Siapa
bilang pernikahan itu nggak enak? Kalau nggak enak mana mungkin pasangan memilih menikah dan menjalani hidup bersama dalam satu atap?
Masih ragu juga
sama kebenarannya? Sebuah studi menemukan kalau pasangan menikah punya kesehatan
yang lebih baik daripada mereka yang sudah bercerai, atau yang sudah janda maupun
yang belum menikah. Salah satu keuntungan pernikahan adalah terhindarnya pasangan menikah dari serangan stroke.
Stroke adalah
salah satu penyebab utama kematian dan cacat di berbagai belahan dunia. Hampir 800.000
orang dewasa setiap tahunnya terserang penyakit ini. Sementara pemulihan penyakit
ini pun bergantung pada beberapa faktor, diantaranya kualitas perawatan kesehatan.
Seperti berapa baik mereka mematuhi aturan perawatan dan seberapa patuh mereka menjalani kehidupan yang sehat setelah sembuh.
Lalu apa hubungan pernikahan dengan penyakit stroke?
Studi yang
dilakukan di Duke University menunjukkan bahwa mereka yang sudah menikah jauh
lebih sehat dibanding orang-orang yang hidup sendiri tanpa pasangan. Studi ini membuktikan
kalau dukungan sosial dari orang lain (seperti dari pasangan menikah) bisa memperbaiki
kesehatan penderita penyakit kardiovaskuler. Sementara mereka yang belum
menikah memiliki risiko lebih besar terkena stroke, yang juga umumnya berkaitan dengan serangan jantung.
Hasil studi
ini didapatkan setelah para peneliti melakukan survey data kepada 2.351 orang
dewasa dari beragam ras dan etnis yang berusia 41 tahun ke atas dan mengalami stroke
sejak tahun 1992 sampai 2010. Mereka lalu diminta untuk menjawab pertanyaan seputar kesehatan dan gaya hidup mereka, termasuk status pernikahan selama lima tahun belakangan.
Selama masa
itu, ditemukan sebanyak 58% korban stroke meninggal dunia. Dibanding dengan mereka yang sudah menikah, mereka yang belum menikah mengalami kematian sebesar 71%.
Sementara mereka yang kehilangan pasangan berisiko lebih tinggi meninggal dunia akibat serangan stroke dibanding mereka yang janda/duda atau yang sudah bercerai, dimana tingkat kematian mencapai 23 sampai 25%. Mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan justru mengalami tingkat kematian yang lebih besar sekitar 39 sampai 40%.
“Penelitian
kami adalah yang pertama kali menunjukkan bahwa pengalaman pernikahan saat ini
dan di masa lalu memiliki konsekuensi signifikan terhadap prognosis seseorang yang
mengalami stroke,” kata Matthew E. Dupre, penulis studi dan profesor di Duke’s Department of Community and Family Medicine.
Baca Juga :
‘Pacaran Untuk Menikah’ Atau ‘Menikah Untuk Pacaran’?
18 Tahun Menikah, David dan Victoria Beckham Baharui Janji Nikah
Meski
begitu, para peneliti ini tetap belum bisa mengatakan bahwa hasil studi yang mereka
lakukan benar-benar valid. Karena studi ini tidak dilakukan secara mendalam,
seperti menggali tentang kualitas pernikahan terhadap tingkat stress, kecemasan
dan kemungkinan stroke yang diderita pasangan menikah.
Sekalipun begitu,
hasil studi ini bisa jadi informasi yang menambah wawasan kita. Dan pastinya kita
meyakini kalau pasangan menikah setidaknya bisa merasakan kebahagiaan bersama. Saat
kita bahagia otomatis hidup kita akan lebih sehat dan jauh dari stress dan kecemasan.
Selain itu pasangan yang peduli dengan kesehatan pasti akan saling mendukung untuk
menerapkan pola hidup yang sehat dan seimbang juga.