Pernikahan tidak menutup
kemungkinan untuk seseorang mengalami krisis kepercayaan. Misalnya ketika rasa
cemburu yang lebih mendominasi membuat kita menjadi orang yang sensitif dan
mudah marah. Kondisi ini tentu saja membuat pasangan menjadi tidak nyaman sekaligus membuat kita ragu terhadap pasangan kita.
Krisis kepercayaan boleh jadi
berawal dari satu tindakan yang tidak jujur oleh pasangan, kemudian berujung
pada kita yang merasa terkhianati. Ketika menghadapi kondisi ini, kita cenderung tidak bisa
mengendalikan diri sendiri. Rasanya, apa pun yang pasangan katakan adalah sebuah kebohongan belaka.
Hal ini membuat hubungan menjadi tidak stabil, bahkan dapat menimbulkan perkelahian hingga perpisahan dengan pasangan. Ketika ada pada kondisi ini, empat langkah ini bisa mengembalikan kepercayaan kita terhadap pasangan.
Baca juga:
1. Mengampuni
Memang tidak mudah untuk
melakukannya, namun mengampuni pasangan kita merupakan langkah penting yang
dapat memulihkan hubungan kita sebagai suami istri. Pengampunan memerlukan hati
yang siap dan terbuka untuk menerima, mendengar dan memahami apa yang dikatakan olehnya.
Tahap ini tidak berarti melupakan
kesalahan pasangan, tetapi kita bisa menerima pasangan kembali dan memulai hubungan dari awal.
2. Ciptakan batasan untuk pasangan
Katakan kepada pasangan kalau
kita telah kecewa terhadap perilakuya. Kemudian, ciptakan batasan bagi pasangan
agar ia mengetahu apa yang boleh atau tidak boleh ia lakukan. Tanpa batasan,
semua orang dapat melakukan semau mereka.
3. Tanggung jawab
Setiap tindakan pasti memiliki konsekuensi.
Ibarat sebuah gelas yang pecah yang kemudian dibetulkan kembali, hati kita
tidak akan pernah sama seperti sedia kala.
Buatlah komitmen dengan pasangan mengenai apa yang akan terjadi jika ia
melakukan kesalahannya lagi. Dengan demikian, pasangan akan merasa lebih bertanggung jawab atas setiap tindakannya.
4. Bersabar
Baik kita maupun pasnagan harus memiliki satu
hal ini, yaitu kesabaran. Mengembalikan kepercayaan yang telah hilang tidak
terjadi hanya satu malam, satu minggu, bahkan satu bulan. Semuanya tergantung dari banyak faktor, salah satunya adalah tingkat luka yang kita alami.
Kepercayaan merupakan fondasi dalam sebuah
hubungan. Ketika hal ini dirusak, maka seluruh aspek dapat terpengaruh.
Diperlukan keinginan dari masing-masing pihak untuk memperbaikinya kembali. Ketika
menikah dulum kita telah berjanji di hadapan Tuhan untuk setia terhadap
pasangan, dalam keadaan apa pun. Termasuk dapat menerima semua kekurangan
pasangan kita.
Sebuah keluarga yang kokoh tidak hanya dibangun
oleh suami dan istri, tetapi Tuhan yang menjadi kepala dalam keluarga ini. Kita
harus bisa mengasihi pasangan atas dasar kasih kita kepada Tuhan. Dengan
demikian, kita bisa mendapatkan perkawinan yang sejati di dalam Tuhan.