Waktu kita jalan
di suatu tempat dan ketemu bapak-bapak tua renta dengan tentengan jualannya, biasanya
apa sih yang kamu lakukan? Langsung menyamperin, mengajak ngobrol karena merasa
iba atau malah melewatkannya begitu saja? Sebagian besar dari kita sering kali memilih yang kedua bukan?
Tahukah kamu
kalau seorang gadis muda asal Yogyakarta bernama Nita Kussumadewi. Meskipun pengalaman
ini terjadi dibulan November 2017 silam, tapi apa yang dilakukan Nita pantas kita contoh.
Seperti diposting di akun Facebooknya pada Senin, 6 November 2017 silam, Nita menuturkan kisahnya bertemu dengan seorang bapak tua yang menenteng dua buah lukisan besar yang diikat dengan tali rafia.
Baca Juga :
Dalam 3 Tahun Ketiga Putranya Meninggal, Lorelei: Aku Tahu Ini Ujian dari Tuhan
Tetap Percaya Walau di Tengah Masa Sulit, Kisah Chris Quilala Pasca Kematian Putranya
Peristiwa itu terjadi di suatu sore saat terkena hujan ketika berkendara dengan motor roda duanya. Dia pun berteduh di sebuah rumah kosong di Denggung, Tridadi, Sleman. Awalnya, Nita memang tak menghiraukan orang-orang di sekitarnya, termasuk si bapak tua itu. Tapi entah kenapa hati kecilnya berbisik dan menyuruhnya untuk menghampiri bapak tersebut dan berbincang dengannya.
Keterangan: Postingan gambar di akun Instagram Nita Kussumadewi
Singkat ceritanya,
Nita pun mulai bertanya soal lukisan si bapak tua yang tepatnya adalah lukisan perjamuan
terakhir Yesus. Dengan memberanikan diri Nitapun bertanya, “Maaf Bapak jika pertanyaan saya sedikit lancang. Bapak nasrani? Kok lukisannya begini (gambar Tuhan Yesus di perjamuan terakhir)?”
Jawab si
bapak tua, “Saya Islam…kakak-kakak saya
yang Nasrani..di keluarga saya, cuma saya yang Islam..saya itu nggak memandang apa
agama saya kok mbak..saya pengen gambar apa ya saya gambar saja..di rumah itu
banyak gambaran saya..ada yang Tuhan Yesus waktu masih di kandang..ada yang Tuhan Yesus masih kecil..ada yang Tuhan Yesus pakai mahkota duri..”
Setelah bertanya
panjang lebar, baik dari kondisi si bapak tua dan kesehariannya menjual lukisan-lukisannya
sampai kondisi keluarganya. Tiba di satu titik, Nita pun mulai merasa begitu tersentuh
setelah mengetahui bahwa si bapak tua itu sedang butuh uang untuk menghidupi keluarganya.
Kadang saat berjualan, dia bahkan bisa nggak dapat pemasukan selama berhari-hari meskipun sudah berkeliling dari satu daerah ke daerah lain dengan berjalan kaki.
Mendengar hal
itu, Nita akhirnya terdorong untuk membantu. Dia pun menyodorkan bantuan untuk menyebarkan
lukisan-lukisan tersebut di sosial medianya. Dia juga meminta nomor telepon si bapak untuk kemudian bisa menghubunginya.
Bagi Nita pertemuan
itu begitu berharga. Dia mengaku bahwa lewat bapak tua itu dia diingatkan lebih
bersyukur dalam hidup. “Yang jelas, gusti
Yesus sudah menampar saya melalui Bapak ini. Setelah tau bagaimana latar belakang
Bapak ini, dan bagaimana perjuangan dia dalam membiayai keluarganya, serta bagaimana
dia memposisikan diri hidup di tengah tengah keluarga yang sebagian besar Nasrani, saya nangis sampai Bapak ini merangkul dan menenangkan saya..” tulis Nita.
Tak cuma itu,
Nita malah begitu kagum dengan pria tua itu karena setiap ucapannya penuh dengan kebijaksanaan.
“Terakhir, saat saya mau pamit, tidak lupa saya
menyemangati Bapak ini..Lalu di jawab dengan, ‘Saya anggap saya sedang memikul salib..sama seperti Gusti Yesus.’ Semakin nangis, tapi tak ampet..karna irung udah buntet..” tulisnya
Nita pun
akhirnya mewujudkan janjinya untuk memposting lukisan Perjamuan Yesus itu ke akun
Facebooknya. Di foto itu pun tercantum nama si bapak tua yaitu Joko Setiawan, salah satu warga Catur Harjo, Sleman, Yogyakarta.
Sejak dipublikasi,
sebanyak lebih dari 2 ribu orang membagikan postingan tersebut. Beragam komentar pun berdatangan dan berisi ucapan semangat.
Bahan Renungan
Dari kisah ini,
kita belajar bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup. Bahkan waktu bertemu seseorang
di suatu tempat pun, kita bisa saja belajar dari dia tentang berbagai hal. Lewat
seseorang yang kita temui, kita bisa saja mengalami pertemuan dengan Tuhan. Dia
bisa saja adalah malaikat yang Tuhan kirimkan untuk menyampaikan pesanNya atas hidup kita.
Sebaliknya,
kita juga bisa jadi saluran berkat bagi orang yang kita temui. Kita bisa saja mengalami
pengalaman yang sama dengan Nita asal kita punya belas kasihan kepada orang
lain. Inilah teladan yang Yesus tinggalkan untuk orang-orang percaya.
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh
belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang
tidak bergembala.” (Matius 9: 36)