Rayakan Dies Natalis ke-68, GMKI Gelar Seminar Nasional dan Deklarasi Generasi Millenial
Sumber: Istimewa

Nasional / 18 March 2018

Kalangan Sendiri

Rayakan Dies Natalis ke-68, GMKI Gelar Seminar Nasional dan Deklarasi Generasi Millenial

daniel.tanamal Official Writer
2600

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menggelar Seminar Nasional bertajuk Pancasila, Hubungan Antar Agama, dan Revolusi Industri Ke-4 dan Deklarasi Generasi Millenial Menuju Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini adalah Penutupan Rangkaian Dies Natalis ke-68 GMKI yang dilaksanakan di Grha Oikoumene PGI-GMKI, Jakarta Pusat, Jumat (16/3).

Kegiatan ini diinisiasi GMKI dengan tujuan menjawab tantangan dunia masa depan dengan nilai-nilai konsensus kebangsaan dan umat beragama. Hadir sebagai pembicara kunci Prof. Sri Adiningsih yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H (Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Baktinendra Prawiro (Ketua Umum Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia), Pdt. Albertus Patty (Ketua MPH Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), dan Dr. Karuniana Dianta Sebayang (Wasekjen GP Ansor).

Dalam orasinya, Ketua Watimpres memaparkan bahwa pemerintah telah mengantisipasi kemajuan teknologi yang ditandai dengan Revolusi Industri ke-4 melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan digital sebagai faktor produksi utama.  "Kemandegan ekonomi 4 sampai 6 tahun yang lalu, saat ini sudah bisa dipacu dengan lebih baik. Untuk mengarusutamakan kekuatan digital bagi produktivitas masyarakat, pemerintah merencanakan elektrifikasi secara maksimal di seluruh pelosok negeri," katanya.

Prof. Sri Adiningsih menyampaikan, terkait dengan Pancasila dan generasi milenial, menurut data CSIS, 91% generasi millenial tidak menginginkan dasar negara berubah. "Hal ini menjadi potensi besar untuk terus memacu pembangunan bangsa dengan tetap berlandaskan Pancasila," katanya.

Prof. Jimly Asshiddiqie  menjelaskan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur hubungan antar umat beragama yang rukun dan saling mengisi. "Amerika yang memiliki nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, dan kepastian hukum cukup kuat dikarenakan "friendly spirit", yang berasal dari Protestan Ethics. Di Indonesia juga dihidupi oleh "brother/sistership spirit" yang tumbuh dari nilai-nilai Pancasila," ungkapnya.

Pendeta Albertus Patty sendiri menyampaikan keniscayaan Revolusi Industri ke-4 bisa dijawab dengan memanfaatkan kesempatan ini atau membiarkan disrupsi ini menjadi ancaman.

"Anak muda harus dibekali dengan kemampuan untuk membuat potensi ini menjadi kesempatan yang baik, dan hal ini harus dilakukan sendiri oleh anak muda. Dengan adanya kemajuan teknologi, perkembangan keagamaan juga sangat bergantung pada pemanfaatan alat-alat dijital tersebut, sehingga tidak ada penyalahgunaan teknologi seperti yang terjadi saat ini melakukan hoax, ujaran kebencian di media sosial, dan lainnya," katanya.

Juga Ketua Umum PIKI, Baktinendra Prawiro menyampaikan pengamalan Pancasila harus bersumber dari dalam hati nurani. Jika dahulu Pancasila diterjemahkan ke dalam 78 butir dan P4, sekarang harusnya sesuai konteks milenial. "Kontekstualisasi ini harus bisa menjawab tantangan disrupsi teknologi dan pemanfaatannya bagi kemanusiaan," ungkap Bakti.

Seminar ini dimoderasi oleh Alan Christian Singkali, Sekretaris Umum PP GMKI yang menyampaikan bahwa tanggungjawab masa depan bukan hanya tanggung jawab negara, sekelompok teknokrat, ataupun alim ulama, tapi tanggung jawab kita semua, khususnya oleh para generasi milenial yang tercerahkan.  "Ini yang menjadi alasan mengapa GMKI membahas topik ini. Agar generasi millenial tidak tercemar dengan hoax dan nuansa perpecahan, melainkan berkolaborasi dengan nilai-nilai Pancasila, untuk menghadapi tantangan Revolusi Industri ke-4," katanya.

Tidak selesai disitu, GMKI juga mendeklarasikan Generasi Milenial Menuju Indonesia Emas 2045 sebagai bentuk komitmen mahasiswa untuk tidak ikut-ikutan melakukan tindakan hoax, mengeluarkan ujaran kebencian, dan tindakan radikal lainnya. Deklarasi ini berbunyi, "Generasi Millenial Adalah Pelaksana Nilai-Nilai Pancasila, Generasi Millenial Adalah Pelaku Toleransi di Tengah Masyarakat, Generasi Millenial Adalah Pembangun Peradaban Indonesia".

Usai Seminar Nasional, kegiatan dilanjutkan dengan Malam Penganugerahan Panji Perdamaian Johannes Leimena kepada Buya Ahmad Syafi'i Maarif, Romo Frans Magnis Suseno, dan Pdt. S.A.E Nababan. 



Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami