Para Pemimpin Kristen di Singapura Berduka Karena Ditinggal Mati Pendiri Ribuan Gereja Ini
Sumber: www.wisataasia.com

Internasional / 31 March 2018

Kalangan Sendiri

Para Pemimpin Kristen di Singapura Berduka Karena Ditinggal Mati Pendiri Ribuan Gereja Ini

Budhi Marpaung Official Writer
5283

Rick Seaward, seorang pendiri gereja karismatik yang membantu menanam ribuan gereja di seluruh dunia dan pendiri gereja besar pertama di Singapura, tewas dalam kecelakaan mobil Sabtu (24/3/2018) lalu ketika berada di Brasil untuk sebuah konferensi misi.

"Dengan berat hati kami mengumumkan telah meninggalnya pendiri kami, Pendeta Dr. Rick Seaward, pada 24 Maret 2018, dalam kecelakaan mobil di Brasil," demikian pengumuman yang dibuat Victory Family Center Singapore pada Senin (26/3/2018).

Menurut keterangan pihak gereja, penginjil berusia 63 tahun itu tiba di Brasil pada satu hari sebelumnya, yakni Jumat (23/3/2018), untuk menghadiri suatu konferensi. Kecelakaan fatal itu terjadi di kota Três Pontas di negara bagian Minas Gerais ketika Seaward mengemudikan mobil ke hotelnya setelah mengikuti konferensi, Sabtu.

(Rick Seaward semasa hidup / Sumber: christianpost.com)

Upacara peringatan akan diadakan pada 13 April 2018 di The Star Performing Arts Centre di Singapura.

Seaward mendirikan Victory Family Center bersama dengan istrinya, Diane, pada 1977 yang ketika itu dikenal sebagai Calvary Charismatic Centre.

Menurut laman web acara memperingati Seaward, ibadah gereja yang dibangunnya diadakan pertama kali di sebuah hotel. Pada akhirnya itu berkembang menjadi lebih dari 1.000 gereja di 90 negara di seluruh dunia di bawah kepemimpinan Seaward.

"Seorang lelaki dengan iman dan visi yang besar, dia dikenal di seluruh dunia karena keyakinannya yang teguh bahwa setiap gereja lokal memiliki peranan masing-masing di dalam misi dunia," tulis laman peringatan itu. "Pendeta Seaward terkenal karena strategi revolusionernya di dalam menanam gereja-gereja yang pada gilirannya akan menanam lebih banyak gereja lagi."

Sejumlah pemimpin Kristen telah mengungkapkan kesedihan mereka setelah mengetahui kematian Seaward.

Saya telah kehilangan seorang saudara yang sangat disayang dan pendeta yang setia," ujar Uskup Rennis Ponniah dari Keuskupan Agung Anglikan Singapura dalam sebuah pernyataan. "Rick Seaward mewujudkan dua nilai yang telah meninggalkan tanda yang tak terhapuskan pada pendeta-pendeta di Singapura: berbagi Berita Baik tentang Yesus Kristus dengan orang lain; dan berkomitmen untuk mempromosikan persatuan di antara gereja-gereja."

Pendeta Lawrence Khong dari Faith Community Baptist Church dan ketua LoveSingapore, sebuah organisasi yang diketuai oleh Seaward dari 2002 hingga 2008, menyebut Seaward sebagai "rasul modern".

Baca Juga: Gereja di Sumsel Dirusak OTK, Kata Warga Sekitar Pelakunya Lebih Dari Satu

"Dia adalah juru bicara Tuhan yang visioner untuk tetangga kami, Timor-Leste," jelas Khong dalam sebuah pernyataan. "Ini mengarah pada inisiatif kegerakan Cinta Timor yang menyatukan gereja-gereja dan organisasi misi untuk memberkati desa-desa di Timor Leste dengan cara praktis tanpa pamrih. Saat ini, banyak hal baik terjadi di tanah Timor Leste hanya karena ada seorang Rick Seaward yang mencintai (negara tersebut) dan memperjuangkan perjuangannya."

Dorothy Lim, anggota jemaat yang sudah lama bergabung di Victory Family Center, menceritakan bagaimana hidupnya dipengaruhi oleh Seaward.

Pendeta Seaward mengajarkan kami bahwa sebagai pengikut Kristus, tidak ada jalan untuk hidup selain daripada kehidupan ketaatan mutlak kepada Tuhan," tulis Lim dalam sebuah postingan Facebook. "Dia tidak pernah malu mengajarkan kebenaran tanpa kompromi, tidak peduli betapa itu tidak membuat kita jadi nyaman. Seperti rumah-rumah yang dibangun di atas batu karang, hidup kita mendapat manfaat dari pengajaran yang kuat dan seimbang yang berlaku untuk kehidupan sehari-hari."

Salah satu komentator Facebook menyatakan bahwa mungkin ada beberapa signifikansi terhadap fakta bahwa Seaward meninggal pada tahun yang sama dengan ikon penginjil Billy Graham.

"Sungguh manusia Tuhan. Saya belum pernah di bawah pelayananmu, tetapi pengaruhmu ada di mana-mana," kata Peter Leong dari Auckland, Selandia Baru. "Dan meninggalkan bumi pada tahun yang sama dengan Billy Graham? Semoga itu menandakan kebangkitan bagi bangsa yang telah dia pengaruhi."

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami