Ketika Seorang Pembunuh Diubahkan Tuhan, Kini Ia Rela Mati Untuk Tuhan, Joni Sihombing
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c_YDPdXf

Family / 27 March 2018

Kalangan Sendiri

Ketika Seorang Pembunuh Diubahkan Tuhan, Kini Ia Rela Mati Untuk Tuhan, Joni Sihombing

Inta Official Writer
6769

Awalku menjadi seorang pencopet

Di jalanan, hukum rimba itu selalu berlaku. Bagiku, Joni Sihombing, jalanan merupakan salah satu pelarian dari kehidupan masa kecil yang tidak pernah sedikitpun merasakan kasih sayang orang tua. Sebagai seorang anak rantau yang berasal dari Kota Binjai, kuhabiskan hari-hari di jalanan sebagai seorang pencopet. Lagi, hukum rimba memaksaku menjadi pribadi yang kuat, jika aku tidak mencopet, satu suap nasi pun tidak akan bisa aku dapatkan.

Siangnya mencopet, malamnya kuhabiskan untuk bersenang-senang bersama rekan-rekan jalananku. Dunia malam nampak sangat biasa bagiku. Bagi rekan-rekanku, sekali berbuat jahat, lakukan kejahatan itu tanpa perlu tanggung-tanggung.

Dari pencopet, aku kini merampok

Buat seseorang yang biasa hidup dijalanan, pendapatan bukanlah sebuah faktor kepuasan dalam hidup ini. Namun bagaimana kita bisa menempatkan keberanian ini untuk berbuat jahat kepada orang lain. Aku, Joni, tidak kenal takut. Sekali nyaliku ciut, jangan harap aku bisa hidup di dunia ini.

Ketika hidup di jalanan, pikiran ini rasanya selalu kosong. Sehingga aku mendapatkan banyak pengaruh buruk dari rekan sekitarku yang juga orang-orang jalanan. Suatu kali ada seorang rekan mengajak untuk merampok sebuah rumah. Mencopet saja tidak cukup bagiku. Aku terima ajakan dari rekanku tersebut. Satu perbuatan keji yang pernah kulakukan adalah, aku pernah membunuh seseorang.

Tidak memiliki belas kasihan pada sesama menjadikanku seorang pembunuh

Aku pun tidak menyangka, betapa kekurangan kasih sayang dari orang tua membuatku tidak memiliki sedikitpun belas kasihan pada orang lain. Hingga akhirnya tindakan kriminalku tersebut tercium oleh polisi. Mereka menyergap malam hari di rumah kontrakanku. Satu pelajaran yang ada dalam pikiran saat itu bahwa teman adalah penghianat.

Aku meyakini kalau temanku yang melaporkan tindak kriminalku tersebut. Entah mengapa, saat itu pikiranku langsung menuju pada perlakuan orang tua padaku. Dimana aku tidak pernah merasakan kasih yang sesungguhnya dari mereka. Bahkan hingga akhir mereka menghembuskan nafas, tidak pernah aku merasakan pelukan dari orang tua. Selama aku hidup, dua kali aku mencicipi rumah tahanan.

Pertemuan dengan teman melembutkan hatiku

Setelah keluar penjara, motivasi untuk hidupku adalah bertahan hidup dengan mengumpulkan uang. Tidak mudah untuk menghilangkan kebiasaan lamaku mengingat sudah 12 tahun aku hidup di jalanan. Suatu hari, aku kembali bertemu dengan satu sosok yang dahulu sama-sama mencicipi jalanan bersama. Kami kehilangan komunikasi lantaran aku masuk penjara, sementara temanku ini tidak mengetahui lokasi penjara tempatku berada.

Namanya Andy Matius. Orang jalanan yang diubahkan oleh Tuhan. Dia memilih untuk melayani Tuhan dengan menjadi seorang pendeta. Aku merasakan perbedaan yang luar biasa dalam pribadi Andy Matius. Dimana ia sekarang selalu mengasihi sesama, bertutur kata lembut, sabar dan yang paling penting, dia mau mengajakku untuk kembali berjalan bersama Tuhan.

Bagi Andy, aku adalah sosok yang disebut sebagai raja kejam, menakutkan, bahkan berani untuk membunuh orang. Aku ingat kalau dulu Andy pernah mencegahku untuk melakukan pembunuhan. Bukannya menjauh karena kami tidak lagi berjalan dalam perjalanan yang sama, ia justru menginginkan aku memiliki kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: Saat Pengedar Film Porno Sekaligus Pemakai Narkoba Mencari Tuhan Untuk Hidup, Fendra

Mengenal hati Bapa yang penuh kasih

Ia menjelaskan kalau kehidupannya ini menjadi bermakna dan memiliki pengharapan karena pribadi yang bersama Kristus. Andy mengajakku untuk sekolah Alkitab. Sepertinya, hampir 15 kali aku menolak ajakan tersebut. Alasannya? Sangat berat bagiku untuk melepaskan kebebasan yang selama ini kudapatkan dari jalanan.

Hingga ada satu titik, aku merasa bosan dengan kehidupan jalanan. Aku mendatangi Andy untuk menerima tawarannya tersebut. Di sekolah Alkitab, aku mendapatkan satu renungan mengenai hati Bapa. Dimana Bapa adalah sosok yang pengasih hingga rela menebus dosa orang berdosa.

Saat itu aku menyadari kalau Bapa telah mengampuniku ketika aku berada jauh dariNya. Tuhan Yesus sangat baik. Kasihnya kepadaku tidak pernah tergantikan dengan hal-hal di dunia ini. Untuk pertama kalinya, aku merasakan kasih seorang Bapa. Tidak terhitung kasihnya bagiku. Ia mengajarkan untuk mengampuni dan mengasihi orang lain.

Kini, aku memiliki pengharapan di dalam Kristus. Jika dulu aku rela mati di jalanan untuk bertahan hidup, apalah artinya bagiku untuk mati bagi Kristus yang telah mengampuni dan menebus dosaku. Saat ini, aku hidup untuk memuliakan nama Tuhan.  

Sumber : solusi
Halaman :
1

Ikuti Kami