Alkitab merupakan pedoman agar
kita bisa menjadi pribadi yang lebih dekat lagi dengan Tuhan. Bahasan dalam
Alkitab mencakup berbagai aspek dalam kehidupan. Alkitab membahas parenting,
pernikahan, hubungan sampai finansial. berikut adalah empat pendekatan Alkitabiah mengenai bagaimana kita harus menyikapi uang dalam kehidupan.
1. Menyimpan uang
Amsal 21:20, "Harta yang
indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya."
Orang bijak tidak akan
menghabiskan apa yang dimilikinya sekaligus, mereka akan menyisihkannya untuk
hari-hari yang hujan. Tidak ada hari yang sama, terkadang kita menghadapi hari yang cerah, terkadang hujan.
Kalau menghabiskan seluruh uang
yang dimiliki sekaligus, kita tidak akan punya apa pun jika sewaktu-waktu
terjadi hal yang tidak menguntungkan. Tidak ada yang bisa menebak masa depan,
karenanya kita harus siap menghadapi rintangan atau kondisi tak terduga dengan menghemat apa yang kita miliki, khususnya uang.
2. Serakah dan mendapatkan uang dengan cata yang curang akan membawa celaka
Amsal 15:27, "Siapa loba
akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup."
Tidak dapat dipungkiri kalau uang
merupakan hal penting dalam hidup ini. Tidak ada yang salah jika ada seseorang
yang bekerja keras untuk mendapatkan uang. Tetapi tindakan serakah dan melakukan kecurangan untuk mendapatkan uang akan merugikan diri sendiri dan menyakiti Tuhan.
Uang yang dihasilkan dengan cara
mencurangi, mencuri atau membodohi seseorang tidak akan berguna bagi kehidupan
kita. Bahkan, kita bisa bilang kalau uang jenis ini tidak membawa kepuasan, malah mengantarkan kepada masalah dan dosa.
3. Mengabdikan diri untuk uang berarti harus siap kehilangan segalanya
Amsal 23:4-5, "Jangan bersusah payah untuk
menjadi kaya, tinggalkanlah niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya,
lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali."
Ayat diatas sangat relevan dengan kehidupan
milenial. Rasanya, harta kekayaan menjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga
kita tanpa sadar hidup untuk mengejar uang. Padahal, kita tahu kalau kehidupan
bukanlah melulu tentang uang. Ada orang yang mengorbankan hubungannya dengan
sesama, kehilangan waktunya, hanya agar punya waktu lebih banyak untuk menghasilkan uang.
Kehidupan itu tidak pasti. Boleh jadi uang yang
kita miliki sekarang akan habis untuk besok pagi. Jadi, pahamilah kalau ada
banyak hal yang jauh lebih berharga dibandingkan dengan mengorbankan diri sendiri untuk mendapatkan lebih banyak uang.
4. Menolong sesama
Lukas 12:33-34, "Juallah segala milikmu
dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi
tua, suatu harta di sorga yang tidak akna habis, yang tidak dapat didekati
pencuri dan tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
Memberi memberikan kepuasan tersendiri bagi
jiwa kita. Memberi menunjukkan kalau kita tidak terikat terhadap uang atau
harta yang kita miliki. Hal ini juga mengajarkan kita untuk terus bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan terhadap hidup ini.
Ketika memberi, kita belajar kalau mengumpulkan
uang bukanlah satu-satunya tujuan hidup kita, tetapi ada hal yang lebih penting
dari pada hal itu, yaitu mengasihi sesama dengan memberikan sedikit dari
kepunyaan kita.
Tuhan tidak mau kita dikuasai oleh hal lain
selain Roh Kudus, karenanya Alkitab banyak membahas mengenai bagaimana kita
bisa mengelola uang dengan bijak. Alkitab juga menuntun kita kepada pepatah,
"Uang adalah hamba yang baik, tetapi tuan yang buruk." Melalui setiap
tindakan kita, tunjukkan kepada Tuhan kalau kita menempatkan iman percaya lebih
dulu dibandingkan dengan kekayaan.