“Taaaa, tadi aku hampir mati, sumpah deh serem
abis,” cerita salah seorang teman saya dengan heboh. “Lho kok bisa? Tapi sekarang
gapapa kan?” Jawab saya seraya
mengecek kondisinya dari ujung rambut sampai bawah kaki. Puji Tuhan, tidak ada yang harus dikhawatirkan, batin saya.
Sedetik kemudian, teman saya langsung
menjelaskan kronologis yang hampir mencelakainya tersebut. “Tadi kan aku lagi
di jalan, terus aku nyalip truk gandeng. Itu lho, yang panjangnya nggak
ketulungan itu. Kan aku serba salah, di belakang kenyang hirup asap, mau nyalip tapi ngeri. Akhirnya aku beraniin aja nyalip dari sisi kanan,” terangnya.
Saya meresponnya sambil mengangguk, sekaligus
tanda kalau teman saya tersebut boleh meneruskan ceritanya. “Nah terus pas aku
nyalip kok tiba-tiba itu truk agak minggir-minggir ke kanan. Padahal tadinya
dia nggak kasih sign kanan lho, Ta.
Disitu, aku udah bener-bener mepet sama trotoar dan bannya yang gede. Mikirinnya aja masih bikin aku takut sampe sekarang.”
“Saking ngerinya, aku sampe lupa nggak mencet klakson. Itu kejadiannya bener-bener cepet. Aku bilang dalam hati, “Tuhan, tolong aku, Tuhan. Aku nggak mau mati.””Temanku itu menghentikan ceritanya sambil tersenyum lega. “Jadi, ya itu tadi. Puji Tuhan aku langsung tancap gas dan berhasil nyalip dengan selamat,” tutupnya.
Setelah mendengarkan cerita dari salah seorang
teman tersebut, saya merenung. Memang pada kendaraan, terdapat satu titik yang
dikatakan sebagai blind spot atau titik buta, sebuah area pandangan yang tidak
bisa dilihat oleh pengemudi. Tidak hanya ada pada truk, titik buta ini juga ada pada motor, mobil, bus atau kendaraan lainnya.
Dilansir dari mentrotvnews, di Indonesia, ada sekitar 200 orang yang meninggal dunia akibat titik buta ini setiap tahunnya. 60 persen pengemudi yang terlibat pada kecelakaan tersebut mengaku tidak melihat kendaraan lain. Untuk mencegahnya, kita harus menjadi pengemudi yang bijak.
Misalnya dengan memposisikan kendaraan kita agar bisa terlihat oleh kendaraan lain, mengurangi kecepatan saat berdekatan dengan kendaraan lain, atau selalu siaga terhadap klakson atau lampu, terutama jika kondisi jalanan gelap atau terhalang debu.
Dalam kehidupan ini, kita juga memiliki titik buta, dimana kita memiliki keterbatasan pandangan mata jasmani maupun mata hati. Contohnya ketika kita mendapatkan sebuah kesempatan yang cukup menggiurkan, kita tidak tahu kalau hal tersebut justru akan membuat kehidupan kita terpuruk atau jauh dari Tuhan.
Baca juga: Film Ini Ajarkan Kita Untuk Tidak Menghakimi Anak
Berikut pula pada perjalanan yang diambil dalam
kehidupan ini, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada perjalanan
ini. Bisa jadi ini mencelakai kehidupan rohani kita. Mungkin saja kita bisa
memprediksikan kemungkinan terburuk, tapi bukankah kehidupan ini penuh dengan
ketidakpastian?
Sebagai orang percaya, kita harus bisa terus
mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Alasannya terdapat dalam Amsal 15:3, “Mata
TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.” Kita tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini, namun Tuhan adalah
pribadi yang mahatahu, tanpa mengenal titik buta mana pun dalam kehidupan kita
ini.