Kalau diartikan
secara harfiah,
insecure adalah perasaan yang tidak aman atau tidak nyaman. Perasaan yang
menghantui saat kita ngerasa
tidak cukup terhadap apa yang kita miliki. Contohnya saja saat merasa kalau dibandingkan dengan si A, pencapaian kita tidak ada apa-apanya.
Kalau kita pernah berada di posisi ini, ada tiga faktor yang bisa menghilangkan perasaan insecure yang kerap menimpa kita.
1. The art of feeling content
Perasaan 'cukup' ini merupakan
salah satu hal yang paling kuat. Kita merasa cukup terhadap apa yang kita
miliki sehingga tidak lagi lirik kiri kanan dan membandingkan diri sendiri
dengan orang lain. Insecure
timbul dari rasa takut akan sesuatu hal yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin terhadap kapasitas diri sendiri.
Setiap kita pasti pernah merasakan insecure
pada level yang berbeda. Bahkan, ada yang ekstrim sampai memutuskan untuk bunuh
diri. Iya, sampai segitunya. Insecure bikin kita jadi tidak percaya diri,
sehingga kita kalah dengan keadaan dan memutuskan untuk menyerah dan mengakhiri diri sendiri.
2. The art of to be grateful
Bersyukurlah dalam berkat apa
pun. Belajar melihat kalau ada sesuatu yang berharga atas apa yang kita miliki
saat ini. Setiap masalah, pasti semuanya dibuat untuk menempa kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Insecure tidak akan membuat kita merasakan damai
sejahtera, justru kita akan selalu merasa kekurangan terhadap apa yang kita
miliki. Sesekali, cobalah untuk merenungkan mengenai apa yang telah kita punya.
Bukankah Tuhan sudah sangat baik memberikan kita kesempatan yang baru setiap harinya?
3. The art of making peace with yourself
Mungkin ada orang yang merasa
insecure atas apa yang kurang dari kehidupannya. Merasa kalau fisiknya kurang
kurus, banyak jerawatan, sehingga ngerasain nggak pede sama apa yang kita
miliki. Apa pun yang kita miliki sekarang, itu adalah dari Tuhan.
Kita pasti tahu kalau apa yang Tuhan beri itu sudah pasti yang terbaik. Kalaupun itu tidak sesuai dengan keinginan kita, percayalah kalau karya Tuhan akan bekerja atas kita. Karenanya, kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri agar bisa merasakan damai sejahtera dalam diri kita.
Baca juga: Ibarat Minuman Keras, Menghakimi Juga Bisa Menjadi Candu. Ini 4 Alasannya
Dalam Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa
dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah:apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Salah seorang pendeta pernah berkata kalau kita
ini hidup ditengah-tengah dunia yang menyatakan kebenaran berdasarkan
apa yang dirasakannya. Dengan demikian, kita tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang benar.
Sebagai seorang percaya, yang sudah mengetahui
apa itu kebenaran, kita harus tahu kalau kita adalah gambaran dan rupa Allah.
Tuhan menciptakan kita dengan sempurna, sesuai denganNya. Dengan alasan itu,
kenapa kita masih saja membandingkan diri dengan orang lain?
Sumber : alexanderthian/jawaban.com