Kisah Si Pemuda Miskin Mengajarkan Kita Bahwa Allah Berdaulat Atas Hidupmu

Kata Alkitab / 3 April 2018

Kalangan Sendiri

Kisah Si Pemuda Miskin Mengajarkan Kita Bahwa Allah Berdaulat Atas Hidupmu

Naomii Simbolon Official Writer
6356

Ada seorang pemuda miskin  dan tinggal di negara Arab. Dia bekerja sebagai pekerja rendahan di salah satu perusahaan minyak terkemuka di sana. Hari demi hari, dia lalui dengan kerja keras sebagai buruh, gajinya pun tak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

 

Hingga suatu hari, dia merasa kehausan, sangat haus. Kamu bisa membayangkan betapa panas dan gersangnya di Arab.

Dia lalu melihat ada sebuah botol air minum di meja, dan dia lalu bergegas ingin meminumnya. Namun, sebelum air menyentuh bibirnya, dia tersentak dengan teriakan seorang insinyur, "Heh, jangan kau minum air itu, air ini khusus untuk insinyur." Bentak seorang insinyur asal Amerika.

 

Betapa sang pria tersebut sakit hati mendengar teriakan sang insinyur tersebut. Dia merasa sangat terhina, bayangkan saja, hanya karena dia seorang pekerja rendahan maka dia nggak bisa meminum segelas air padahal dia sangat haus saat itu.

"Apa karena aku pekerja rendahan dan dia insinyur sehingga aku nggak boleh meminum segelas air segar?" gumannya.

 

Sakit hati tersebut dijadikannya sebagai motivasi. Hari demi hari dia jalani seperti biasa, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun rupanya, hinaan yang dia terima masih terus terngiang di kepalanya. Dan dia menjadikan hinaan itu sebagai cambuk untuk memotiasinya menjadi lebih baik.

 

Saat itu dia masih memiliki tingkat pendidikan lulusan SD, lalu dia mulai mengambil pendidikan ke tingkat SMP hingga SMA di malam hari.

Siang hari dia bekerja dan malam dia sekolah. Kerapkali dia mengalami kelelahan, namun dia tetap semangat.

Tuhan pun merubah nasib si pemuda miskin ini setelah dia lulus SMA.

 

Perusahaanpun terkesan dengan kerja kerasnya selama ini, sehingga akhirnya dia pun mendapatkan beasiswa belajar di Amerika, nggak hanya S1 tetapi hingga beasiswa S2.

Singkat cerita, akhirnya dia dipanggil kembali oleh perusahaan minyak tempat dia bekerja dulu. Dan dia menggantikan posisi menjadi wakil direktur disana.

 

Ada kejadian yang sangat menarik. Sekalipun dia sudah menjadi wakil direktur dan menjadi atasan seorang insinyur yang beberapa puluh tahun lalu menghinanya, dia tetap rendah hati dan tidak sombong.

Malahan dia tidak berupaya membalas dendam kepada bawahannya tersebut.

 

Dia mengetahui pasti bahwa perjuangannya hingga sekarang karena pertolongan Tuhan. Tuhan mengizinkan hal itu terjadi, Tuhan mengizinkan dia dihina, karena Tuhan ingin menjadikan dia seorang yang besar.

Dia malah sangat menghargai sang insinyur sekalipun insinyur (itu) sudah merasa bersalah dan meminta maaf.

Dia merasa bahwa insinyur itu adalah alat yang Tuhan pakai untuk memotivasi hidupnya.

 

Kadang kala dalam perjalanan hidup, ada banyak hal yang mencoba menjatuhkan kita dan merendahkan kita.

 Entah dari segi jabatan, keuangan dan lain sebagainya. Ada banyak orang yang berusaha untuk membalas dendam dan tak terima, tetapi orang bijak akan memakainya sebagai motivasi.

Baca Artikel Lainnya Buah Roh Adalah Kesabaran Bukan Hanya Sukacita. Apakah Kamu Sudah Memilikinya?

Kita harus ingat bahwa Tuhan memanggil kita dengan cara yang berbeda. Dan untuk segala sesuatu yang boleh terjadi atas kita, semua atas izin Tuhan. Tuhan memiliki maksud yang sama sekali tak bisa kita tebak, namun yang jelas , maksudnya sangatlah mulia. Biar nama-Nya yang dimasyurkan pada akhirnya.

 

Matius 10:29: “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.”

Sumber : berbagai sumber/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami