Pada masa peperangan dulu, ada seorang pria
yang terpenjara dengan satu orang lainnya. Berada di sebuah penjara bawah tanah
yang gelap dan lembab membuat pria ini tidak mengetahui wajah dari rekan satu selnya.
Kendati demikian, ia menyadari kalau rekannya ini sering menaikan puji-pujian dan menyembah Tuhan untuk meminta pertolongannya. Suatu hari, ia berhenti berdoa dan berkata kepada pria ini, “Semuanya telah berakhir, Tuhan tidak lagi menyertai kita. Aku tahu, seseorang tidak berhak untuk berbicara seperti itu. Aku tahu. Tapi apa yang dapat kulakukan? Aku bukanlah orang bijaksana, bukan pula orang terpilih, apalagi orang kudus.
Baca juga: Dibalik Kesuksesannya Menjadi Rambo, Ada Kisah Sedih Stallone Yang Tidak Banyak Diketahui
Aku hanyalah manusia yang terdiri dari darah dan daging. Aku memiliki mata dan aku bisa melihat apa yang mereka lakukan disini. Dimanakah
kemurahan ilahi itu? Dimanakah Tuhan? Bagaimana mungkin aku bisa memercayaiNya? Bagaimana mungkin ada orang yang percaya kepada Tuhan yang murah hati ini?”
Setiap kita pasti punya pergumulan. Mungkin
tidak seberat orang yang ada di dalam penjara tersebut, dimana ia tidak lagi
menemukan harapan. Mungkin juga kita merasa kalau tidak ada lagi satu kuasa pun yang sanggup menyelamatkan kita.
Kita mencari-cari sosok Tuhan, dimanakah keberadaan Tuhan yang sanggup mengatasi setiap pergumulan yang ada ini. Tetapi, satu hal yang harus kita percayai bahwa pengharapan itu pasti ada. Tuhan itu hadir dan menantikan kehadiran kita di dalamNya.
Kita bisa belajar dari sosok Rasul Paulus dan
Silas yang pernah menghadapi pergumulan hidup yang pelik. Bagaimana tidak?
Mereka pergi ke kota Filipi untuk memberitakan Kabar Baik, sesuai dengan pengelihatan dari Tuhan.
Namun apa yang terjadi setelahnya? Bukan hidup
enak yang mereka terima, melainkan mereka dihina, dianiaya, bahkan di penjara.
Sekalipun kita melihat kehidupannya ini sangat menderita, tidak satu detik pun mereka menginginkan pergi dari Tuhan atau bertanya mengenai keberadaan Tuhan.
Dalam keadaan gelap, kaki dipasung dan tubuh penuh luka, Tuhan memberikan sebuah mujizat untuk mereka. Tuhan mengguncangkan penjara tersebut dan belenggu mereka terlepas. Kejadian ini sontak membuat kepala penjaga ketakutan, bahkan ingin bunuh diri.
Baca juga: Ternyata Lalat dan Lebah Ini Mirip Sama Kehidupan Manusia, Lho. Simak, Yuk!
Kisah Para Rasul 16:25-26, “tetapi kira-kira
tengah malam Paulus dan Silas berdo dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah
dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa
bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.”
Lantas, apa yang Rasul Paulus lakukan kepada
mereka? Ia mencegahnya melakukan hal tersebut dan satu rumah dimenangkan bagi
Tuhan Yesus. Percaya deh, seberat apa pun yang kita hadapi, ketika kita
memutuskan untuk tetap percaya, itu artinya kita telah membuka pintu bagi kuasa
dan pertolongan Tuhan atas persoalan hidup kita.
Sumber : jawaban.com