya sebagai motivasi.
Baca Artikel Lainnya : Buah Roh Adalah Kesabaran Bukan Hanya Sukacita. Apakah Kamu Sudah Memilikinya?
Kita harus ingat bahwa
Tuhan memanggil kita dengan cara yang berbeda. Dan untuk segala sesuatu yang
boleh terjadi atas kita, semua atas izin Tuhan. Tuhan memiliki maksud yang sama
sekali tak bisa kita tebak, namun yang jelas , maksudnya sangatlah mulia. Biar
nama-Nya yang dimasyurkan pada akhirnya.
Matius 10:29: “Bukankah
burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan
jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.”