Niat Bikin Anak Makin Berprestasi, Hal Ini Justru Bikin Kita Menghakimi Anak Sendiri, Lho
Sumber: https://www.eusemfronteiras.com.br/wp-co

Kata Alkitab / 23 March 2018

Kalangan Sendiri

Niat Bikin Anak Makin Berprestasi, Hal Ini Justru Bikin Kita Menghakimi Anak Sendiri, Lho

Inta Official Writer
2545

Beberapa malam yang lalu, saya menonton kembali sebuah film asal India berjudul Taare Zameen Par. Kalau kalian sebelumnya menonton film Three Idiots, maka film ini merupakan garapan dari Aamir Khan. Film yang bercerita mengenai seorang anak yang menderita penyakit dyslexia.

Diambil dari bahasa Yunani, dys berarti kesulitan dan lexis artinya huruf atau leksikal. Jika digabungkan, dyslexia merupakan suatu keadaan dimana penderitanya mengalami kesulitan dalam aktivitas membaca dan menulis.

Ishaan, seorang anak yang duduk di bangku kelas 3 SD merupakan salah satu penderita dyslexia. Kendati demikian, ia dikaruniai talenta melukis yang tidak biasa. Bagi orang-orang yang ada disekelilingnya, Ishaan semata-mata hanyalah anak yang bandel, suka caper (cari perhatian), pemalas dan bodoh.

Ia mendapatkan nilai no pada hampir seluruh mata pelajaran di sekolahnya. Hal ini dikarenakan ia kesulitan untuk membaca dan membedakan huruf atau angka. Tidak terhitung sudah berapa kali dirinya dihukum lantaran keterbatasannya tersebut.

Orang tua Ishaan tidak mengetahui hal ini, yang mereka ketahui hanyalah Ishaan adalah bocah yang malas dan bodoh. Karenanya mereka memindahkan Ishaan pada sebuah sekolah asrama yang terkenal karena kedisiplinannya. Harapannya, semoga Ishaan bisa menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan anak-anak seusianya.

Sayangnya, sikap ini hanya membuat Ishaan merasa kalau dirinya telah terasingkan dalam keluarganya sendiri. Di sekolahnya yang baru, Ishaan bukan lagi sosok yang ceria dan menyenangi melukis. Keadaam Ishaan kian hari kian memburuk. Hukuman bukan lagi ha lasing baginya.

Hingga suatu hari, ada seorang guru seni baru yang bernama Nikumbh menyadari keadaan Ishaan. Ia mengatakan pada kepala sekolah dan orang tua Ishaan bahwa dirinya bersedia untuk membantu Ishaan dalam mengatasi keterbatasannya tersebut.

Setiap hari, Nikumbh akan meluangkan waktu untuk mengajari Ishaan membaca dan menulis, bahkan menumbuhkan kembali rasa percaya dirinya. Pembelajaran yang diberikan Nikumbh berbuah baik, Ishaan bisa memperbaiki keterbatasannya dalam membaca dan menulis tersebut. Ia bahkan mulai gemar melukis dan mendapati lukisannya menjadi karya terbaik di sekolahnya.

Sebagai orang tua, terkadang kita juga sering menuduh atau menghakimi anak sebagai pemalas atau bandel tanpa mengetahui alasan yang ada dibaliknya. Dari film ini kita bisa belajar kalai dukungan merupakan bentuk kasih yang bisa kita beri pada anak.

Pendidikan tidak hanya menjadi tugas bagi para guru, namun juga kita sebagai orang tua. Apabila anak kita mengalami suatu masalah, yang diselidiki bukanlah akibatnya, namun sebab mengapa anak mengalami masalah tersebut.

Seperti tertulis dalam Amsal 17:6, “Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.” Seorang anak memang bertanggung jawab bagi dirinya sendiri, namun orang tua juga berperan untuk mendidik anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan. 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami