Keluarga Kristen Mencoba Lari Dari Serangan Di Kota Suriah :”Tolong Doakan Kami.

Internasional / 19 March 2018

Kalangan Sendiri

Keluarga Kristen Mencoba Lari Dari Serangan Di Kota Suriah :”Tolong Doakan Kami."

Naomii Simbolon Official Writer
5951

Sudah 30 tahunan sejak 16 Maret 1988, dimana Saddam Hussein yang saat itu menjadi presiden Irak membunuh ribuan warga sipil Kurdi di kota Halabja, Irak .

Diktator Irak menggunakan gas kimia mustard yang mematikan dan agen saraf sarin untuk meracuni 5000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, sebagai bagian dari kampanye pembesihan etnis yang ditargetkan terhadap orang kurdi. Sekitar 10.000 orang terluka dalam serangan tersebut.

Dikenal sebagai pembantaian Halabja atau Bloddy Friday, insiden tersebut menjadi serangan kimia yang paling buruk yang dialami oleh penduduk sipil.

Tiga puluh tahun kemudian, beberapa orang mengatakan bahwa orang Kurdi, bersama dengan orang Kristen, Muslim dan Yazidis menghadapi kampanye pembersihan etnis yang ditargetkan serupa oleh pasukan Suriah, Turki dan Rusia kali ini di negara tetangga Suriah.

Di Garis bidik ada kota Arifin di utara Suriah dan terdiri dari etnis Kurdi juga merupakan rumah bagi 250 keluarga Kristen. Kota ini terus menerus mengalami serangan selama sebulan penuh, baik itu dari serangan udara dan juga tanah, oleh pasukan Turki dan pemberontak Suriah yang didukung oleh pemerintah presiden Bashar al Assad.

"Beberapa keluarga telah berhasil mengevakuasi, sisanya bersembunyi," kata Majid Kurdi, seorang Kristen Kurdi yang memiliki kontak dekat dengan orang-orang percaya di kota yang dikepung tersebut.

"Saya berbicara dengan asisten pendeta dalam sebuah gereja evalengis terkemuka kemarin dan dia mengatakan bahwa dia dan keluarganya sedang bersiap untuk pergi dan berkata 'mohon doakan kamu, situasinya sangat buruk,'" kata kurdi kepada CBN News.

Puluhan ribu pria ketakutan, wanita dan anak-anak berlari dengan berjalan kaki dan membawa truk pick-up dari Afrin.

"Pastor mengatakan kepada saya bahwa dia lebih memilih tinggal di Afrin bersama gereja dan keluarga lainnya untuk berdoa bersama dan mendukung keluarga yang tersisa namun pertempuran semakin dekat dan sengit," kata Kurdi kepada CBN News.

Sabtu, 17/03/18 kemarin, di pinggiran kota Afrin, serangan udara dan penembakan Turki terjadi dan dilaporkan 18 warga sipil tewas oleh insiden itu.

"Kengerian ini mengingatkan pada tindakan awal ISIS di Irak," Nadia Murad, korban genosida Yazidi dan Duta Goodwill PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan tentang situasi yang sedang berlangsung di Afrin tersebut.

Sekitar 30.000 orang telah melarikan diri dari Afrin dalam beberapa hari terakhir ini, namun PBB mengatakan bahwa ratusan ribu warga sipil masih berisiko dan situasinya semakin parah.

"Laporan dari dalam Afrin menunjukkan bahwa puluhan anak telah terbunuh dan banyak lagi yang terluka," Marixie Mercado, seorang pejabat PBB mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Jenewa.

'Selama 10 hari terakhir keluarga menderita kekurangan air yang parah karena sumber air untuk kota di Afrika dilaporkan telah terputus," kata Mercado. "Keluarga mengandalkan air dan lubang bor yang tidak di netralisirkan dan tentunya berpotensi meningkatkan resiko penyakit kepada 250.000 orang."

Turki mengatakan telah menguasai Afrin, dan telah menargetkan kota tersebut karena berada di bawah kendali sebuah kelompok yang disebut the People's Proctection Unit (YPG), yang dianggap sebagai tempat teroris.

Beberapa laporan juga mengklaim bahwa Turki menggunakan mantan ISIS dan pejuang radikal lainnya untuk menyerang kota-kota Suriah Kurdi seperti Afrin.

Mendengar berita penyerangan ini, sebagai Indonesia dan sebagai Kristen tentu kita tidak bisa ambil diam. Kita perlu mendoakan saudara kita Kristen yang sedang diserang di Afrin. Biar Tuhan memberikan jalan keluar atas masalah ini dan Tuhan memberikan kekuatan kepada warga disana.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami