Teruntuk Kaum Jomblo, Jangan Jadikan Pernikahan Dan Seks Sebagai Berhala Yang Ingin Digapai

Single / 25 March 2018

Kalangan Sendiri

Teruntuk Kaum Jomblo, Jangan Jadikan Pernikahan Dan Seks Sebagai Berhala Yang Ingin Digapai

Yeni Mariaty Simbolon Contributor
3083

Saya ingat banget ketika saya masih usia 17 tahun saat itu, seorang teman saya datang menghampiri dan menatap mata saya sambil berkata: " Jessica, saya bisa ngelihat kalau kamu akan menjadi lajang selamanya."

Saya nggak yakin, apakah ini semacam penghinaan yang membuat saya terintimidasi dan berkata: "Oh my gosh, itu berarti nggak akan ada yang menikahi saya?" atau itu pujian yang sedang berkata bahwa aku adalah wanita yang kuat dan mandiri tanpa pria?

Namun yang pasti, waktu itu saya sangat sulit menerima kata-katanya dengan baik.

Kesendirian lebih dari sekedar kemerdekaan bagi saya. Dan itu berarti bahwa saya nggak pernah melakukan hubungan seks.

Menjadi single hanya cocok bagi gadis Kristen yang kudus yang tidak menginginkan seks.

Dan saya percaya bahwa Tuhan nggak akan melakukan hal itu padaku. Saya pasti akan menikah, Tuhan mengerti itu dan saya percaya pada diriku bahwa aku akan menikah.

Bertahun-tahun sudah berlalu dengan segala kesibukanku, sambil mengepalkan tangan menahan hawa nafsu.   Saya bertanya-tanya kepada Tuhan, berapa lama lagi saya menunggu dan berharap.

Saya pun mulai berpikir bahwa mungkin saja teman saya berkata benar. Gimana kalau memang Tuhan buat saya menunggu selamanya? Bagaimana mungkin Tuhan dengan jujur mengharapkan bahwa saya nggak akan pernah berhubungan seks?

Saya memang menghabiskan masa remaja saya dulu dengan menonton film porno, dan bergulat dengan fantasi. Saya semakin bertanya-tanya, apakah Tuhan sedang menghukum saya sekarang?

Jika kamu sedang merasakan hal yang sama dengan saya, izinkan saya untuk memberitahukan sesuatu.

Sejak saya duduk di bangku SMA, hingga usia 20 tahunan dan sampai saat ini, saya selalu membuat standard cara pacaran dalam hidup saya.

Saya menjaga diri dan memutuskan untuk melakukan intim setelah saya menikah. Tetapi ternyata ada hal yang lebih penting daripada memikirkan pernikahan dan seks, yaitu kita harus menunggu Tuhan.

Menunggu pernikahan memang tidak masalah. Berharap atau menginginkan pernikahan juga tidak salah, tetapi jika kita nggak hati-hati, kita akan menjadi seseorang yang melempem. Kita hanya akan duduk, tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu pasangan.

Kita takut keluar dari tempat penantian akan pasangan sehingga kita hanya memikirkan itu melulu dan tak bertumbuh.

Cobalah pikirkan, menunggu itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Kamu harus beranjak dan membuat pilihan.

Kamu perlu beranjak dan berkenalan dengan banyak orang. Tentu sebelum menikah, kamu harus mengenal siapa pasanganmu dulu. Kamu tentu nggak mau membuat pilihan yang salah kan?

Ketika hidup kita dilumpuhkan oleh rasa takut kehilangan kesempatan untuk menikah, maka pernikahan dan seks bisa menjadi berhala

Saya berani mengatakan bahwa ketika pernikahan dan seks menjadi berhala, kita akan menjauh dari Tuhan dan salah fokus. Kita akan kehilangan banyak hal dan menjadi seseorang yang gampang jatuh dalam dosa.

Kamu harus tahu bahwa kehidupan lajang alias single adalah kehidupan yang penuh dengan peluang bukan penuh dengan keluhan dan menjadikannya ruang tunggu abadi untuk kehidupan nyata menuju pernikahan.

Single masih bisa melayani, membangun persahabatan yang kuat, menikmati keintiman dalam satu komunitas, dan bahkan Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa wanita yang lajang memiliki kemapuan untuk mengabdikan perhatian yang penuh kepada perkara Tuhan ( 1 Korintus 7:34).

Halaman :
1

Ikuti Kami